Indonesia Website Awards
Showing posts with label relationship. Show all posts
Showing posts with label relationship. Show all posts

Toxic Marriage, Bertahan dalam Luka atau Mengikhlaskan Kehilangan

Bertahan atau kehilangan
Toxic Marriage,
via feepik dan canva


Setiap keputusan pasti ada konsekuensinya. Ketika hanya bisa memilih bertahan dalam luka atau mengikhlaskan kehilangan dalam sebuah relationship atau marriage. Satu hal yang pasti, nggak akan mudah apalagi jika berhubungan dengan toxic people atau toxic marriage. 


Di satu sisi, jika memilih bertahan maka hubungan ini terasa dipaksakan dan ada pihak yang merasa terluka. Namun, jika melepaskan pun harus siap dengan berbagai hal, termasuk berpisah.


Ada berbagai pilihan hidup yang harus diambil, termasuk saat mangalami masalah toxic relationship dalam pernikahan. Ketika dilema harus memilih di antara dua pilihan, terus bertahan tapi hati merasakan luka atau siap kehilangan dengan melepaskan atau berpisah. 


Hubungan yang toksik, pasti tidak akan pernah nyaman bagi siapapun. Berurusan dengan toxic people atau toxic marriage, bagaimana menyikapinya? 



Apa itu Toxic Marriage


Toxic relationship atau hubungan yang toksik, bisa juga terjadi pada hubungan pernikahan atau disebut toxic marriage. Pernikahan yang toksik sangat melelahkan karena salah satu atau kedua belah pihak merasa tersakiti terus menerus. 


Pertengkaran demi pertengkaran yang tidak pernah usai atau semakin intens terjadi dalam rumah tangga, bahayanya lagi jika sampai terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini bisa menimbulkan dampak psikis KDRT terhadap anak atau perempuan.


Dalam toxic relationship, terutama hubungan pernikahan akan terlihat bahwa kedua pasangan tidak mampu lagi saling mendukung, tidak ada rasa menghargai, kurangnya kekompakan, munculnya persaingan tidak ada rasa hormat bahkan saling menghancurkan satu sama lain. 


Toxic marriage atau pernikahan yang toksik lama-kelamaan akan menjadi bom waktu dan akan merusak kondisi mental, emosional, sampai melemahkan kondisi fisik seseorang. 


Ketika pilihannya hanya bisa terus terluka jika memilih bertahan atau merasakan kehilangan karena melepaskan. Keduanya tampak tidak mengenakkan dan jadi dilema di antara dua pilihan, yaitu harus memilih untuk bertahan atau melepaskan.


Dua hal yang bagi saya tidak bisa ditolerir dalam pernikahan yaitu kekerasan dan perselingkuhan. Kekerasan dalam rumah tangga bentuknya bukan hanya masalah fisik saja tetapi juga masalah kekerasan secara emosional atau verbal. 


KDRT secara verbal atau emosional bisa  dengan ucapan yang menyakitkan atau terus-menerus menghukum pasangan dengan mendiamkan atau mengacuhkan pasangan.

 

Pintu perselingkuhan biasanya dibuka dengan sikap pasangan yang menyembunyikan sesuatu baik itu menyembunyikan status pernikahan karena ingin dianggap single dan punya kesempatan untuk mencari sosok idaman selain pasangan sahnya. 


Paling parah jika sudah berhubungan seperti layaknya suami istri. Pokoknya bagi saya "Big No" untuk mentolerir sebuah perselingkuhan.

 


Ciri-ciri Toxic Marriage


Banyak perempuan yang menjalani hubungan pernikahan beracun namun mengabaikan tanda atau ciri-ciri toxic marriage ini. Sering kali perempuan digambarkan sosok yang harus mampu bersabar mempertahankan ikatan suci yang bernama pernikahan. 


Namun, kesabaran yang seperti apakah yang bisa terus ditolerir? Apakah jika pasangannya terus menyakiti hati, tak menghargai, bahkan terang-terangan memiliki perempuan lain harus terus dipertahankan? 


Kenali ciri-ciri pernikahan yang toksik, dari beberapa tanda di bawah ini!


1. Tidak mampu saling memahami pasangan dengan baik

Menganal atau memahami pasangan itu tak hanya sekedar saling mengenal sifat masing-masing tetapi tidak bisa beradaptasi dengan kondisi tersebut.


2. Kurangnya kejujuran atau keterbukaan antar pasangan

Tidak ada batasan jelas atau transparansi antar pasangan sehingga salah satu pihak bisa terus mendominasi atau mengatur sepihak bahkan bisa membohongi pasangannya.


3. Tidak mampu berkomunikasi dengan baik

Jika dalam pernikahan sudah mulai berkurangnya komunikasi dua arah, timbulnya kecemburuan berlebihan, adanya ancaman, selalu menyalahkan, hingga timbul pertengkaran tanpa henti sudah bisa dipastikan bahwa sedang menjalani toxic marriage. 

4. Tidak mampu mengatur waktu atau kondisi finansial dalam berumah tangga

Hidup dalam pernikahan yang beracun bisa menimbulkan bilangnya kebahagiaan keluarga hingga rusaknya mental health.


Jadi, sebaiknya kenali ciri-ciri pernikahan yang toksik agar bisa mengambil langkah tepat sebagai solusinya. Jangan sampai tidak menyadari sedang berada dalam hubungan pernikahan yang beracun atau toxic marriage.



Solusi Menghadapi Toxic Marriage


Bersabar dalam pernikahan, biasanya perempuan cenderung banyak pertimbangan sebelum mengambil keputusan penting dalam hidupnya termasuk dalam mengatasi masalah toxic marriage


Namun, pernikahan bukanlah sebuah hukuman atau penjara yang harus terus berada di dalamnya tetapi jiwa atau raga tertekan menjalaninya. 


Semua keputusan ada di tangan kedua pihak yang menjalani. Saya pernah mendengar kajian Ustaz Rifky Jafar Thalib dalam Chanel YouTube "Sayap Dakwah TV" mengenai "Ketika hanya bisa memilih terluka atau kehilangan?" 


Jawaban ustaz Rifky tersebut menurut saya bisa dijadikan solusi untuk mengatasi konflik dalam pernikahan. Ketika harus memilih antara bertahan atau melepaskan, perlu ada pertimbangan berikut ini!


Apakah masih ada prasangka baikmu terhadap pasangan?


Poin pertama adalah seberapa besar prasangka baik tentang pasangan dalam menjalani kehidupan kehidupan rumah tangga? Sifat manusia itu bisa senantiasa berubah. 


Allah jugalah yang membolak-balikan hati manusia. Kita nggak pernah tahu kapan hidayah itu datang dan bisa saja manusia berubah jadi lebih baik.


Namun, jika dalam hatimu sendiri meragukan bahwa pasangan bisa berubah dan dengan bertahan itu rasanya tidak sanggup, ya semua itu pilihanmu sendiri.


Jangan lupa libatkan Allah dalam mengambil keputusan penting seperti memilih antara melanjutkan pernikahan atau melepaskannya karena keduanya juga punya konsekuensinya masing-masing.


Apakah dengan bertahan dalam pernikahan bisa membuatmu lebih baik?


Satu lagi poin penting yang perlu dipertimbangkan, apakah dengan bertahan dengan pernikahan toksik bisa membuatmu lebih dekat dengan-Nya atau bahkan malah membuatmu mengalami depresi? 


Kondisi stress pada perempuan yang bekepanjangkan bisa menjadi salah satu pemicu depresi. Apakah dengan bertahan itu membuatmu lebih baik? Ada yang bersabar dalam pernikahan hingga akhirnya pasangannya mendapat hidayah dan berubah jadi lebih baik.


Ada yang ikhtiarnya bertahan tetapi Allah berkehendak untuk kehilangan dan selanjutnya menemukan bahwa dengan kehilangan digantikan dengan yang lebih baik misalnya dengan anak saleh yang jadi penyejuk hati.


Hidup itu singkat, jangan sampai menghabiskan waktu dengan orang yang salah seumur hidupmu 


Roda terus berputar,  bisa jadi keadaanmu sekarang adalah kekeliruanmu di masa lalu. Bisa jadi luka dalam pernikahanmu adalah kekeliruanmu sendiri. 


Bisa jadi memang di awalnya keliru memilih pasangan. Kadang sudah ada tanda dari sebelum menikah akan seperti apa pasanganmu kelak. Semua itu konsekuensi atas pilihan atau keputusanmu sendiri sebenarnya.


Jika dihadapkan dengan pasangan yang toksik, apakah sanggup bertahan dengan sikap atau perilakunya saat ini? Jangan berharap pasanganmu berubah takutnya malah kecewa, karena karakter atau sifat sudah melekat dalam dirinya dan tidak semudah itu berubah.


Jika saat sebelum menikah kamu berharap pasanganmu akan berubah setelah menikah, siap-siap saja kecewa. Pilihannya setelah menikah adalah masih bisakah kamu menerima dia seumur hidupmu? 


Hidup itu singkat.  Jangan sampai menghabiskan waktu seumur hidupmu dengan orang yang salah.


Dalam syariat Islam, perceraian itu ibadah


Meski yang namanya perceraian menjadi kegagalan pasangan berumah tangga, bisa menimbulkan dampak yang cukup besar bagi pasangan, anak, keluarga besar ternyata perceraian ini adalah ibadah karena dalam syariat Islam diatur sendiri oleh Allah SWT. 


Tidak seperti pernikahan dalam agama lain yang tidak boleh bercerai karena pernikahan itu hanya bisa dipersatukan atau dipisahkan oleh Tuhan.


Perceraian itu ibadah karena ada syariatnya sesuai aturan yang Allah tetapkan, seperti misalnya ada talak 1,2, atau 3. Ada nafkah terhadap mantan istri atau nafkah iddah dan juga nafkah anak hingga ia dewasa. 


