Indonesia Website Awards

Ketika Harus Memilih, 10 Pilihan yang Mengubah Hidupku


Pic by Canva

Hidup adalah pilihan. Pilihan untuk terus melangkah pastinya. Ketika harus memilih, beberapa pilihan mengubah hidupku. Sebuah perjalanan yang harus dilewati. Keputusan yang diambil biasanya punya dua sisi untuk kita ambil hikmahnya.

Jangan sesali yang telah terjadi, karena semua hal yang terjadi pasti ada hikmahnya. Terkadang harus melewati perjuangan untuk memperoleh sesuatu, itulah seninya hidup.  Ada 10 pilihan yang mengubah hidupku selama ini. Apa saja, sih? Yuk, simak, kisah saya di bawah ini!

1. Memilih Kuliah di Bidang Kesehatan

Pilihan pertama adalah memilih kuliah di bidang kesehatan. Tadinya saya pengen jadi apoteker tapi dulu passing grade di Unpad cukup tinggi. Lulus pilihan dua di SMPTN dengan jurusan Kimia, Upi. Tidak saya ambil pilihan ini karena sudah dinyatakan lulus di Politeknik Bandung dan Politeknik Kesehatan Bandung.

Lulus pilihan dua di Politeknik Bandung, dengan jurusan teknik komputer kurang sreg bagi saya karena saya inginnya kuliah di teknik telekomunikasi yang passing gradenya tertinggi.

Mungkin harus berjodoh dengan Politeknik Kesehatan Bandung jurusan Analis Kesehatan. Ikut daftar dengan teman dan dinyatakan lulus. Meski ternyata saya tidak mengenal jurusan yang saya pilih. Hehe ... Saya pikir dunia analis tentang biologi dan kimia saja tapi ternyata amazing, lebih dari yang saya bayangkan.

Saya juga bersyukur dulu kuliah di sini, selain dekat dari rumah, hanya lima atau sepuluh menit perjalanan jika menggunakan motor, saya juga bertemu teman-teman baru. Sampai sekarang masih kangen juga sama mereka. Lama enggak berjumpa, semoga kalian sehat selalu dan ada dalam lindungan-Nya.

2. Memilih Kembali Pulang ke Bandung, setelah Menjadi TKK di RSUD Pandeglang

Setelah lulus kuliah, sempat menganggur selama dua atau tiga bulan. Akhirnya saya mencoba mencari kerja di luar daerah.
Ada Saudara saya yang tinggal di Pandeglang menyarankan untuk memasukkan lamaran ke RSUD di Pandeglang. Akhirnya saya bekerja di sana walau hanya beberapa bulan.

Mendengar pemberitaan mengenai tsunami Selat Sunda, saya ikut prihatin dan jadi teringat semasa bekerja di sana.

3. Memilih Bekerja di Laboratorium Klinik Swasta setelah Kembali ke Bandung

Sebenarnya saya kasihan sama Ibu, sewaktu saya bekerja di RSUD sebagai tenaga kerja kontrak, honor di sana sangatlah minim, hanya dua lembar uang ratusan ribu kuterima. Ibu harus transfer untuk kebutuhan hidupku.

Aku jadi dilema, saat bekerja, aku ingin memberi pada ibuku bukan diberi seperti ini. Ibuku meminta untuk bersabar, siapa tahu nanti diangkat menjadi PNS. Mungkin aku tidak bisa jauh dari keluarga. Pilihan untuk kembali ke Bandung pun aku ambil. Alhamdulillah akhirnya aku diterima bekerja di sebuah Lab Klinik Utama ternama di Bandung.

4. Memilih Resign Bekerja untuk Melanjutkan Kuliah D4

Setelah hampir lima tahun bekerja, aku punya keinginan untuk melanjutkan kuliah D4. Mungkin dulu ibuku bilang untuk wanita perkerjaan yang paling enak adalah menjadi seorang guru. Kurasa itu benar juga karena setelah menikah aku tak ingin menghabiskan hidupku untuk bekerja. Aku ingin berada di tengah mereka. Aku mau jadi dosen saja, rencananya setelah lulus D4, mau melanjutkan kuliah S2.

