Sudah Cukupkah Empatimu? Terkadang yang dibutuhkan Hanyalah Mendengarkan

Pic by Canva

Pernahkah secara tak sadar Kamu melakukan bullying terhadap orang lain?
Sudah cukupkah empatimu? Ternyata yang dibutuhkan hanya mendengarkan.

Ketika seseorang mengajakmu bicara, apa yang terjadi? Entah disengaja atau pun tidak, reaksimu ternyata membuat orang yang bercerita tambah down.

Memang adakalanya Kita tak bisa mengukur kemampuan orang lain sama seperti yang lainnya. Respon negatif yang diucapkan bisa menjadi boomerang.

"Masa gitu aja enggak bisa?"

"Kamu kurang sabar sih, orang lain juga mampu!"

Banyak lagi tanggapan yang membuat pencerita semakin tersudutkan. Berhati-hatilah dengan responmu. Lidah memang lebih lebih tajam dari pedang. Kata-kata yang keluar dari ucapanmu tak bisa ditarik lagi. Padahal seseorang mengajak bicara, mungkin dia ingin melepaskan beban yang ada pada dirinya.

Bukannya masalah terpecahkan, malah menambah masalah baru. Ternyata respon negatif menambah perasaan orang lain menjadi ikut buruk juga. Cobalah berempati dengan respon yang baik juga.

Jika orang yang bercerita sepertinya butuh nasihat, berikanlah kata-kata yang santun sehingga apa yang disampaikan bisa ia terima.

Lebih baik diam daripada berbicara hal yang tidak mengenakkan bagi orang lain. Mungkin hanya dengan mendengarkan itu jauh lebih baik. Berikan tanggapan jika diminta, pilih juga kata-kata yang santun tentunya.

Kadang merasa kasihan juga terhadap orang yang bercerita. Cukupkan saja empatimu. Kamu boleh merespon seperlunya saja dan menghargai orang lain sebenarnya bisa dimulai dengan mendengarkan.



Salam,




3 Poin Penting yang Harus Kamu Pertimbangkan untuk Menulis di Blog

Pic by Canva

Menulis di blog adalah aktivitas baru bagi saya, meskipun akhir tahun 2017 saya sudah membuat blog, diisinya jarang banget, kalau inget aja, alhasil postingannya baru beberapa buah saja setelah hampir setengah tahun punya blog. Hehe 😄 Kira-kira apa saja sih poin penting yang harus dipertimbangkan saat akan menulis di blog? 

Berawal dari ikut Estrilook Community, saat itu ada training free tentang blogging for basic, nah, ini, cocok banget buat yang pengen belajar tapi belum sempat ikut training. Rahasia umum seorang Emak. Emak, kan, banyak kebutuhan. (Stop curhat, deh 😅)

Nah, setelah Ikut training bareng Mbak Steffi mulailah memperbaiki tampilan blog biar lebih cantik dan betah dilihat. Ini belajarnya juga berproses, hehe ... tiap orang punya kemampuan berbeda dalam prosesnya, saya percaya itu. Percayalah Kamu istimewa dengan semua kelebihan dan kekurangan yang dititipkan-Nya. Simak, yuk, 3   poin penting yang harus Kamu pertimbangkan saat memutuskan untuk menulis di blog!

1. Segala sesuatu berawal dari niat, tentukan niat menulis Kamu

Ini poin penting soalnya, menulis di blog apa, sih, niatnya? Pastikan niat menulis Kamu buat kebaikan, ya. Menulis bisa jadi sarana atau jalan dakwah, yaitu dengan mengajak kebaikan. "Sampaikanlah walau hanya satu ayat." Itulah yang selalu saya ingat untuk menyampaikan kebaikan lewat tulisan.

Kamu bisa menulis berbagai banyak hal dalam tulisan di blogmu.  Bisa sebagai sarana untuk terapi diri juga. Kamu perlu mencatat meskipun ngeblog bisa sharing apa pun, mesti dipilah juga kalimat atau bahasan yang ingin Kamu tulis. Tetap jadi penulis santun dan jaga attitude, ya.

2.  Target atau ditujukan untuk siapa  menulis di blog

Target atau ditujukan untuk siapa menulis di blog memang perlu, dengan demikian Kita bisa menentukan apa saja yang menjadi ide untuk menulis di blog. 

Jika memutuskan untuk menulis tema parenting, mulailah mengamati sekitarmu atau mencari riset dengan membaca. Penulis harus rajin membaca agar memperkaya tulisannya. Ketika semangat sudah mulai memudar, ingatlah untuk siapa Kamu menulis, itu akan memacu diri agar konsisten menulis di blog.

3. Tentukan tujuan jangka panjang ngeblog

Nah, ini juga penting buat Kamu pertimbangkan ketika akan menulis di blog alias ngeblog. Tujuan jangka panjang apa, nih, buat bikin blog?