Meski perceraian itu sebenarnya dibenci oleh Allah SW, tetapi menjadi hal yang diperbolehkan jika dijalankan sesuai syariat karena jalan terakhir yang jadi solusi untuk sebuah hubungan toxic marriage adalah berpisah atau bercerai. Meski di sisi lain harus kehilangan pasangan. 


Percayalah bahwa semua yang terjadi adalah ketentuan dari-Nya yang perlu diyakini dan dijalani dengan penuh prasangka baik. Pada akhirnya Kita akan mempu mengambil hikmah dari setiap keadaan jika mampu membaca kebesaran-Nya.


Berbicara tentang membaca, ini  bisa menjadi self healing  dan me time bagi saya. Selain itu, manfaat lainnya adalah bisa membuka wawasan tentang dunia luar. 


Saya punya kenalan sosok inspiratif, seorang  yang multitalented  seperti Blogger Eno, seorang penulis buku  baik penulis buku anak, penulis novel, blogger dan editor freelance . 


Melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan itu penting. Selain itu cobalah berpikir realistis. Jangan sampai kehilangan logika atas nama cinta lalu memilih terus menerus terluka, kemudian menghancurkan diri sendiri.


Toxic marriage, bertahan dalam luka atau mengikhlaskan kehilangan. Sekali lagi dalam memutuskan sebuah pilihan jangan lupa libatkan Tuhan dengan berdoa meminta dipilihkan jalan yang terbaik.  Bagaimana dengan pendapat Sahabat?



Salam,








Dilema antara Dua Pilihan, Bertahan atau Melepaskan?

Dilema antara dua pilihan
Bertahan atau Melepaskan?
ilustrasi dari frepik.com dan canva.com


Saat dihadapkan pada sebuah pilihan, bertahan atau melepaskan? Ketika dilema di antara dua pilihan, jalan mana yang akan dipilih? Sudah seyakin apakah keputusan yang akan diambil. 


Melihat kasus di sekeliling kita, meski sudah berlalu kasusnya, saya atau mungkin orang lain menyayangkan keputusan penyanyi "Kejora" yang mencabut gugatan kekerasan terhadap suaminya lalu kembali ke sisinya.


Meski keputusan itu adalah hak prerogative Kejora karena itu adalah hidupnya dan dia juga yang akan menjalani pernikahannya. Istilahnya hidup dia, kan dia sendiri yang menjalani. Dia yang bahagia atau terluka hanya dirinya sendirilah yang merasakan.


Jujur saja, jika saya yang ada di posisinya dia mungkin untuk mencabut gugatan, saya akan lakukan sekitar sebulan saja setelah itu saya akan menggugat cerai aktor RB karena saya menghargai diri saya dan tidak ingin terluka kembali dengan kekerasan yang mungkin bisa terjadi di kemudian hari. Mengubah sikap atau sifat seseorang itu sulit, apalagi sudah mendarah daging.



Bertahan atau melepaskan? Ketika berada di persimpangan


Dalam sebuah hubungan atau relationship, tak selamanya berbuah manis. Luka itu siapakah yang memulainya? Kedua belah pihak bisa saja saling terluka satu sama lain karena tanpa disadari salah satu atau kedua pasangan sudah tak sekalian lagi. 


Berada dalam relationship yang tidak sehat, membuat dihadapkan ke dalam sebuah pilihan yaitu menerima atau melepaskan. Suatu hubungan yang dimulai dengan kebahagiaan belum tentu bisa terus langgeng.


Ada kalanya pilihan berpisah diambil sebagai solusi ketika bersama hanya menyisakan luka.  Siapakah yang membuat luka itu menganga? Tanpa disadari seseorang terluka karena ekspektasinya sendiri. Kecewa saat harapannya tak sesuai dengan kenyataan. 


Hanya seseorang yang berhati sangat luas mau menerima dan kembali memaafkan pasangannya. Dalam kasus KDRT, efeknya bisa dirasakan juga oleh anak terutama efek psikologis KDRT terhadap anak.


Dengan dalih pertimbangan anak, Kejora mencabut gugatan dan kembali membina rumah tangga dengan RB. Meski saya lihat sosok RB tampak datar-datar saja ketika bersama istri yang segitu sabar dan baiknya mau menerima dia kembali. 


Bisa saja rasa yang ada diantara mereka berdua sudah tak lagi sama. Ketika satu pihak ingin bertahan dan pihak lainnya seperti yang terpaksa, jujur saya nggak mau berprediksi terlalu jauh.


Masalah jodoh itu memang harus diupayakan, tapi ini berkaitan juga dengan takdir atau ketentuan dari-Nya. Tuhan mungkin masih memberikan mereka waktu dan kesempatan untuk bersama atau memperbaiki diri. 


Kita nggak pernah tahu kapan hidayah itu datang, siapa tahu suatu saat nanti pasangan Kejora ini bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi. Kita nggak pernah tahu rencana-Nya seperti apa.


Meski banyak yang menyayangkan keputusan Kejora untuk bersama lagi, sekali lagi itu adalah hak prerogative dirinya. Sebagai orang luar memang Kita hanya bisa menilai saja, karena hidup dia yang menjalani. 


Meski seluruh Indonesia menentang agar tak bersama lagi, tapi keputusan Kejora untuk bertahan pastilah dengan berbagai pertimbangan dan sekali lagi itu adalah halnya dia menentukan jalan hidupnya mau dibawa ke arah mana. 



Hidup ini penuh pilihan, pilihlah dengan bijak


Aku mencintaimu, biarlah, ini urusanku. Bagaimana kamu kepadaku, terserah, itu urusanmu.” (Quote Dillan 1991)


Mendadak saya jadi teringat quote Dillan nih. Buat yang lagi bucin sepertinya quote ini mewakili perasaannya. Jadi yang saya pikirkan seseorang memilih kembali pada pasangannya, faktor utamanya karena masih ada perasaan cinta. 


Cinta yang begitu besar sampai  bisa terus berprasangka baik agar suatu saat perasaannya bisa saling tertaut satu sama lain. Selalu ada pilihan hidup yang bisa diambil. Buatlah keputusan yang bijak. 


Mungkin ya, di balik alasan anak perasaan cinta masih mendominasi ketika seseorang memutuskan kembali pada pasangannya setelah disakiti, terutama KDRT. 


Hanya saja menurut saya justru untuk kasus kekerasan jika terjadi pada wanita dan keadaan psikisnya terganggu justru anaklah yang kasihan. Bisa jadi dia mendapatkan pelampiasan kemarahan ibunya saat bermasalah dengan suaminya. Itulah Salah satu diantara banyak alasan kenapa wanita rentan depresi.


Hidup ini pilihan, banyak kasus perempuan yang memilih melepaskan diri dari belenggu atau memilih melepaskan dibandingkan harus bertahan tapi memendam luka. 


Banyak juga perempuan yang setelah memilih melepaskan atau berpisah dia jadi lebih bersinar meski Ada juga yang terpuruk karena keadaan finansial yang asalnya disokong suaminya kini dia harus berdiri sendiri. 


Ternyata memang perempuan itu perlu mengasah kemampuan atau keterampilannya. Bukan maksudnya mendiskreditkan full time IRT ya, saya nggak ingin ada perdebatan antara Full Time Mom Vs Working Mom.


Saya menyatakan ini hanya jaga-jaga saja ketika saatnya pasangan meninggalkan perempuan baik dipisahkan karena kematian atau berpisah, sang perempuan bisa berdikari atau mandiri. 


Pernikahan tak selamanya indah, ada banyak pasangan yang memilih berpisah setelah sekian lama bertahan dalam hubungan yang toksik atau menjalani toxic relationship.


Pada akhirnya Kita tak bisa bergantung pada siapa pun kecuali diri sendiri dan Tuhan pastinya. Jadi menurut saya, seorang perempuan perlu mengasah skill atau passionnya  sendiri. Bisa di bidang memasak, menjahit, berniaga atau menekuni hobi yang bisa menghasilkan seperti  passion menulis salah satu contohnya.


Setelah menikah saya juga memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya di laboratorium klinik. Pengalaman bekerja di Lab Klinik selama hampir Lima tahun memberikan banyak cerita. Setelah punya anak, saya mencoba peruntungan lain seperti berjualan daster, batik, mukena sampai kosmetik, sampai akhirnya saya nyaman menjadi blogger dan bersyukur bisa mengasah skill menulis dan bisa punya bonus alias tambahan penghasilan dari sini.


Menjadi momblogger  itu penuh dengan tantangan, karena ngeblog juga butuh fokus, jangan sampai lalai terhadap anak dan kebutuhannya, dalam hal ini kebutuhan psikis anak untuk ditemani, didengarkan dan diberikan rasa nyaman. Home education itu penting untuk anak, salah satunya dengan menemani anak bermain dan melekatkan bonding satu sama lain.


Ketika dilema dengan dua pilihan, bertahan atau melepaskan pilihlah secara bijak. Hidup ini adalah pilihan. Pilihlah dengan bijak mana jalan yang akan ditempuh. Pastikan melibatkan Tuhan untuk meminta petunjuk agar tidak salah langkah ke depannya. Setuju, kan, Sahabat Catatan Leannie?



Salam,






7 Resep Keluarga Harmonis, Salah Satunya Suami Istri Masak Bersama

 

Resep Keluarga Bahagia
Suami Istri Masak,
ilustrasi dari Freepik.com dan Canva 


Setiap orang pasti mendambakan keluarga harmonis dan bahagia. Siapa, nih, yang ingin tahu resep keluarga bahagia? Ternyata di antara banyak resepnya, salah satunya adalah #SuamiIstriMasak bersama. 


Membantu mengerjakan pekerjaan rumah termasuk memasak berasama pasangan bisa jadi salah satu kunci menciptakan keluarga yang harmonis.Masih banyak rumah tangga yang menerapkan tradisi zaman dahulu, bahwa pekerjaan rumah itu kodratnya istri dan suami nggak perlu membantu atau turun tangan dalam pekerjaan rumah. 