5. Memilih Resign kembali  sebagai Assdos Saat Menikah

Setelah lulus kuliah D4, saya bekerja sebagai asisten dosen di Stikes di Bandung. Sebuah tangga menuju mimpi. Saat akan menikah di penghujung tahun 2014, yang lalu. Saat itu sudah lewat dari target saya menikah. Mungkin jodohnya memang dengan dia, kakak kelas waktu SD yang rumahnya masih satu RT. Hehe 😄

Ketika dihadapkan pada pilihan harus secepatnya kuliah S2 atau menikah? Mungkin jawaban di iklan S2 dulu, tapi berbeda dengan iklan, saya memilih menyempurnakan setengah dien lebih dahulu.

6.  Menerima Tawaran Part Time di Laboratorium Klinik Swasta

Ternyata yang biasanya bekerja lalu diam di rumah seharian, ada rasa jenuh juga. Ada tawaran bekerja part time di sebuah Laboratorium Klinik Swasta yang juga memiliki apotek juga praktik dokter membuat saya menerima pekerjaan ini sampai sekarang.

7. Memilih menjadi IRT, Mengurus Anak dan Mencoba Bisnis Online

Setelah memiliki seorang anak, saya pun mencoba peruntungan di dunia bisnis online. Setahun berjualan batik juga daster yang jadi favoritnya emak sedunia termasuk saya. Hehe 😄

Kesalahan mengirimkan pesanan berulang kali sampai mengambil pelanggan saya membuat saya memutuskan kerja sama dengan supplier dari Pekalongan dan Bali.

Mungkin bukan passion saya di dunia berbisnis, saya pun akhirnya melepaskan berjualan online setelah kecewa dengan supplier yang selama ini diajak kerja sama sebagai dropshiper.

8. Memilih Kembali ke Bandung setelah Ikut Suami Bekerja di Semarang

Suami pernah mendapatkan tawaran pekerjaan di Semarang sebagai Oprasional Manager suatu cafe, karena memang backgroundnya sebagai manager marketing di salah satu cafe.

Mungkin saya memang bukan tipe yang bisa merantau, ditambah cuaca panas Semarang yang membuat saya kasihan dengan anak, akhirnya saya dan Suami memutuskan kembali ke Bandung dan menetap di sini. Suami pun mendapatkan pekerjaan baru di Bandung, alhamdulillah.

9. Memilih Dunia Menulis setelah Off dari Bisnis Online

Sebenarnya sejak masih bersekolah saya suka menulis, walau masih menulis di diary, kadang menulis cerpen atau puisi.  Melihat teman yang menerbitkan buku antologi melihat saya ingin mengembangkan diri juga. Saya pun ingin punya buku sendiri, ingin menulis novel karya sendiri.

Saya pun mengikuti berbagai training menulis dan mengikuti berbagai grup kepenulisan. Akhirnya setelah memutuskan off dari dunia bisnis online saya pun memilih menekuni dunia literasi.

10. Menemukan Passion di Dunia Menulis

Ternyata menulis menjadi passion saya. Alhamdulillah, setelah menjalani berbagai proses saya menemukan kebahagiaan saat menulis.

Menulis ternyata jadi terapi bagi saya. Ada hal yang tak bisa saya ungkapkan di dunia nyata, bisa saya tuangkan dalam tulisan. Saya juga senang jika tulisan saya dibaca banyak orang, artinya pesan kebaikan yang saya sisipkan dalam tulisan dapat sampai pada pembaca.