Ngeblog bisa buat personal branding juga, loh, pembaca bisa menilai diri penulis lewat tulisan yang dia buat.

Telah banyak juga blogger professional yang merasakan manfaat lain dari ngeblog, jika Kita paham ilmunya ternyata ngeblog itu bisa jadi sumber penghasilan tambahan, loh. Bisa dengan kerja sama klien, ikut lomba menulis atau blog competition, atau pasang adsense yang katanya bisa menambah pundi-pundi rupiah juga. Saya masih newbie, jadi masih harus banyak belajar.

Bagi saya pribadi menulis diblog sebagai terapi, media berbagi kebaikan, dan sebagai rekam jejak Kita dalam menulis. Ini bisa dijadikan portfolio juga, loh. 

Itulah 3 poin penting yang harus Kamu pertimbangkan ketika memutuskan untuk menulis di blog alias ngeblog. Gimana, nih, masih ragu untuk ngeblog? Cek dulu ketiga poin di atas, ya 😊


Salam,




Kesan Kedua Mengunjungi Taman Lansia Bandung, Tetep Asyik, Seru, dan Bikin Adem

Berfoto di belakang patung Dinosaurus di Taman Lansia
Berfoto di Taman Lansia

Bandung punya beraneka taman tematik yang cantik, salah satunya adalah Taman Lansia yang terletak di  Jalan Cisangkuy, Citarum. Kesan kedua berkunjung ke Taman Lansia tetap seru, asyik, adem, dan tentunya instagramble buat foto-foto di sini. Hari Senin, tanggal 07 Januari 2019, kedua kalinya saya mengunjungi tempat ini bersama suami dan putra tercinta. 

Taman Lansia ini awalnya bernama  Taman Cisangkuy namun diresmikan oleh Bapak Walikota Bandung.  Kang Emil meresmikan Taman Lansia pada tanggal 31 Desember 2014

Diberi nama Taman Lansia karena pada awalnya sering dikunjungi para lansia tapi kini banyak dikunjungi oleh semua usia. Taman ini letaknya strategis sekali soalnya ada di sebelah kanan Gedung Sate, dan di seberang Museum Geologi Bandung.

Taman Lansia Bandung

Keseruan menjelajahi Museum Geologi pun akan saya tuliskan nanti di blog ini. Meski sering lewat tempat ini, ada salah satu spot yang tak pernah luput dari pandangan saya, yaitu adanya patung Dinosaurus yang jadi ikon Taman Lansia.

Spot yang diburu Traveler buat swafoto

Bersepeda di depan patung Dinosaurus membuat terlihat seperti dikejar Dino. Hehe 😄.  Seru banget foto di sini. Kali ini saya berfoto di spot ini. Dua tahun lalu, Kami juga berfoto di sini bareng Dzaky yang masih bayi, kayaknya belum setahun, deh, usia Dzaky saat itu.

Baby Dzaky berfoto dengan Ayahnya

Suasana sekitar Taman Lansia pun masih hijau, asri, dan sejuk, meski saat itu selepas zuhur, cuaca cukup panas dan terik. Kami ke sini setelah sempat makan di Taman Cisangkuy. Dulu dan kini masih tetap sejuk dan asri, asli bikin betah.

Kenangan dua tahun lalu bareng babby Dzaky

Taman Lansia masih tetap asri dan sejuk

Daerah Taman Cisangkuy dikenal dengan ragam kulinernya karena punya banyak aneka makanan rakyat yang harganya ramah dikantong. Kuliner yang paling terkenal adalah Yoghurt Cisangkuy. Ini asli enak banget yoghurtnya, fresh dan seger. Pokoknya favorit saya.

Saya membeli nasi timbel plus pecel lele dan minumnya pesen es cendol di sekitar Taman Cisangkuy. Sayang karena terlalu bersemangat menyantap makanan, terlupa mengabadikan foto. Ingetnya pas udah abis makanannya, eh, belum difoto. Ya sudahlah, ya 🙈😅

Suami memang penyuka traveling, saya bahagia banget karena sering diajak ke berbagai tempat. Alhamdulillah ... Emak bahagia bisa piknik, hehe 😄

Wefie, kali ini foto bertiga

Kenangan berkesan, dua tahun lalu

Kesan kedua mengunjungi taman ini tetap asyik, seru, dan bikin adem. Lebih  menyenangkan lagi bisa menghabiskan waktu bareng keluarga kecil tercinta. Alhamdulillah ....