Padahal sebenarnya kodrat perempuan setelah menikah itu adalah hamil, melahirkan dan menyusui. Hal yang tidak bisa dilakukan oleh laki-laki itulah namanya kodrat perempuan.


Jika dipelajari lagi ilmu tentang pernikahan, yang namanya memberikan nafkah atau memberi makan pada istri sudah termasuk menyiapkan sendiri makanannya. Hanya saja adat dan tradisi yang membuat semua pekerjaan rumah adalah tanggung jawab pihak perempuan. 



7 Resep Keluarga Harmonis dan Bahagia


Resep Keluarga Harmonis
Keluarga harmonis dan bahagia,
ilustrasi dari freepik.com/@Lifestylememory.


Ada berbagai resep untuk menjadikan keluarga harmonis dan bahagia. Menciptakan quality time juga penting. Kebahagiaan itu diciptakan, yang pasti harus ada upaya dari kedua belah pihak agar menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah seperti tujuan pernikahan yang sesungguhnya.


Inilah resep keluarga harmonis dan bahagia yang perlu diperhatikan setiap pasangan dalam membangun rumah tangga, di antaranya:


1. Menjauhkan gadget saat bersama keluarga

Sebaiknya memang saat bersama keluarga tidak terlalu banyak bermain gadget baik untuk orang tua maupun anak. Ketika orang tua, terutama ayah pulang kerja dan berada di rumah lebih baik fokus ke keluarga. Jangan terlalu lama berinteraksi dengan smartphone.


Untuk anak, sebaiknya screen time dibatasi agar tidak terlalu lama main gadget, khawatir kena radiasi juga jika terlalu lama main handphone


Menjauhkan gadget saat bersama keluarga akan mengembalikan kehangatan atau keharmonisan kuarga. Semakin merasakan quality time dengan meminimalisir penggunaan handphone


2. Menghargai dan banyak bersyukur

Sudah sepantasnya Kita menghargai kebersamaan.  Menghargai pasangan yang telah mendampingi Kita selama ini. Bersyukur diberikan keluarga, anak yang sehat dan pintar. Memiliki rumah tempat berlindung. Jangan sampai menyia-nyiakan mereka yang selalu ada untukmu.


3. Berbagai tugas dalam pekerjaan rumah tangga 

Membantu pekerjaan istri di rumah itu adalah sunnah, jadi memang pekerjaan rumah tangga sebaiknya tidak dipikul sendirian oleh istri, terutama jika tidak memiliki asisten rumah tangga. 


Tugas istri cukup banyak di rumah, dari mulai mengurus, mendidik anak, membersihkan rumah, memasak, dan lainnya. Sudah sepantasnya seorang suami mau berbagi tugas dalam pekerjaan rumah tangga.


4. Menyeimbangkan kehidupan keluarga dan pekerjaan

Jangan sampai terlalu sibuk bekerja, terutama untuk para suami atau ayah. Jangan lupa alasan bekerja keras untuk keluarga. Jadi jangan sampai kehilangan semua waktu demi pekerjaan dan melupakan keluarga.


5. Memiliki waktu untuk diri sendiri atau me time 

Memiliki waktu untuk diri sendiri atau me time juga penting, sih, menurut saya. Soalnya sebagai seorang istri atau ibu perlu juga menjaga kewarasan agar tidak kehilangan diri sendiri. 


Bisa pergi ke luar rumah sendiri, membaca buku kesukaan, menonton acara favorit atau sekadar makan mie rebus sendirian bisa membuat seorang istri atau ibu bahagia.


6. Membuat keputusan bersama, bukan sepihak

Setelah menikah, ada kalanya mendiskusikan keputusan bersama itu penting agar kedua belah pihak merasa puas. Jangan sampai mengambil keputusan sepihak tanpa meminta pertimbangan pasangan, kadang seorang istri ingin dilibatkan dalam pengambilan keputusan.


7. Menciptakan quality time dengan cara Suami Istri Masak bersama

Menciptakan quality time bersama keluarga bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan  Suami Istri Masak bersama. Sangat menyenangkan bisa memasak bersama pasangan. Hal ini bisa meningkatkan bonding satu sama lainnya.



Suami Istri Masak bersama, Masakan Lezat Membuat Hati dan Keluarga Bahagia


Salah satu moment yang menyenangkan adalah ketika bisa memasak bersama pasangan. Kebanyakan lelaki memang menganggap urusan dapur itu urusan perempuan, tetapi sebenarnya tugas rumah tangga termasuk memasak bisa dilakukan bersama.


Memasak bersama pasangan punya banyak manfaat di antaranya bisa quality time bareng, mengalihkan dari rutinitas harian yang membosankan, bisa mengontrol lebih dekat dengan pasangan, serta bisa menyiapkan menu yang lebih sehat juga bersih.

Sebagai ibu, saya sering sekali membuat masakan favorit keluarga, terutama kesukaan anakku. Biasanya saya memasak menu yang simpel dan praktis saja tetapi disukai seluruh keluarga, contohnya menyiapkan nasi goreng spesial atau membuat mie goreng Jawa yang ditambahkan kecap ABC.


Seluruh produk ABC termasuk kecap ABC telah terdaftar dan dianyatakan aman dikonsumsi oleh BPOM RI. Produk ABC ini diproduksi dengan standar, kualitas, keamanan yang tinggi untuk komsumen, mulai dari penggunaan bahan baku, proses produksi, hingga standar informasi yang tertera pada label kemasan produk.


Memasak bareng pasangan hasilnya semakin lezat dengan ditambahkan kecap ABC. Nggak perlu khawatir soal rasa, penambahan kecap ABC membuat masakan lebih kaya rasa dan pasti disukai oleh semua keluarga. Masakan yang lezat otomatis membuat hati bahagia. Hati yang bahagia dapat membuat hubungan keluarga semakin harmonis dan erat. 


Tulisan ini terinspirasi dari video #SuamiIstriMasak bersama Kecap ABC pada video ini. So, pasti sebagai istri, udah nggak ragu lagi kan, ya, buat ajak suami memasak bersama.



Dengan adanya quality time melalui #SuamiIstriMasak pastinya menjadi hal yang menyenangkan untuk dilakukan. Kegiatan atau kampanye ini diinisiasi pada tahun 2018. Tahun berikutnya yaitu tahun 2019, Insisiasi kampanye dilakukan saat Hari Kesetaraan Perempuan. 


Pada tahun 2020, adanya kolaborasi bersama platform edukasi yang melibatkan anak-anak dalam kampanye Hari Kesetaraan Perempuan. Sedangkan tahun 2021 yang lalu, adanya kolaborasi pasangan artis, yaitu Titi Kamal dan Christian Sugiono yang mengkampanyekan pentingnya kolaborasi suami dan istri saat berada di dapur.


Masakan yang lezat otomatis membuat hati bahagia. Hati yang bahagia dapat membuat hubungan keluarga semakin harmonis dan erat. Memiliki hobi memasak bersama dan menonton televisi juga rutinitas keluarga kami. Quality time yang berkesan nggak perlu mahal. Sering kali nonton bareng atau masak bersama jadi pilihan Kami. 


Nah, itulah 7 resep keluarga harmonis dan bahagia, salah satunya Suami Istri Masak bersama. Gimana nih, sama Sahabat Catatan Leannie, kira-kira kalau di rumah suka masak bareng pasangannya nggak, nih? 



Salam,













Waspadai Toxic People, Kenali Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya!


Ciri-ciri dan cara mengatasi Toxic People
Toxic people,
ilustrasi dari freepik.com dan canva


Toxic People, baik dalam hubungan pertemanan atau pernikahan pastinya akan membuat seseorang tidak merasa nyaman. Untuk mengetahui sebuah hubungan itu sehat atau toksik alias hubungan beracun, Kita perlu untuk mengenali ciri dan cara mengatasinya. 


Jika dihadapkan pada dua hal, melepaskan atau bertahan dalam sebuah hubungan yang tidak sehat atau toxic pasti bukan pilihan yang mudah. Sebelumnya publik dikagetkan dengan kasus pelaporan artis RB oleh istrinya sang biduan L. Apa yang tampak sempurna dari luar, belum tentu dalamnya juga seindah yang terlihat.


Melihat kasus di sekeliling saya. Baik dalam hubungan pernikahan atau pertemanan, jika salah satu diantara mereka ada yang bersikap toksik, sudah pasti membawa dampak negatif dan merugikan. 


Contohnya hubungan pernikahan, begitu banyak pernikahan yang diawali dengan cinta, kebahagiaan lalu berakhir dengan perpisahan dan luka. 


Ada berbagai alasan untuk melepaskan atau bertahan menjalani pernikahan meski mungkin kenyataan tak seindah harapan, tetapi ada juga yang memilih untuk mengakhiri pernikahannya. 


Sebuah hubungan Toxic biasanya terjadi karena salah satu diantara pasangan ada yang bersikap toxic alias menjadi toxic people. Apa sih toxic people, bagaimana ciri-ciri, dan cara mengatasinya?


 

Apa itu Toxic People?


Apa itu toxic people
Pengertian Toxic people,
Ilustrasi dari freepik.com


Toxic people atau orang yang bersifat toksik adalah seseorang dengan perilaku negatif dan selalu membuat hidup orang lain tidak nyaman. Sering kali seseorang yang bersifat toksik ini ada di sekitarmu, namun kamu nggak menyadarinya 


Toxic people mungkin bisa membuatmu lelah secara emosional karena ucapan atau sikapnya, bisa membuatmu stress bahkan depresi karena sikapnya. Berhadapan dengan orang yang toksik atau racun bisa membuatmu sakit secara fisik dan mental. Soalnya saat stress, banyak pikiran bisa membuat seseorang sakit secara fisik.


Jika dalam kehidupanmu terutama bertemu dengan orang yang sering menimbulkan konflik, bisa saja dirimu berhubungan dengan toxic people. 