Menulis artikel adalah salah satu cara  saya berkarya. Alhamdulillah mendapatkan banyak manfaat dari sini. Mendapatkan pengalaman, Sahabat baru yang begitu solid meski hanya bertemu Di dunia online, mendapatkan penghasilan tambahan juga dari menulis.  Yang terakhir adalah bonus bagi saya. Insyaallah saya akan terus berkarya. Semoga pembaca tidak bosan membaca tulisan saya ini. Hehe 😄

Itulah 10 pilihan yang mengubah hidupku. Ketika harus memilih, pilihlah yang sesuai dengan hatimu. Segala sesuatu yang berasal dari hati akan menyentuh hati lainnya juga. Benar begitu, kan, Sahabat?


    Salam,






Ensiklopedi Ulama Pengubah Dunia, Antologi ketujuh yang Istimewa

Antologi ketujuh bersama Wonderland Family

Perjalanan menulis saya sudah satu tahun lebih sejak akhir tahun 2017 yang lalu. Berproses dan banyak belajar, itu yang saya rasakan.

Meski belum punya buku solo saya ikut beberapa antologi atau karya menulis bersama bareng penulis lain yang dibukukan.

Salah satu yang saya tunggu kehadirannya adalah buku antologi tentang ensiklopedi muslim yang saya tulis bersama rekan penulis dari Wonderland Family.

Sertifikat pertama menulis ensiklopedi muslim

Ensiklopedi adalah penulisan yang benar, bukan ensiklopedia, ya. Menurut Wulan MP, Ensiklopedi adalah sejumlah buku yang berisi penjelasan tentang cabang/ suatu ilmu pengetahuan, mempunyai ruang lingkup yang luas dan universal, serta disunting oleh banyak orang, sesuai keahlian dan pokok bahasan yang dikuasai oleh penulis yang bersangkutan.

Ensiklopedi muslim ulama pengubah dunia merupakan kumpulan kisah dari berbagai ulama di dunia yang memberikan sumbangsih pada  peradaban dunia, baik di dalam maupun di luar negeri.

Ada 32 ulama yang dibahas pada buku ini, sungguh jadi teladan bagi Kita semua. Ternyata kaum muslim punya banyak cendekiawan yang dibanggakan. Pada buku ini juga dibahas mengenai bagaimana tips dan trik menciptakan keluarga cendikiawan dari rumah.

Ini adalah cover antologi ketujuh saya dan daftar isi mengenai 32 orang ulama pengubah dunia. Ada karya saya juga di sana.







Buku ini direkomendasikan buat anak agar mereka punya sosok atau tokoh muslim yang dijadikan panutan.

Buku adalah rekam jejak sebuah tulisan  yang tak kan lekang oleh waktu. "Ensiklopedi Ulama Pengubah Dunia," merupakan antologi ketujuh  yang istimewa  bagi saya. Kado untuk anak saya suatu  saat nanti setelah ia bisa membaca sendiri. Sudahkah Bunda membiasakan anak membaca buku?


     Salam,







3 Cara Mudah dan Simpel Mengajarkan Anak Menabung Sejak Dini

Anak baik lagi nabung

Menabung merupakan salah satu sikap baik yang perlu diterapkan pada buah hati. Anak diharapkan mampu untuk mengenal dan mengelola uang sehingga ketika dewasa mereka  tidak boros dan bisa lebih bijak menggunakan uang. Ternyata Kita bisa mengajarkan anak untuk menabung sejak dini. Bagaimana caranya? Mudah Dan simpel, sih, sebenarnya. Orang tua perlu mencobanya. Simak, ya, ulasannya di bawah ini.

Mengenalkan konsep menabung memang bukan hal yang mudah tapi bisa diupayakan orang tua, tentunya melewati proses dan harus diimbangi kesabaran juga. Ada tiga hal yang perlu orang tua perhatikan dalam mengajarkan anak menabung. Simak, ya!


1. Mengajarkan konsep uang, berhemat dengan menabung

Tugas bagi orang tua saat memberi tahu anak mengenai fungsi menabung. Beri tahu jika anak menginginkan sesuatu tak ada yang instan, semuanya harus berproses.