Salam,




Setahun di Dunia Literasi, Menemukan Passion lewat Menulis

Menulis adalah passion
Pic by Canva

Saya menemukan passion di dunia menulis, setelah setahun yang lalu ikut terjun di dunia literasi. Awalnya ada seorang teman kuliah share karya menulis antologinya di whats app grup, ada keinginan buat saya untuk memiliki karya yang sama, ya ... punya buku sendiri, meski sampai sekarang baru nulis secara antologi atau nulis bareng penulis lain. Semoga tahun ini kesampaian punya karya solo. Aamiin.

Saya mau sharing tentang bagaimana saya menemukan passion menulis yang selama setahun ini saya berkecimpung di dalamnya.

Mengenal dunia literasi setelah mencoba berbagai bisnis 

Sebelum terjun ke dunia menulis, saya pun menggeluti dunia bisnis online setelah sebelumnya ikut bisnis kecantikan yang dijalankan secara Multi Level Marketing. 

Saya akhirnya off dari bisnis kecantikan merambah ke bisnis pakaian, setahun berjualan baju kebanggaan para Emak sejagat alias "daster" dari Pekalongan dan Bali.

Sayangnya supplier membuat saya kecewa dengan seringnya melakukan kesalahan pengiriman, attitude sang supplier sampai ditikung suplier. Mungkin memang berbisnis bukan passionnya, itu kesimpulan akhir bagi saya.

Terjun di dunia literasi

Setelah saya melihat ada seorang teman kuliah yang mempunyai buku antologi, saya mulai mencari tahu tentang ilmu kepenulisan.

Mengikuti berbagai grup kepenulisan, yang paling saya suka adalah menjadi member grup "Persatuan Penulis Muda dan Pemula Indonesia" yang foundernya Kak Ikhsan Ardiansyah.

Salah satu rekomendasi grup kepenulisan dari saya 

Mendapat rekomendasi dari temen penulis Mbak Diannita Riski, saya banyak belajar ilmu kepenulisan dari grup nulis ini. Ada cikgu saya Ummi Ary Najmi dan Om Agus Maulana Sunjaya yang mengoreksi karya saya.

Awal mula gabung grup PPMPI, saya buta tentang "Ejaaan Bahasa Indonesia".  Parah banget, deh ... alhamdulillah seiring seringnya Umi Ary sama Om Agus sharing ilmu tentang kepenulisan, tulisan saya sekarang mendingan dibandingkan dulu pas awal masuk grup. Belajar itu menyenangkan, kadang ikutan kuis di PPMPI, kadang dapat hadiah juga karena terpilih tulisannya. (Kebetulan kayaknya 😅)

Selain ikut ilmu kepenulisan online, saya pernah ikut tantangan menulis bersama Najmubooks yang diadakan oleh Uni Diba Tesi atau nama penanya Dibatezal.  Saya ingat pemenang tantangan menulis ini adalah Mbak Diannita Riski, seorang novelis yang saya suka karyanya.

Sayangnya seminggu sebelum tantangan selesai, saya lagi enggak fit jadi memang kurang fokus untuk menyelesaikan tantangan. Ternyata Uni Diba seorang punya penerbitan sendiri, saya baru tahu dulu kalau Najmubooks adalah penerbit yang dikelolanya sendiri secara indie. Hehe ... kemana aja, sih, saya 😅

Saya juga mengikuti berbagai training menulis. Saya bersemangat ketika mengikuti kelas Novel bersama Bunda  Asma Nadia dan Bunda Helvy Tiana Rossa, semoga suatu saat saya bisa punya novel seperti mereka.

Sertifikat menulis Novel bersama Asma Nadia

Ternyata ikut training itu jadi candu bagi saya, tentunya harus pilih-pilih yang cocok, baik materi training, mentor sama yang terakhir isi dompet. Hehe 😄

Saya ikut juga training menulis cerita remaja atau teenlit bareng Teh Nina Kirana. Alhamdulillah terbitlah buku antologi cerpen pertama saya yang berjudul "Red Chery," tapi saya jujur ketika menulis tentang cerpen ini masih buta ilmu kepenulisan, jadi belum dieksplore dan mungkin banyak kekurangan dalam penyajian cerita. It's okay, ini jadi salah satu penyemangat untuk berkarya yang lebih baik setelah ini.

Antologi Teenlit Red Chery

Cerpen karya saya

Saya juga ikut training SBJF atau Semua Bisa Jadi Fiksi yang diselenggarakan oleh Uni Diba dan founder Wrc juga. Lewat kelas inilah saya belajar lebih dalam lagi menulis fiksi. Tertarik ikutan Wrc juga, alhasil ikut Wrc Batch 7. Sekarang Wrc udah Batch 11 apa 12 kalau enggak salah.