Menurut penelitian Walden University, perilaku toksik ini merupakan gangguan kepribadian, karena kondisi ini mengganggu kondisi mental dan fisik orang lain. 


Kemungkinan toxic people pernah terluka di masa lalunya, punya inner child yang belum teratasi atau pernah mengalami kekerasan verbal, kekerasan fisik seperti mengalami KDRT pada wanita jika pasangannya seseorang yang toksik.


Selain itu, alasan seseorang menjadi toksik bisa jadi pernah mengalami masalah atau konflik relationship, memiliki inner child yang terluka atau tertekan di masa lampau. Kini orang lainlah yang kena dampaknya karena seseorang yang berperilaku toksik belum healing dari kejadian masa lalunya.



Kenali Ciri-ciri Toxic People


Ciri-ciri orang toksik
Ciri Toxic People,
ilustrasi dari freepik.com


Toxic people, jangan sampai kalian tidak mengenali ciri-ciri orang yang beracun karena bisa membuat seseorang lelah baik secara lahir dan batin. Waspadai jika bertemu dengan mereka. Inilah ciri-ciri Toxic People yang perlu kalian ketahui, di antaranya:


1. Merasa energi terkuras secara berlebihan saat berinteraksi dengan orang yang toksik

2. Mengintimidasi atau mengancam untuk mendapatkan hal yang diinginkannya

3. Bersikap playing victim, seolah-olah dia yang menjadi korban dan orang lain yang salah.

4. Tidak senang melihat keberhasilan orang lain

5. Emosinya sulit ditebak dan punya sifat memanipulasi orang lain

6. Tidak menghormati batasan terhadap orang lain

7. Hidupnya dipenuhi dengan drama 

8. Tidak mampu berperilaku konsisten



Cara Melepaskan Diri dari Toxic People

Melepaskan diri dari toxic people
Cara mengatasi toxic people,
ilustrasi dari freepik.com/@kroscka_nastya


Menurut Journal of Health and Social Behaviour, perilaku toksik dalam hubungan sosial manusia punya efek jangka pendek dan panjang terhadap kesehatan. 


Jika dibiarkan, hal ini bisa mengganggu jangka panjang, terutama menguras emosi saat berhadapan dengan seseorang yang toksik. Untuk mengatasi orang toksik bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:


1. Membuat batasan yang tegas dengan orang tersebut

2. Jika berada dalam toxic relationship, maka perlu mengevaluasi hubungan dengan orang tersebut

3. Meminta dukungan orang lain atau pihak yang ahli seperti Psikiater

4. Mengontrol emosi jangan sampai terbawa omongan atau perilaku orang toksik

5. Menegur dengan berani tentang inkonsistensi atau kebohongan yang dibuatnya

6. Mengalihkan waktu dengan berkumpul dengan orang yang positif

7. Mencoba memaafkan orang toksik dan belajar lebih ikhlas agar siap menghadapi hidup baru yang lebih baik.


Menyayangi diri sendiri dengan menjauh dari orang toksik menurut saya tidak apa-apa daripada Kita merasa lelah dan tertekan menghadapi seseorang yang beracun alias toxic people


Kita juga berhak untuk menentukan siapa saja yang pantas untuk dipertahankan atau tidak dalam hubungan pertemanan, relasi kerja bahkan pasangan hidup jika telah menikah.


Itulah tentang karakteristik toxic people. Seseorang yang toksik ini kadang ada di sekeliling kita, hanya saja mungkin selama ini tidak menyadarinya. Makanya penting untuk mengenali ciri-ciri toxic people dan Kita juga perlu mengatasinya atau melepaskan diri dari orang yang toksik.



Salam,






5 Dampak KDRT terhadap Psikis Anak

Dampak KDRT pada psikis anak
Dampak KDRT terhadap psikis anak,
ilustrasi dari freepik.com dan canva

Belakangan ini masyarakat dihebohkan dengan kasus KDRT pasangan artis yang dulu sempat viral. Pastinya dampak KDRT  terhadap psikis anak sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Saya jadi membayangkan jejak digital yang terus membekas. 


Saya termasuk yang nggak nyangka ketika tahu berita ini, soalnya yang ditampilkan selama ini pasangan ini termasuk yang romantis dan bahagia. Kadang bikin iri netizen karena keduanya public figure yang kehidupan pribadinya disorot. 


Tahu ada berita KDRT sempat kaget aja. Memang sih kalau lima tahun pertama itu disebut fase terberat pernikahan. Jadi pasti setiap pasangan mengalami berbagai ujian dalam menjalani bahtera rumah tangga.


Menikah dengan mahar fantastic, langsung menempati rumah idaman, diberikan langsung keturunan, terlihat bahagia di dunia maya dan tampak sempurna dengan karir keduanya yang bagus, terutama perempuan karena dia penyanyi yang bersuara merdu dan sedang di puncak karirnya.



Kejora, prahara rumah tangga sang bintang

Kehidupan pernikahan tak ada yang sempurna. Tak ada cerita di negeri dongeng yang setelah nikah itu bahagia untuk selamanya. Setiap pernikahan pasti diuji, hanya saja ujiannnya pasti berbeda satu sama lainnya. Jadi nggak perlu merasa berkecil hati membandingkan kehidupanmu dengan orang lain, ya, Sahabat Catatan Leannie.


Dua hal yang bagi saya tidak bisa ditolerir dalam pernikahan yaitu perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. Kasus Kejora ini menyita perhatian banyak orang karena dia sampai dilarikan ke RS dan mengalami lebam bahkan tulang kerongkongannya ikut bergeser. 


Terkuaklah masa lalu sang suami yang ternyata tak pernah dibayangkan sebelumnya. Citra diri lelaki baik runtuh sudah karena aib perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga. Padahal publik menilai sosok lelaki ini nggak pelit, selalu menghujani istrinya perhatian dan materi. 


Menurut saya kehidupan itu nggak perlu sih segala hal dijadikan konten. Bukannya nggak boleh, ya, tapi seperlunya saja.  Hidup itu memang harusnya tidak boleh berlebihan, terutama dalam mengekspos kehidupan pribadi.


Jangan berlebihan dalam mencintai seseorang, terutama berlebihan memperlihatkan kemesraan hubungan di media sosial.  Ya bukannya nggak boleh sih, tapi kadarnya secukupnya saja. Ada batasan yang perlu dijaga soalnya.


Kita hanya bisa menilai dari permukaan luar tanpa tahu apa yang mereka rasakan. Hanya belakangan ini melihat sang perempuan seperti memendam masalah sendiri, dia tak lagi ceria seperti biasanya. Sorot matanya kelihatan sendu.


Memang kebanyakan laki-laki itu punya ego tinggi. Setelah menikah dia merasa dialah pemimpin dan kadang tak mau dibandingkan atau tersaingi dengan istrinya. 


Sedih banget perasaan saya terhadap sesama perempuan yang dizalimi suaminya. Nggak bisa membayangkan bahwa seorang istri yang harusnya dicintai dan dilindungi malah dijadikan sasaran baku hantam suaminya. 


Gimana perasaan orang tua yang sejak kecil menyayanginya. Ayah, ibu, dan keluarga lainnya pasti sudah nggak mau lagi anaknya hidup bersama laki-laki yang temperamental dan membuat anaknya terluka secara lahir dan batin. 


Setelah kejadian KDRT ini apakah sang kejora merasa menyesal terhadap pilihan hidupnya?



Dampak KDRT terhadap psikis anak, orang tua perlu mengetahui ini


KDRT yang dilakukan suami terhadap istrinya lambat laun akan diketahui anak. Meski sekarang anak masih kecil, setelah dewasa nanti jika kedua orang tua dia memutuskan berpisah. 


Anak pasti penasaran dengan sosok ayahnya. Apalagi kedua orang tua seorang publik figure, dia pasti bakal tahu tentang kasus KDRT terhadap ibunya.  Inilah dampak KDRT terhadap kondisi psikis anak yang perlu diketahui orang tua!


1. Trauma inner child 

Anak dengan inner child yang buruk akan membawa lukanya hingga dewasa. Dia akan mengalami trauma psikis. 


Perkembangan regulasi emosi anak pun akan ikut berpengaruh terhadap kehidupannya. Anak bisa merasa ketakutan atau mengalami kecemasan yang tinggi.


2.  Kesulitan mengelola emosi dan rentan depresi

Anak juga akan kesulitan menenangkan diri, menghindari kejadian provokatif dan stimulus yang menimbulkan rasa sedih, kesulitan menahan emosi yang terkendali.


Ketika dewasa, anak menjadi lebih impulsif dan kehilangan kendali dirinya. Ia juga bisa merasa depresi.


3. Bersikap kasar dan berpotensi melakukan tindak kriminal

Dikhawatirkan anak meniru sikap  kasar yang dicontohnya dari orang tua. Saat ia dewasa, anak yang pernah mengalami kekerasan fisik atau menyaksikan KDRT orang tuanya berisko melakukan kekerasan yang sama terhadap pasangan, anaknya  atau bisa saja melakukan tindak kriminal.

 

4. Anak tumbuh dengan perilaku yang tak wajar

Anak yang mengalami atau menyaksikan kekerasan dalam rumahnya bisa saja tumbuh dengan perilaku tidak wajar yang ia lampiaskan seperti sering berbohong, mencuri, berkelahi, atau melakukan bullying di sekolah yang disebabkan pola interaksi sosial yang buruk.


5. Anak mudah menangis, punya gangguan makan dan tidur

Efek negatif lainnya yang terjadi saat anak yang sejak usia batita menyaksikan atau merasakan sendiri kekerasan dalam rumah tangga biasanya dia akan rewel, menangis sejadi-jadinya pada momen tertentu.


Selain itu batita akan mengalami masalah mengenai pola makan dan tidur yang tidak teratur. Anak susah makan biasanya membuat orang tua, terutama ibu merasa khawatir karena kurangnya nutrisi untuk tumbuh kembangnya.