Jika ia menginginkan mainan, bilang saja boleh membeli mainan yang ia inginkan setelah uangnya cukup. Ajarkan setiap hari menabung untuk membeli mainannya.  Anak akan belajar berhemat dengan cara menabung.


2. Berikan celengan dengan bentuk unik dan disukai anak

Salah satu cara mengajarkan anak menabung adalah dengan memberikannya celengan yang unik dan lucu. Saya memilih membelikan celengan berbentuk handphone atau gawai.

 
Celengan anak  

Bentuknya memang seperti telpon genggam, lucu, kan? Emaknya aja suka. Celengan ini memang disukai juga oleh anak saya.

Setiap ada kembalian receh,  saya suka memberikan pada dia. Coba masukkan uangnya celengan buat ditabung. Akhirnya dia paling semangat buat masukin uang ke celengen handphonenya.



3. Ajak anak bermain sambil menabung

Jadi buat ngajarin anak, saya biasanya  telpon dengan celengan bentuk handphone ini, habis itu, bayar, deh, biaya telponnya dengan menabung. Emak kan kudu cerdas, ya, biar anak usia 3 tahun mengerti. Hehe ...  😄

Saat dia naik mobil-mobilan polisinya saya kadang ajak juga nabung, dia nurut juga. Biasanya paling semangat masukin uang ke celengannya.

Main mobil-mobilan sambil nabung


Tak semua yang diinginkan anak harus dipenuhi orang tua, karena orang tua harus memilah mana yang diperbolehkan atau tidak untuk anaknya. Hal ini penting dilakukan agar pada saat dewasa, kondisi psikologisnya sudah siap menerima bahwa terkadang hidup ini tak selamanya seperti yang dia inginkan.

Anak perlu mendapat pengetahuan tentang kebiasaan yang baik. Sebagai orang tua terutama ibu, adalah tugasnya untuk menuntun dan membentuk anak menjadi pribadi baik yang bertanggung jawab.

Begitulah cara simpel dan mudah untuk mengajarkan menabung sejak dini pada anak saya yang masih kecil, memang masih tiga tahun, sih. Orang tua perlu mencobanya. Menabung mengajarkan anak menyisihkan uang agar dia tidak boros dan lebih bijak menggunakan uang. Semoga dia paham dan terbiasa untuk menabung kelak.



Salam,






Menemukanmu, Cerita di Balik Lirik Lagu Seventeen yang Penuh Makna

Lagu seventeen menemukanmu
Menemukanmu, 
via freepik


Sempat berduka dengan pemberitaan tentang personil  Seventeen dan istri dari vokalisnya saat tsunami di Selat Sunda membuat saya terkenang dengan lagu-lagu Seventeen. Lagu "Kemarin" begitu menyayat hati sekaligus membuat saya terkesan. Salah satu lagu yang menjadi favorit saya adalah lagu yang berjudul "Menemukanmu"

"Menemukanmu" merupakan salah satu judul lagu dari Seventeen, salah satu grup musik Indonesia yang diluncurkan tanggal 27 Maret 2011. Meski sudah delapan tahun berlalu lagu ini masih menjadi lagu kesukaan saya karena lagu ini saya banget. Hihi ...

Lirik lagu yang diciptakan personil seventeen yaitu, Yudhi, bisa Kamu temukan di album "Dunia yang Indah" di bawah naungan label Mi2 Music.

Berikut ini adalah lirik lagu kesukaan saya yang berjudul "Menemukanmu"

Separuh langkahku saat ini
Berjalan tanpa terhenti
Hidupku bagaikan keringnya dunia
Tandus tak ada cinta

Hatiku mencari cinta ini
Sampai ku temukan yang sejati
Walau sampai letih kukan mencarinya
Seorang yang kucinta

Reff:

Kini kumenemukanmu
Di ujung waktu kupatah hati
Lelah hati menunggu cinta yang selamatkan hidupku

Kini ku tlah bersamamu
Berjanji tuk sehidup semati
Sampai akhir sang waktu
Kita bersama tuk selamanya

Kini ku menemukanmu
Di ujung waktu kupatah hati
Lelah hati menunggu
Cinta yang selamatkan hidupku

Kini ku menemukanmu
Di ujung waktu kupatah hati
Sampai akhir sang waktu
Kita bersama tuk selamanya

***

Saya mau bilang kalau lirik lagu ini kurang lebih sama dengan perjalanan hidup saya. Pernah menanti sangat lama dan berujung kecewa, akhirnya Dia menjawab doa dengan menghadirkan pendamping hidup untuk saya.

Jodoh datang di waktu yang tidak di sangka-sangka.  Saat awal menikah pun tak pernah menduga kalau jodohnya masih satu RT. Hehe ... backsoundnya "Jodoh Lima Langkah," Halah ...  😅

Inilah lirik lagu Menemukanmu dari Seventeen yang penuh makna bagi saya. Perjalanan menemukan jodoh. Kami masih sama-sama berjuang untuk saling memahami dan mengharap rida-Nya sampai akhir sang waktu hingga ke surga-Nya. Aamiin.


Salam,










Sehari bersama Sahabat, We Time sekaligus Refresh Energy

Sehari bareng Sahabat

Apa arti Sahabat menurut Kamu?

Sahabat bagi saya adalah seseorang yang selalu ada, menemani Kita pada titik tersulit dalam hidup dan tak kan pernah meninggalkanmu pada kondisi apapun. Sehari bersama Sahabat sungguh berkesan. Buat saya bertemu dengan Sahabat meski sebentar jadi we time dan recharge energy.

Bahagia bersama Sahabat, shopping bareng, nangis bareng, dan yang paling sering curhat lebih lega bareng Sahabat. Hihi ... pokoknya seru bareng Sahabat.

Ada banyak Sahabat yang menemani saya selama ini. Saya jadi banyak belajar tentang kehidupan bareng Sahabat. Meski sudah tidak banyak waktu bareng Sahabat karena berbagai kesibukan, sudah berkeluarga, atau tinggal jauh di luar kota ternyata tidak mengecilkan arti Sahabat buat saya.

Beberapa waktu yang lalu saya bertemu dengan Sahabat saya. Ada Sahabat yang saya kenal sejak kecil, lulus SD udah jarang ketemu, SMP bahkan SMU juga jarang.  Padahalrumahnya deket rumah saya, tapi jarang ketemu. Kuliah apalagi karena  Sahabat saya ini kuliah di luar kota. Kuliah jurusan Matematika di Universitas Negeri Surabaya, sedangkan saya di Analis Kesehatan Poltekkes Bandung.

Baru ketemu kemarin-kemarin setelah kami menikah dan punya anak. It's a long time. Sehari bertemu lagi dengan teman semasa kecil sangatlah berkesan.

We Time bareng Sahabat plus Bocil

Sehari bareng Sahabat bisa sekalian We Time plus recharge energy. Setelah punya anak Me Time udah berubah jadi We Time. Soalnya ke mana-mana bawa Dzaky.  Hehe ... 

Kenapa saya bilang recharge energy? Bisa recharge sekalian berbagi energi positif. Berbagi banyak hal bareng Sahabat. Saling menguatkan dan mendukung membuat saya merasa tidak sendiri di dunia ini. Halah ... yang lain ke mana emang? 😅

Satu lagi Sahabat yang saya kenal belum lama di dunia literasi. Ketemu di salah satu grup kepenulisan, teman nulis bareng 100 puisi bersama Edelweiss Authors. Datang dari Depok ketemu di Gramedia BTC. Seru banget ketemu Sahabat yang satu ini. Ngobrol  kaya yang udah kenal lama padahal baru sekali ketemu.