Segera hubungi dokter anak atau psikolog anak jika anak mengalami hal seperti di atas. Menciptakan keluarga bahagia dan harmonis adalah peer bersama setiap pasangan.


Namun, harus diingat bahwa yang namanya KDRT itu tidak dibenarkan sama sekali. Jadilah teladan yang baik bagi anak, sayangi anak dan pasanganmu. Harusnya suami itu bisa jadi pelindung dan bisa membantu istri saat sedang kesulitan.


Buat sang ayah, jangan lupa kalau anakmu itu adalah anugerah terindah bagi kalian. Ayah dan ibu harus bisa bekerja sama dalam membesarkan anak. Peran ayah juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. 


Jika ada masalah, konflik rumah tangga,  pertengkaran atau apapun itu jangan sampai anak menyaksikan langsung karena akan mengganggu kesehatan mental anak


Itulah 5 dampak KDRT terhadap kondisi psikis anak yang perlu diketahui orang tua. Buat semua Ibu di luaran sana, jangan lupa bahagia ya Mom's karena ibu yang bahagia bisa lebih optimal dalam menemani tumbuh kembang anak.



Salam, 




Sewindu Menikah denganmu, Happy 8th Anniversary

Sewindu pernikahan, via freepik


September ceria ... September ceria, milik Kita bersama. 7 September, sewindu menikah denganmu, happy 8th anniversary untuk kita. Sudah banyak pelajaran kehidupan selama 8 tahun pernikahan. 

Bukan waktu yang pendek untuk sebuah perjalanan selama berumah tangga, semoga masih dikasih umur dan kesempatan untuk terus bersama dan menemani tumbuh kembang anak hingga dewasa.

Pernah dengar kalau jodoh itu "jorok?" Bukan berarti jorok itu bisa ditemukan di tempat yang kotor, kumal atau nggak bersih, ya? Saya berpendapat kalau jorok di sini artinya berserakan, dalam artian bisa ditemukan di mana pun dan kapan pun. 

Saat berharap jodoh datang, malah nggak datang-datang. Eh, pas udah pasrah, nggak nungguin jodoh dia datang sendiri. Lagunya Afgan yang judulnya "Jodoh Pasti Bertemu" itu memang benar adanya. 

Buat yang belum ketemu jodohnya dan sedang dalam penantian, kadang ada rasa galau ketika jodoh belum tiba atau baper saat lihat pasangan yang 'uwu-uwu,' tenang aja dan nggak usah bersedih. Percaya aja deh kalau setiap manusia itu diciptakan berpasang-pasangan. 

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat kebesaran Allah.’ (Adz-Zaariyat: 49)


Flash Back, Menemukanmu


Saya jadi teringat tepatnya 9 tahun saat pertama kali bertemu denganmu lagi. Jadi flashback di tahun 2014 saat Kita mengikat janji suci. Mengingat kembali moment sakral akad nikah yang terjadi tanggal delapan tahun silam. 

Siapa yang menyangka jodoh saya itu dekat sekali, rumahnya pun masih satu RT alias tetangga. Pertama kali bertemu kembali saat reunian zaman SMU atau awal-awal masuk kuliah, karena saya dan suami itu satu almamater saat SD. 

Dulu, kita sama-sama ikutan Paskibra di SD. Temen-temen saya, kakak kelas, bahkan kakak pembina Paskibra aja nggak nyangka kalau kita berjodoh. 

"Kalau tahu jodohnya deket, kenapa nggak nikah dari dulu aja?" Tanya salah satu tetanggaku.

Dulu ibuku bilang inginnya saya nikah dengan orang yang dekat saja, jangan sama yang jauh. Takut susah ketemu nanti katanya.

Eh, bener aja manjur banget ucapan ibuku, akhirnya saya nikah dengan orang yang rumahnya dekat. Tinggal jalan, nggak sampai lima menit juga udah sampe. Doa orang tua terutama ibu memang mustajab, ya. 

Jodoh itu memang misteri, pernah menargetkan menikah di usia 25 tapi setelah 27 tahun pun belum tahu kapan dan dengan siapa saya menikah.

Entah sudah berapa kali saya ditanya kapan nikah. Hanya saya senyumin saja, soalnya saya juga nggak tahu kapan nikah dan dengan siapa menikah. 

Akhirnya saya berserah dan pasrah saja. Saya menyibukkan diri dengan melanjutkan kuliah dari D3 ke D4 Analis Kesehatan atau sekarang dikenal dengan nama "Ahli Tenaga Laboratorium Medik," atau ATLM.

Teman-teman seumuran saya udah pada nikah duluan, mereka udah pada punya anak satu, dua bahkan tiga anak di usia saya saat itu. Ya sudahlah, saya nggak mau terlalu memikirkan hal itu. Lelah nantinya.

Siapa yang menyangka jodoh saya itu kakak kelas sewaktu SD dan rumahnya juga berdekatan. Cuman memang sejak lulus SD, saya nggak pernah ketemu lagi di SMP, SMU, atau kuliah. 

Zaman masih kerja juga paling ketemu saat lebaran Idulfitri atau Iduladha aja. Ketemunya pas salaman aja. Udah gitu aja, sejak SD juga nggak terlalu dekat paling hanya tahu namanya aja. Memang zaman SD saya juga jarang ngobrol sama dia.

Akhirnya kumenemukanmu ...
Saat hari ini mulai merapuh
Akhirnya kumenemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuh  

Pas banget kalau denger lagu "Akhirnya Kumenemukanmu," yang dinyanyikan oleh Naff.  Siapa yang familiar lagu ini? Fix, Kita seangkatan.  Mendengar lagu ini, kok berasa saya banget gitu, loh. 

Akhirnya saya menemukan dia yang kini jadi jodoh saya. Dia yang sekarang jadi suami saya, pertama kali menghubungi lewat SMS. Dulu belum ada WA soalnya. Dia bilang mau datang untuk silaturahmi dan saya mempersilakan dia berkunjung ke rumah. 

Siapa sangka dia datang ke rumah dengan ibunya. Ibunya langsung bilang dong mau melamar saya. Dia bilang akan menikah tahun depan, karena butuh waktu baginya buat mempersiapkan pernikahan. 

Saya hampir nggak percaya sih, jodoh itu datangnya tiba-tiba. Takjub juga dengan jalan dipertemukan dengan jodoh. 

Jujur saja, saya memang agak risau tentang jodoh saat itu. Akhirnya nggak terlalu banyak berharap setelah pengalaman pahit menunggu seseorang dalam waktu lama dan berujung kecewa.

Memang benar kalau berjodoh itu jalannya dipermudah, ya. Nggak pakai galau lagi soal  penantian. Saya menerima lamarannya karena menurut saya dia itu baik dan datang di saat yang tepat. 

Yang terpenting, dia datang memberikan kepastian. Keluarga pun sama-sama saling merestui. Akhirnya saya dan dia menikah tanggal 7 September 2014, delapan tahun lalu.


Memetik hikmah dalam sewindu pernikahan 


Menuliskan kisah sendiri, flashback cerita saya dan suami setelah delapan tahun pernikahan. Sejujurnya saya merasakan naik turunnya hubungan kami. Sejak setelah menikah, lalu memiliki anak pasti banyak hal yang telah kami lalui bersama. 

Ada bahagia, sedih, tangis, tawa, kesal, jengkel, marah dan akhirnya kami bisa saling menerima satu sama lainnya. Menggenang anniversary kedelapan saya pun banyak bersyukur pada-Nya.

Alhamdulillah, Tuhan masih memberikan waktu dan kesempatan Kami bersama. Berlayar mengarungi samudra kehidupan. Kadang bertemu angin sepoi-sepoi, pernah juga bertemu angin kencang bahkan badai sekalipun.

Bersyukur apapun masalahnya, Kami bisa melewati semuanya bersama. Kebahagiaan yang dilihat orang lain saat ini, mereka belum tahu aja sudah banyak hal yang Kami lewati untuk sampai ke tahap sekarang ini.

Terima kasih Ya Rabb telah mengirimkan dia yang kini jadi suamiku. Keluarga kecil kami semakin lengkap dengan hadirnya buah hati tercinta. 

Satu hal pelajaran kehidupan yang saya ambil dalam berumah tangga adalah "Seni Mengalah." Mengalah bukan berarti kalah, tapi mengalah untuk saling menerima kekurangan pasangan. 

Mau dan bersedia memperbaiki diri tanpa harus menuntut pasangan seperti yang saya inginkan. Belajar untuk berkomunikasi secara positif dan saling memaklumi satu sama lain. Mau saling support dan mendoakan apa yang menjadi harapan masing-masing. 

Menuliskan kisah sendiri cukup melegakan karena menulis itu bisa jadi healing. Senang sekali saya menemukan passion saya di bidang menulis dan menjadi blogger

Seperti halnya teman lifestyle blogger Mba Syntako juga suka jalan-jalan seperti saya. Buat yang mencari rekomendasi tempat wisata dan liburan di Lembang bisa banget berkunjung ke Bandung.

Sewindu menikah denganmu, mengukir kisah Kita bersama. Bertemu dengan jodoh jadi satu cerita yang amazing buat saya. Nah, sharing juga dong, Sahabat Catatan Leannie tentang pengalaman paling berkesan di hidup kalian?


Ingin Punya Pertemanan yang Sehat, Kenali 7 Cirinya!

 

7 Ciri Pertemanan sehat
Ciri pertemanan sehat,
ilustrasi dari freepik.com dan canva.com


Sebelum menulis tentang ciri pertemanan sehat, saya pernah juga menuliskan tentang circle pertemanan yang kini semakin sempit. Sebelumnya saya pernah mengalami pengalaman buruk tentang masalah pertemanan. Jadi sejujurnya saya semakin selektif memilih teman. Bukan berarti saya nggak mau berteman dengan banyak orang, ya.