Meet up sambil ngasuh

Meski banyak juga saya ketemuan sama Sahabat yang lain, saking serunya suka lupa buat foto bareng. Dua cerita di atas ada fotonya jadi bisa diceritain di sini.

Bagaimana dengan Kamu, seberapa greget saat bertemu dengan Sahabat?


     Salam,


    
                        




Lima Tahun di Awal Pernikahan adalah Fase Terberat, Simak 3 Faktanya!

Sumber: Pinterest

"Barakallah ... selamat ya, semoga samawa dan langgeng."

Ucapan inilah yang umum diucapkan pada pengantin baru. Saya juga mendapatkan ucapan tersebut ketika menikah empat tahun lalu.

Pernikahan adalah hal yang dinantikan seorang wanita. Indahnya pernikahan, memiliki pasangan yang menemani hidup kita, punya tempat bergantung dan berbagi kisah bersama.

Kebahagiaan ketika awal menikah dan manisnya honeymoon, yang mengalahkan manisnya madu. Halah ...

Kita bisa menemukan  pasangan yang bisa tetap mempertahankan keharmonisan dan keromantisan pasca menikah sampai usia senja. Rahasianya apa, ya? Hehe ...

Sudah banyak yang menyatakan bahwa lima tahun di awal pernikahan adalah masa tersulit bagi kedua pasangan. Mengapa?

Simak saja 3 fakta mengenai lima tahun pertama di awal pernikahan.

1. Fase Penyesuaian dan Realisasi

Setelah menikah, Kita mulai hidup bersama seseorang yang bergelar suami. Seseorang yang membawaku Kita ke dalam dunia baru, yaitu dunia pernikahan.

Setahun  bahkan dua tahun menikah, ada diantara pasangan yang mungkin kaget dengan kebiasaan pasangan yang "enggak banget" dan baru ketahuan setelah menikah.

Inilah fase penyesuaian kedua pasangan untuk membuat pasangannya saling nyaman satu sama lain. Kenyataan terkadang tak seindah realitas hidup. Tetep berjuang untuk mewujudkan pernikahan yang diridainya. Saling memaklumi, memaafkan dan mengingatkan satu sama lainnya sangat penting.

Harus dicatat bahwa cara menyampaikan sesuatu terhadap pasangan perlu dikomunikasikan dengan baik. Niat yang baik harus ditempuh dengan cara yang baik pula.

2. Zona Nyaman yang Berbahaya

Bagi saya sendiri yang mau menginjak lima tahun usia pernikahan, memang saya sadari ternyata menikah itu tak selamanya indah, mudah, dan bahagia. Semua bisa kita upayakan memang, tetapi perlu adanya timbal balik dari kedua pasangan.

Kesibukan kedua pasangan, kelelahan suami selepas bekerja seharian atau istri yang juga lelah mengurus anak atau pun  juga ada yang ikut berkerja di luaran sana, membuat kehidupan pernikahan tidak sehangat dulu. Hal ini bisa terjadi ketika pernikahan menginjak usia tiga sampai empat tahun pernikahan.

Di sinilah kedua pasangan harus mampu saling membahagiakan satu sama lain.  Jangan sampai menjadi zona nyaman yang berbahaya karena merasa pernikahan baik-baik saja tapi ternyata ada kehampaan di hati salah satu atau kedua pasangan.

Ketika dua fase di atas belum bisa dilalui pasangan, ada kemungkinan terjadi perceraian selama lima tahun pertama setelah menikah.

3 . Fase Penerimaan Kedua Pasangan

Ada pasangan yang bikin iri, sudah sampai kakek dan nenek pun saling bergandeng tangan, saling tertawa bahagia dan mencintai satu sama lainnya hingga akhir hayat. Kita tak pernah tahu apa yang mereka alami sebelum ini.

Yang pasti mereka sudah mengarungi kehidupan pernikahan lebih lama dan punya banyak pengalaman hidup. Kita tak tahu apa yang pernah mereka lewati sebelumnya.

Setelah melewati dua tahapan sebelumnya. Tahun kelima adalah masa penerimaan pasangan. Mereka sudah mampu saling menerima satu sama lainnya. Saling mendukung dan tidak menghakimi. Komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk kedua pasangan menikah.

Kisah Habibie dan Ainun adalah salah satu inspirasi bagi saya. Saling setia, mendukung dalam setiap langkah, mencintai dengan setulus hati juga rela berkorban demi pasangan. Sungguh  pasangan yang jadi teladan. Cinta mereka tetap terpatri meski salah satu pasangan sudah menghadap Illahi.

Semoga Sahabat yang belum menikah setelah membaca artikel ini bisa segera dipertemukan dengan jodoh terbaiknya

Bagi pasangan yang baru menikah, semoga bisa melewati gelombang di lima tahun awal pernikahan, dan bagi pasangan yang sudah lama menikah, bisa menjalani kehidupan pernikahan yang samawa, berkah, dan langgeng hingga ke surga-Nya.  Aamiin.


Salam,





10 Pelajaran Kehidupan dari Milly dan Mamet yang Sukses Bikin Baper


Milly via Pinterest

Masih belum bisa move on dari film layar lebar akhir tahun 2018, setelah membuat reviewnya. Saya juga ingin berbagi pelajaran tentang kehidupan dari film ini.

Tanggal 20 Desember yang lalu, merupakan launching perdana Film Milly dan Mamet dengan Ernest Prakasa sebagai penulis dan sutradaranya. Ia berhasil mengemas film komedi ini dengan cerita yang sukses bikin baper.

Beberapa pemain di film Milly dan Mamet berhasil mencuri perhatian penonton, diantaranya acting geng Cinta juga kawan-kawan, Julie Estelle, Yoshi Sudarso, Isyana Sarasvati, Eva Celia, Dinda Kanya Dewi, Arafah Rianti, Roy Marten, Surya Saputra, dan juga tidak kalah pentingnya pemeran utama Dennis Adhiswara dan Sissy Priscilia.

Penonton sangat terhibur dengan akting pemain di atas yang begitu natural dan mengundang gelak tawa dengan tingkah mereka yang unik. Ini dia 10 Hal di film Milly dan Mamet yang sukses bikin baper penonton.

1. Pilihlah Pasangan Hidup yang Baik dan Membuatmu Nyaman

Milly mengambil keputusan untuk menjadikan Mamet pasangan hidupnya. Sebagai seorang wanita, Milly memilih Mamet sebagai pasangan hidup yang baik dan membuatnya nyaman.

Milly tidak memilih tipe pria tampan atau kaya. Ini membuktikan Milly seorang wanita yang baik, karena wanita yang baik akan memilih pria baik sebagai pasangannya.

2. Perjuangan Milly Melawan Kejenuhan sebagai Full Time Mom

Milly Amanda yang diperankan Sissy terasa mewakili keseharian ibu rumah tangga yang mengurus anak. Meski menikmati kebersamaan bersama buah hati, terkadang kejenuhan pun melanda seorang ibu.

Sebelum menikah dan punya anak, seorang wanita yang terbiasa bekerja sebagai wanita karier memang akan merasakan jenuh dengan aktivitas hariannya. Milly pun demikian, ia menginginkan mengurus anaknya sendiri namun punya kesibukan sendiri selain sebagai ibu rumah tangga.

3. Sahabat merupakan Tempatmu Berbagi Kisah Hidup, Berbahagialah bersama Mereka

Sahabat selalu ada untukmu. Terkadang ada hal yang sangat pribadi yang hanya bisa Kita bagi dengan sahabat. Berbagi kisah hidup dengan Sahabat, berbahagialah bersama mereka.