Sebelumnya, zaman saya masih sekolah rasanya nggak pernah menemukan drama pertemanan, deh. Zaman sekolah bahkan kuliah, alhamdulillah baik-baik temannya. Justru setelah bekerja atau menikah suka ketemu orang yang ternyata bisa baik di depan tapi belum tentu baik di belakang saya. Akhirnya ketahuan kok, siapa yang benar-benar layak dijadikan sahabat.



Pengalaman buruk tentang kepercayaan 


Ketika ada seseorang yang salah paham dengan ucapan saya, dia sampai menangis seolah-olah menjadi seorang korban yang tersakiti. Padahal setelah itu dia membicarakan keburukan tentang saya pada orang lain. Bukan hanya seorang, hampir ke semua orang yang dia temui.


Saya tahu masalah ini ketika Sahabat saya yang lain menceritakan tentang kelakuan orang tadi. Imbasnya lagi temen terdekat saya pun kena juga diomongin. Kadang saya berpikir kenapa, sih, dia seperti itu? Apa karena pengaruh inner child?


Agak susah ya, kalau orang udah punya prasangka buruk terhadap orang lain, yang terlihat hanya keburukan saja di matanya. Wah, ternyata saya membuat pilihan yang salah dengan menjadikan dia sebagai teman.


Sebenarnya saat seseorang membuka keburukan orang lain, dia sedang menampilkan citra dirinya. Saat Kita berkata atau berbuat baik, sebenarnya kebaikan itu untuk dirinya sendiri.


Jadi saya cukup mengelus dada aja ketemu orang yang dengan mudahnya menceritakan keburukan orang lain hampir pada tiap orang yang ditemuinya dan bersikap seperti dia korban yang tersakiti. Fix, orang tersebut sebaiknya dihindari saja. 


Pengalaman saya tentang kepercayaan membuat saya tidak mudah membuka diri, kecuali terhadap yang sudah saya anggap benar-benar bisa dipercaya.


Ada pepatah yang menyatakan bahwa pilihlah teman yang baik karena akan memberikan pengaruh yang baik pula. Seperti sebuah pepatah di bawah ini.


Bertemanlah dengan penjual minyak wangi. Dia mungkin akan memberimu minyak wangi, atau kau bisa membeli minyak wangi darinya. Jika tidak, kau pun tetap akan mendapatkan harum darinya. 



7 Ciri Pertemanan yang Sehat


Memang iya sih, mendapatkan seorang teman yang baik dan sefrekuensi itu nggak mudah. Makin ke sini makin ketahuan, siapa yang beneran tulus dan siapa yang modus. Bagaimana mengenali pertemanan yang sehat. Simak 7 cirinya di bawah ini!


1. Kamu bisa menjadi dirimu apa adanya

Satu poin pertemanan sehat adalah Kamu bisa menjadi dirimu apa adanya. Tanpa harus jaim saat bersama mereka. Teman yang baik bisa menerima semua kekuranganmu. Dia nggak bakalan nyinyirin  kamu. 


Aktivitas saya sebagai seorang penulis dan blogger terkadang membuat saya merasa nggak punya banyak waktu luang untuk pergi nongkrong bersama teman lainnya. Teman saya memang hanya berempat atau berlima yang sering barengan saat di lingkungan sekolah anak saya terdahulu. 


Mereka paham kok aktivitas saya. Kadang saya nggak bisa diajak ngobrol kalau lagi menyelesaikan deadline tulisan. Sering kali saya ngeblog via handphone, biar saya bisa menulis kapan pun saat saya punya waktu senggang, termasuk saat menunggu anak sekolah.


Profesi saya sebagai seorang blogger dan penulis buku membawa saya mengenal beberapa teman penulis di daerah lain contohnya saja Mba Aisyah Dian, seorang penulis Balikpapan. Mba Aisyah Dian juga senang traveling seperti saya, dia salah seorang Travel Blogger Balikpapan soalnya.


2. Teman baikmu menghargai batasan privasimu

Teman yang baikmu bisa menghargai batasan privasimu. Bukan seorang yang kepo banget ama masalah pribadimu. Mereka tahu kok ada saatnya kamu butuh privasi tersendiri.


Pertemanan pasca menikah memang tidak sama saat masih single. Seorang teman harus paham kalau silaturahmi atau mau pergi bersama teman yang sudah menikah harus tahu waktu.  Dia bisa mengerti bahwa setelah temannya berkeluarga, perlu menghargai privasimu. Setelah menikah, terkadang memang butuh waktu khusus untuk anak dan suami. 


3. Pertemanan bukanlah sebuah kompetisi

Poin ketiga adalah pertemanan bukan sebuah kompetisi yang mengharuskanmu untuk menang atau kalah. Saya sudah menghindari tipe orang yang seolah-olah ingin berkompetisi. Ia merasa dirinya, suaminya atau anaknya yang paling hebat. 


Bagi saya pertemanan bukan kompetisi. Nggak perlu nyinyirin orang lain karena pilihannya berbeda lantas mencari kekurangan atau kejelekan orang lain. Hindari juga membanggakan kemampuan anak sendiri dibandingkan anak orang lain.


Pasti semua orang tua sudah mengusahakan yang terbaik buat anaknya. Hanya saja sepatu orang lain kan berbeda, tidak perlu merasa lebih hebat dan memandang rendah orang lain. Kita perlu menghargai pilihan orang lain yang berbeda.


4. Bisa saling mendukung satu sama lain

Ciri pertemanan yang sehat adalah bisa saling mendukung pilihanmu. Bukan berarti membenarkan semua tindakanmu, dia juga bisa memberikan saran terbaik untuk dirimu.


5. Tidak perlu khawatir, teman bisa menjaga rahasiamu

Teman yang baik dan amanah nggak bakalan bocor, dia mampu menjaga kehormatanmu dan bisa menjaga rahasiamu. Tak perlu khawatir, rahasiamu aman bersamanya. Tenang saja mereka nggak akan menyebarluaskan keburukan atau masalahmu.


6. Kamu tidak merasa dihina atau direndahkan

Poin ini membuatmu merasa nyaman, karena teman sejati tidak memandang status. Tanpa harus melihat materi. Sahabat yang tulus bisa tidak merasa dihina atau direndahkan. Dia juga bisa berteman tanpa melihat status, jabatan, keturunan atau materi yang kamu punya. Teman yang baik nggak akan bikin insecure.


7. Kamu menikmati kebersamaan dengan temanmu

Salah satu ciri pertemanan sehat yang terakhir adalah rasa nyaman saat bersama mereka. Kamu bisa menikmati kebersamaan dengan temanmu. Rasanya selalu happy saat bersama mereka. 


Bersyukurlah Sahabat Catatan Leannie jika diberikan teman dengan ketujuh ciri diatas. Semoga bisa langgeng dan saling support satu sama lain ya. Rezeki itu tak hanya sebatas materi saja. Punya teman yang baik juga rezeki dari-Nya.


Ingin punya pertemanan yang sehat? Kenali 7 cirinya di atas ya. Saran saya jangan sampai keliru memilih teman, ya. Pilihlah Sahabat yang dengan keberadaan dirinya bisa membuatnya semakin dekat dengan-Nya dan membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik. Bagaimana dengan Sahabat Catatan Leannie apakah pertemanan yang kalian miliki punya ketujuh ciri di atas? 



Salam,






Tentang Kamu, Lirik Lagu Bunga Citra Lestari dan Jodoh pilihan-Nya (The Story of My Life)

Tentang Kamu, Lirik lagi BCL and The Story of My Life
Pic by Pinterest, edit by Snapseed

Mendengar berita duka beberapa hari yang lalu tentang kematian Ashraf Sinclair, banyak sekali dukungan terhadap Bunga Citra Lestari dan putra mereka Noah Sinclair. Ternyata kematian itu tak mengenal usia, jika waktunya tiba tak ada siapa pun yang  mempu menolaknya.

Sebuah lagu berjudul Tentang Kamu yang dinyanyikan Bunga Citra Lestari menjadi salah satu lagu favorit saya. Saya doakan BCL diberi kekuatan dan keiikhlasan menerima ketentuan-Nya. Inilah lirik lagu Tentang Kamu yang dipopulerkan Bunga Citra Lestari.

Lirik Lagu Tentang Kamu (BCL)

Ku tak bisa menebak
Ku tak bisa membaca
Tentang kamu
Tentang kamu

Kau buat kubertanya
S'lalu dalam hatiku
Tentang kamu
Tentang kamu

Bagaimana
Bila akhirnya kucinta kau
Dari kekuranganmu
Hingga lebihmu

Bagaimana
Bila semua benar terjadi
Mungkin inilah
Yang terindah

Begitu banyak bintang
Seperti pertanyaanku
Tentang kamu
Tentang kamu

Bagaimana
Bila akhirnya kucinta kau
Dari kekuranganmu
Hingga lebihmu

Bagaimana
Bila semua benar terjadi
Mungkin inilah
Yang terindah

***

Lirik Lagu Tentang Kamu yang dinyanyikan BCL adalah salah satu favorit saya, suara lembut Bunga Citra Lestari adalah salah satu hal yang membuat lagu tersebut begitu menyentuh hati saya.

Saya jadi terkenang dan ingin menuliskan "Tentang Kamu" versi saya tentunya. Lika-liku perjalanan menemukan dia, yang kini menjadi pendamping hidup saya.

***

Tentang kamu, jodoh pilihan-Nya... 
(The story of my life)


Waktu terus bergulir, hari demi hari terlewati hingga tak terasa usiaku hampir menginjak kepala tiga. Dua tahun kedepan usiaku genap kepala tiga. 

Rasanya sudah teramat sering pertanyaan dilayangkan padaku mengenai kapan menikah dan siapa yang menjadi calonnya. Aku tak bisa menjawab dengan pasti hanya senyum dan entah sudah berapa kali jawabanku hanya sebatas kalimat  meminta doa  setiap kali pertanyaan itu dilayangkan padaku.

Bukannya tidak ada kesempatan untuk aku menuju ke pelaminan hanya saja mungkin belum saja berjodoh dengan yang telah lalu. Sempat hati ini condong pada seseorang yang sepertinya akan berjodoh denganku. Orang tua kami berdua sudah memberikan persetujuannya, namun aku sendiri menyangsikan niat juga keseriusannya.

Dia hanya datang dan pergi begitu saja. Penantianku selama lebih dari 6 tahun lamanya terjawab sudah ketika dia sudah bertunangan dengan yang lain. Orang tuaku juga tak menyangka akan seperti ini akhirnya. Namun aku harus melanjutkan hidup, mengikhlaskan semuanya karena aku yakin takdir-Nya lebih baik dari yang aku harapkan.

Selang beberapa lama setelah wisuda keduaku, dari gelar ahli madya menjadi sarjana. Aku mendapatkan pekerjaan baru karena saat aku melanjutkan kuliah aku memilih fokus di kuliah saja, karena banyak rekan yang lain bekerja sambil melanjutkan kuliah.

Aku diterima bekerja sebagai asisten dosen di salah satu Stikes di Bandung. Alhamdulillah amanah baru lagi untukku. Aku tak ingin melihat lagi ke belakang karena aku sudah belajar menerima dan mengikhlaskan semua yang terjadi di hidupku ini.

Tak pernah kuduga dan kusangka, saat aku kembali pulang mengajar di Stikes ibuku mengatakan bahwa seseorang tengah melamarku. Tepatnya ibu dari salah seorang tetanggaku melamar diriku. Kaget sekali aku mendapatkan kabar ini.

Dia yang dulunya kakak kelasku ketika SD dan rumahnya hanya berselang beberapa rumah dari rumahku datang untuk memintaku menjadi pendamping hidupnya. Mungkin inilah jawaban semua pertanyaanku selama ini tentang siapa jodohku. Dia datang disaat yang tak diduga.  

Kadang aku tak habis pikir bagaimana Allah SWT menjalankan skenario-Nya dalam hidupku ini. Alhamdulillah penantianku selama ini telah terjawab.

Ternyata dia itu kamu yang rumahnya dekat denganku, yang saat masih SD gak pernah bertegur sapa, waktu SMP, kuliah bahkan saat sudah bekerja tak pernah bertemu, ya, kalau ketemu juga pas hari raya seusai salat ied.  

Jodoh kadang tidak diduga kapan dan di mana datangnya. Ada istilah kalau jodoh pasti bertamu (eh, bertemu ...) seperti kata Afgan.

Ternyata benar ya ungkapan yang menyatakan jodoh itu dekat.  Sedekat tetangga sendiri, hanya terpisahkan beberapa rumah dan masih satu Rukun Tetangga. Dialah jodoh pilihan-Nya, dipilihkan melalui skenario yang tak terduga.

Benar adanya bahwa ada ungkapan "Tidak ada pernikahan cinderella," tidak mungkin kehidupan pernikahan terus bahagia untuk selamanya, karena semua itu hanyalah ada di dunia dongeng bukan dunia nyata.

Awal pernikahan yang indah dan bulan madu yang manis pun hanya tinggal kenangan. Hari demi hari, bulan demi bulan bahkan tahun berganti tahun pun telah dilewati bersama.

Rasa yang ada dulu menggebu, mungkin bisa saja terkikis seiring berjalannya sang waktu. Jika bukan memegang teguh komitmen, telah banyak yang mengalami kegagalan dalam pernikahan dengan dalih adanya ketidakcocokan. 

Manusia terkadang punya banyak harapan juga keinginan namun semua itu terbentur dengan suatu realita. Begitu juga dengan kehidupan. Terkadang apa yang kita harapkan belum tentu jadi kenyataan.

Ada kalanya setelah menikah banyak sekali hal-hal yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan terhadap pasangan, mungkin begitu pula dengan diri pasangan terhadap kita.

Perbedaan yang ada bisa menjadi boomerang saat salah
satu pasangan memendam semua perasaannya tanpa mampu berkomunikasi dengan baik. Pasangan perlu tahu bagaimana cara mengatasi konflik dalam sebuah hubungan.

Baca juga: Cara Mengatasi Konflik dengan Pasangan


Namun, semua itu bisa diatasi jika kedua belah pihak mampu membuka telinga juga mata hati untuk bisa sama-sama mencari solusi untuk kebaikan bersama.

Seiring perjalanan dalam pernikahan, saat kita melangkah dan dirasakan ada kerikil tajam menghalangi perjalanan, bukannya alas kaki yang diganti tapi kerikilnya yang perlu dibuang.

Tak perlu berpikir mencari pengganti pasangan baru yang dirasa bisa lebih baik, namun mencari solusi atas permasalahan yang mendera.

Saat dihadapkan dengan kenyataan, harapan yang dulu dibayangkan sebelum menikah sirnalah sudah. Berharap pasangan mampu berubah menjadi lebih baik tak jua menjadi kenyataan.

Hiduplah suami istri bak orang asing yang tinggal dalam satu atap bersama.

Dimanakah keharmonisan itu?

Pertanyaannya yang mengganjal dikalbu namun tak jua didapat jawabannya.

Hidup berumah tangga itu adalah tentang prasangka baik dan positif, penerimaan, ketulusan juga keluasan maaf diantara kedua pasangan.

Ingatlah saat menikah, ada ikatan suci dihadapan-Nya. Ingatlah saat menikah banyak orang yang kita undang untuk mendoakan kehidupan pernikahan kita. Komitmen itulah yang seharusnya dijaga.

Disatu sisi, saat memutuskan untuk mundur berarti kita menyerah, jangan sampai mengabaikan doa orang-orang yang mendoakan kita sewaktu menikah dulu. 

Saat memilih ingin mencari pasangan lain selain pasangan yang sah, ingatlah diluaran sana banyak yang masih single berdoa terus menerus meminta diberikan pasangan hidup. Hargai dan bersyukurlah engkau telah diberikan pasangan hidup. 

Untuk yang telah memiliki buah hati, ingatlah mereka membutuhkan ayah juga ibunya. Selama masih punya Allah SWT, mintalah pada-Nya agar membukakan dan melembutkan hati pasanganmu sehingga marriage goals, yaitu sakinah, mawaddah juga rahmah dapat direalisasikan.

Meski dalam berumah tangga, harapan vs kenyataan terkadang tidak sejalan, ingatlah bahwa hidup itu adalah tentang penerimaan, takdir, juga tentang kuasa-Nya mempersatukan dua insan dalam mahligai pernikahan.

Menikahlah dengan seseorang yang bersedia melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik.

Menikah itu berproses dan proses penyesuaiannya butuh waktu dan pembelajaran. Saling mengenal untuk bisa saling memahami dan melengkapi satu sama lainnya.

Bahagiakanlah pasanganmu sebelum engkau menyesal karena hidup tak selamanya. Saat ia tiada, takkan berguna semua kata dan rasa yang kau miliki untuknya. (Catatan Leannie)


Salam, 



Inilah Cara Terbaik Menjalani Pernikahan Versi 9 Perempuan untuk Meraih Bahagia


Cara Terbaik Menjalani Pernikahan
sumber : Pixabay.com


Pernikahan adalah penyatuan dua jiwa. Menikah berarti menyempurnakan setengah Dien atau agama. Bagaimana cara terbaik menjalani pernikahan?
Sebenarnya pertanyaan ini seperti yang simpel tetapi jawabannya perlu dicari dan digali mendalam.

Saya pernah mengadakan giveaway saat anniversary yang kelima beberapa bulan yang lalu. Menanyakan bagaimana cara terbaik bagi perempuan menjalani pernikahannya. Saya menuliskan ini dengan merangkum dari opini 9 oramg perempuan bagaimana cara mereka dalam menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia.

Saya akan bagikan opini para perempuan tentang arti pernikahan buat mereka dan bagaimana cara menjalaninya. Semoga bisa menguatkan ikatan pernikahan dan samawa selalu, ya. Yuk, simak saja apa kata mereka tentang cara terbaik menjalani pernikahan di bawah ini!

1. Kebahagiaan dan keberkahan pernikahan dengan mendekat pada-Nya


Menikah itu sederhananya ketika ada seseorang yang mengajak kita naik perahu bersama, kemudian sama-sama berjanji untuk menikmati setiap perjalanannya, pasang surut ombaknya, gelap cerah langitnya hingga akhirnya sampai ditempat tujuan yg sama pula yakni surga-Nya kelak.

Dengan menikah, besar peluang munculnya masalah- masalah baru namun berarti semakin besar pula peluang untuk mendapatkan ladang pahala yang baru, atau sederhananya saat akad terucap maka sebagai istri kita akan punya pintu surga yang baru.

Maka solusinya saling memahami hak  dan kewajiban masing-masing karena hukumnya timbal balik.

Hak istri = kewajiban suami
Kewajiban istri = hak suami

Ibarat segitiga sama sisi, semakin suami dan istri mendekat kepada Allah maka pernikahan pun akan dekat dengan kebahagiaan, sebaliknya jika suami dan istri jauh dari Allah maka kehidupan rumahtangganya akan jauh dari keberkahan.

Jadi, bagi saya, pasangan bahagia berarti pasangan yang sama-sama berusaha saling membahagiakan satu sama lain. Bukankah sakinah itu harus diperjuangkan?

Pernikahan yang hebat berarti yang dengannya akhirat terasa lebih dekat.

Benar kata penulis Asma Nadia bahwa pernikahan adalah medan ibadah yang paling indah. (Meilawati Nurhani)

2. Menikah adalah proses belajar seumur hidup


Menikah, adalah fase kehidupan sebenarnya di dunia nyata, menurut saya. Tak pernah terbayangkan sebelumnya, menjalankan pernikahan serasa rumit, jika kita tengah berada pada hati yang sempit. Sebaliknya, akan dirasa mudah, ketika hati ini diberi kelapangan dalam menjalankannya.