Meskipun sudah berkeluarga dan memiliki anak, persahabatan antara geng Cinta dkk terus terjalin. Kita juga ingin begitu, kan, ya? Ingin punya perahabatan yang langgeng dan saling support satu sama lainnya.

4. Pilihan Mamet untuk Membahagiakan Keluarganya

Mamet digambarkan sebagai sosok yang humoris, bertanggung jawab, dan juga cinta keluarga. Ia mengubur keinginannya menjadi seorang chef dan memlilih memimpin pabrik milik mertuanya. Semua dilakukan demi membahagiakan keluarganya

Akhirnya Mamet memilih untuk resign dari pabrik karena bersebrangan pendapat dengan Roy Marten, ayahnya Milly. Mamet kemudian mencoba mewujudkan mimpi menjadi chef bersama Alexandria, salah satu temannya.

5. Dilema Milly Harus Memilih antara Pekerjaan atau Mengurus Sakti, Putranya ketika Memutuskan untuk Bekerja

Ketika Milly dihadapkan pada kejenuhan di dalam rumah sebagai seorang ibu rumah tangga, ia mengambil keputusan untuk bekerja.

Namun, saat Milly bekerja lembur, Sakti pun terus menangis dan akhirnya Mamet meminta dengan tegas agar Milly pulang dan mengurus anaknya.

6. Ketika Menjadi Seorang Pemimpin, Jangan Lupa untuk Mendengarkan Masukan Pegawaimu dan Bersikap Baiklah pada Mereka

Berkaca dari Milly dan Mamet ketika memimpin pabrik milik ayahnya Milly, jangan lupa bersikap baik dan mendengarkan masukan pegawaimu demi kemajuan bersama. Jangan juga bersikap otoriter pada bawahanmu.

7. Perdebatan antara Milly dan Mamet untuk Meraih Impian Masing-Masing

Milly dan Mamet, pasangan yang humoris pun terkadang bersitegang karena konflik. Keputusan Milly bekerja ternyata bagi Mamet bukan yang terbaik karena ia menginginkan Sakti diurus oleh ibunya.
Dilema bagi Milly, di satu sisi ingin membantu meringankan beban ayahnya dan di sisi lain ada Sakti juga Mamet yang membutuhkannya di rumah.

8. Milly dan Mamet Bersama-sama Mewujudkan Impian

Dari awal mereka berdua ingin saling mendukung mimpi, tanpa meninggalkan keluarga, akhirnya Milly dan Mamet menempuh cara untuk mewujudkan impiannya bersama dengan mengadakan catering sehat Milly's Meal.

Milly bisa mempromosikan bisnisnya karena hobi swafoto dan bersosial media dan Mamet pun bisa terus memasak sebagai  seorang chef.

9. Memasak bukan Hanya Kewajiban Wanita, tapi Cinta seorang Suami Membuatnya Rela Memasak untuk Istrinya

Milly tak pandai memasak, setiap hari Mametlah yang menyiapkan sarapan untuk istrinya. Bahkan Mpasi Sakti putranya pun akan disiapkan Mamet.

10. Bagi Seorang Suami, Keluarga adalah yang Utama dan Rumah adalah Tempatnya Pulang

Impian Mamet semasa muda ternyata berbeda dengan impiannya setelah menikah. Jika sebelum menikah ia ingin melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri, setelah menikah istri dan anak adalah prioritasnya.

Rumah adalah tempatnya pulang. Kembali pada cintanya yang dipersembahkan untuk anak juga istri.

Film Milly dan Mamet memang bukan cerita Rangga dan Cinta, tapi cerita lain dari kisah Milly dan pasangannya dengan menampilkan keseharian mereka.

Film ini direkomendasikan buat Kamu yang pengen sajian menghibur, seru dan berkesan. Cukup bikin baper dan  banyak pelajaran hidup yang bisa Kita ambil dari kisah mereka. Bukankah belajar itu bisa dari mana saja. Betul, kan, Sahabat?



Salam,