Semua asam garam yang kami rasakan dalam sebelas tahun perjalanan berumah tangga, sungguh membutuhkan banyak pengorbanan. Menikah, tidak hanya bagaimana memelihara agar rasa cinta itu tetap ada, melainkan tetap menjalankan komitmen, atas pilihan yang sudah dijatuhkan sebelumnya, tak tanggung-tanggung, seumur hidup lamanya. Bahkan, jikalah boleh meminta, sehidup sesyurga bisa terlaksana.

Faktanya, menjatuhkan pilihan tak sesulit bertahan pada pilihan. Akan banyak pertentangan, yang mengharuskan dua jiwa kembali mencari irisan, agar tetap bisa beriringan.

Menjalankan pernikahan membutuhkan pembelajaran, karena apa? Setiap hari akan selalu ada pelajaran baru yang harus bisa dilalui. Untuk itu, kesabaran kita akan senantiasa dipertanyakan, melalui ujian kehidupan yang datang silih berganti.

Teruslah jaga komitmen dan cinta ini, meski tak semerkah saat dirimu meminang dulu, setidaknya jangan biarkan ia layu.

Bersamamu, saya belajar menjadi wanita dewasa yang lebih baik. (Ai Quratul Ain)

3. Tips pernikahan agar tercipta harmoni dan langgeng


Menikah itu tak hanya berurusan dengan perbedaan. Menikah bisa diibaratkan sebagai jembatan, yakni menjembatani jurang perbedaan antara suami istri.
Menjalani hidup dengan menggenapkan dien (agama) adalah sebuah awal dari menjalani proses kehidupan. Pernikahan akan memberikan banyak manfaat bagi suami dan istri.

Agar terbangun harmoni memasuki usia 15 tahun pernikahan, kami kerap kali menjalankan hal-hal berikut:
a. Saling menerima kelebihan dan kekurangan pasangan.
b. Mengelola emosi
c. Membangun empati
d. Saling bersinergi
e. Saling berbagi peran.
f. Saling instrospeksi diri atau muhasabah
g. Saling mendoakan.

Tujuh hal diatas selalu kami upayakan demi melanggengkan kehidupan rumah tangga dan melabuhkan biduk bersama dalam keluarga. Intinya dengan membangun sikap saling memahami akan sampai pada titik Samara (Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah). (Laily Fitriani)

4. Cinta bukan kata kunci dalam pernikahan, perlakukan pasangan sebagai sahabat.


Sebelum menikah, banyak laki-laki tidak bisa tidur sepanjang malam hanya karena memikirkan kata-kata dari perempuan yang dipujanya. Namun setelah menikah dia akan cepat terlelap, bahkan sebelum istrinya selesai bercerita.

Pertengkaran dalam rumah tangga terjadi bukan karena kurangnya cinta, melainkan karena kurangnya persahabatan. Cinta beresiko berubah menjadi obsesi, tapi persahabatan selamanya tentang berbagi.

"Asyik kan, kalau kita punya pasangan rasa sahabat?"

Ini loh, asyiknya versi saya:
a. Saya tidak pernah malu mendekatinya setelah bangun tidur, meski belum mandi dan gosok gigi. SayaSaya per perasaannya tidak akan berubah, meski aku sedang jelek-jeleknya.
b. Kami bisa betah ngobrol lama, tanpa takut kehabisan bahan bicara.
c. Kami punya lelucon, yang hanya dipahami berdua.
d. Sikap konyol yang kami punya, adalah hal sederhana yang membuat kami selalu saling jatuh cinta.

Apakah menjadikan pasangan sebagai sahabat itu hal mudah? Tentu butuh proses sepanjang hidup, tapi jika kita memiliki perasaan yang bahagia, maka punya pasangan rasa sahabat bisa kita nikmati setiap saat.

Jadi, bahagiakan dulu perasaan kita. Yakinkan, bahwa bahagia itu adalah diri kita sendiri, tidak bergantung pada orang lain. (Dini Lestari)

5. Membahagiakan diri dalam pernikahan


Pernikahan itu harusnya dijalani dengan perasaan bahagia. Dimulai dari memilih seseorang yang memang dirasa sangat tepat untuk menjadi pendamping, lalu menghalalkan hubungan yang didasari komitmen untuk saling menyayangi sampai akhir.

Namun, tidak semua pasangan dipersatukan dalam ikatan pernikahan yang berlandaskan rasa cinta. Ada banyak kasus terjadi, salah satunya, pernikahan terlaksana  dengan alasan dijodohkan. Apa pun sebabnya, saya percaya bahwa jodoh itu memang sudah ditentukan oleh Tuhan.

Sebisa mungkin, menualah bersama pasangan yang sudah digariskan Tuhan menjadi teman hidupmu, sampai maut memisahkan. Selagi pasanganmu itu adalah manusia beragama dan berakhlak baik.

Jadi, cara terbaik menjalani pernikahan versi saya, berusahalah untuk tetap bahagia. Hati yang bahagia selalu menciptakan situasi tenang. Menerima segala kekurangan pasangan dengan lapang dada.

 Jangan malu dan pelit saat meminta dan memberi maaf. Tidak mengkotak-kotakkan antara tugas suami atau istri, bila memungkinkan, lakukan bersama-sama.

Saling jujur dan percaya dalam banyak hal.
Satu poin penting lainnya adalah, jangan terlalu mendengarkan 'mulut orang-orang di sekelilingmu', percayalah ... tak ada yang paling mengerti soal rumah tanggamu selain dirimu sendiri. (Syefrianidar)

6. Menikah berarti jangan egois dan malu untuk mengalah


"Sejatinya, pernikahan itu bukan masalah siapa yang menang, siapa yang kalah. Harus bisa jalan berdampingan, bukan berebut siapa di depan. Jangan sama-sama egois. Jangan malu untuk mengalah."

Selalu ingat, wejangan ibu saat anak bungsunya ini akan masuk ke episode baru kehidupan. Menjadi seorang istri dan akan menjadi ibu nantinya.

Bukan tanpa alasan ibuku sering mengulang hal ini, kalahkan ego.
Delapan tahun sudah kami menikah, dan sampai saat ini, hal ini masih kami lakukan :
a. Mengucapkan maaf dan terimakasih. Hal sepele memang, tapi ini penting bagi pasangan untuk merasa saling menghargai.
b. Bersalaman (mencium punggung tangan suami dan sebaliknya) dan mengecup kening. Ingat rida suami ada di tangannya dan rido istri di keningnya.
c. Obrolan absurd atau becandaan, yang cuma kami berdua yang mengerti.
Ini bukan tentang benar atau salah
Bukan perihal siapa yang harus mengalah. Bukan soal 'saya' atau 'kamu'

Menikah adalah 'kita' yang harus bisa berjalan bersama, dengan tujuan yang sama.

Jadi jika ditanya "Bagaimana cara terbaik menjalani pernikahan?" Jalani saja, jadi dirimu sendiri, hargai pasanganmu jadikan dia teman hidupmu bagian dari dirimu, bukan hanya 'partner berumahtangga'.
(Wulan Dewi)

7. Menikah adalah komitmen dan komunikasi


Menikah muda adalah tantangan tersendiri dalam menjalani pernikahan hingga bertahan sampai detik ini. Bagaimana susah payahnya mengontrol gejolak emosi jiwa muda,sampai menahan diri untuk tidak mudah terbawa perasaan. Yang patut saya syukuri adalah saya mendapati suami yang bisa berperan menjadi teman ,sahabat, bahkan kakak (karena usia suami juga yang cukup jauh diatas saya) sehingga saya bisa melewati semua jalan terjal itu dengan (saya enggak akan pernah bilang mudah,karena memang pada kenyataannya tidak) lancar.

Pernikahan memang tentang bagaimana kita memegang komitmen dan berkomunikasi. Klise? Iya, tapi memang seperti itu tentang bagaimana mempertahankan rasa dan memelihara asa. (Yanti Septrimayanti)

8. Komunikasi adalah kunci sebuah hubungan apalagi pernikahan jarak jauh


Komunikasi ... adalah hal penting paling mendasar yg harus di perkokoh dalam menjalani hubungan pernikahan jarak jauh.

Terlebih di zaman digital ini
Tidak ada alasan untuk tidak saling mengedepankan komunikasi untuk menjaga hubungan tetap harmonis
karena dengan komunikasi kita bisa mereduksi jarak agar kami sebagai keluarga bisa tetap merasa dekat. (Artha Kusumawardhani)

9. Menjaga hubungan selalu harmonis lewat pillow talk


Menjaga hubungan selalu harmonis memang susah tapi alhamdulillah selama hampir 10 tahun saya sama suami akur-akur saja malah tiap hari masih pacaran terus  karena kebiasaan kami itu sebelum tidur kami ngobrol sambil ngopi ngomong keseharian kami udh ngelewati apa aja (pillow talk), tujuan kami supaya saat kita pergi tidur, hati dan pikiran udah lega  dan bisa tidur nyenyak.

Setiap bangun subuh cara membangunkan suami atau kadang suami yang bangunin saya dengan bisikan mesra tujuannya agar pagi kita penuh dengan senyuman. (Siti Aisyah)

Membaca opini dari para perempuan menjadi reminder atau pengingat bagi diri bahwa memang pernikahan adalah proses pembelajaran seumur hidup. Menyempurnakan setengah Dien dan membawa diri juga pasangannya menjadi lebih dekat dengan-Nya.

Itulah cara terbaik menjalani pernikahan versi 9 perempuan untuk meraih kebahagiaan. Semoga sakinah, mawadah, dan warahmah yang menjadi tujuan pernikahan bisa Kita capai setelah membaca pengalaman para perempuan di atas. Aamiin.




Salam,