Setelah kelas usai, ada tugas membuat cerpen. Saya dan Mbak Eda Suhaedah mengunpulkan paling awal tugas akhir ini, akhirnya Kami berdua diculik buat jadi editor magang di Najmubooks. Seru ternyata menggeluti bidang editing naskah, ternyata butuh perjuangan buat ngedit, sering kali saya puyeng baca tulisan orang dan akhirnya "seblak" adalah obatnya. Hehe ... 😄

Selain ikut berbagai training, saya pun ikut lomba menulis, alhamdulillah ada yang nyangkut. Hehe 😄 Ada dua antologi puisi hasil karya lomba menulis sebagai penulis puisi terpilih.  Antologi puisi "First Sight" dari Jejak Publisher dan Antologi puisi tema perempuan berjudul "Endure" dari Elunar Publisher menjadi dua karya saya. Menulis puisi dan traveling adalah hobi saya memang.

Antologi puisi pertama saya

Antologi puisi kedua

Menulis artikel menjadi passion saya

Satu lagi hal yang menjadi passion saya di dunia menulis, yaitu menulis artikel. Awalnya memang niat nulis fiksi tapi setelah saya terjun ke dunia nulis artikel, ini mengasyikan dan jadi candu.

Belajar otodidak nulis artikel, nanya Mbah Google, sharing penulis lain, mengamati penulis lain menulis artikel, terutama Mbak Muyassaroh. Saya sempat kepoin cara dia nulis artikel, nyerap ilmunya juga sih.

Akhirnya pede ngirim artikel ke berbagai  platform menulis. Lebih dari tiga bulan akhirnya saya menjadi kontributor terbaik di salah satu platform bergenre remaja, sebenarnya karena saya rajin nulis dan ngirim artikel jadi dapat poin terbanyak selama sebulan di sana. Sudah ada sekitar 72 buah artikel di tahun 2018 yang lalu,
41 artikel yang dibuat penulis di platform takaitu.com, 9 artikel di Basagita.com dan  11 artikel di Estrilook.com sejak April 2018 dan 1 artikel di Idn Times. Pernah menjadi kontributor terkece Takaitu bulan September 2018.

Alhamdulillah digaet juga sama Wrc buat buka kelas menulis artikel. Kelas menulis artikel "Wrc Scale Up" sudah masuk Batch 2. Semoga saya bisa sharing bareng peserta training, meski sebenarnya ilmu saya belum seberapa. Mungkin karena konsisten menulis, itulah kuncinya.



Setahun di dunia literasi saya menemukan passion saya, bahagia rasanya bisa menulis, selain terapi bisa sharing juga menyampaikan pesan kebaikan lewat tulisan. Berkarya lewat menulis, bonusnya dapat transferan. Alhamdulillah disyukuri berapa pun yang diterima, semoga berkah buat saya dan orang lain. Terus konsisten menulis dan menebar kebaikan.  Insyaallah selalu ingat tujuan saya dalam menulis.



 Salam,




Mesin Cuci untuk Ibu, Hadiah dari Gaji Pertamaku

Pic by Pinterest

Ibu adalah orang yang begitu berperan dalam kehidupanku. Banyak hal yang sudah Ibu lakukan namun belum bisa kubalas jasanya hingga kini. Satu hal yang pernah berikan untuk Ibu saat gaji pertamaku di Bandung adalah sebuah mesin cuci. Mesin cuci untuk Ibu, hadiah pertama dariku, dari hasil jerih payahku bekerja sebulan.

Aku pernah bekerja sebagai tenaga kontrak di sebuah  Rumah Sakit Umum Daerah sebagai pelaksana Analis Kesehatan di Laboratorium Klinik RS. Mungkin aku harus menunggu beberapa waktu agar bisa diangkat menjadi PNS, karena di daerah, kekurangan tenaga kesehatan.

Saat honor pertamaku di rumah sakit Aku menerima dua lembar uang seratus ribu dan satu lembar uang lima puluh ribu rupiah. Bukan mau mengeluh tapi untuk makan pun masih nombok, bahkan gaji seorang asisten rumah tangga pun lebih dari itu.

Akhirnya ibuku juga yang mengirimkan uang untuk biaya hidupku di sana. Meski ada saudara tetap saja berbeda dan aku belum terbiasa hidup merantau. Kusedih dengan keadaan ini sudah dua bulan ibu memberikan uang tambahan bagiku. Bukannya aku yang memberi malah masih merepotkan ibu.

Akhirnya kuambil keputusan untuk kembali ke Bandung, aku akan mencari kerja di Bandung saja, pikirku. Alhamdulillah berkat usaha dan doa aku mendapatkan pekerjaan di Laboratorium swasta, meski belum besar gajinya, aku bersyukur tidak membebani ibuku.

Aku mencari pekerjaan kembali dengen mengirimkan berbagai lamaran kerja ke Laboratorium Klinik Swasta Utama yang lebih besar. Mungkin karena lamaran kerjaku memakai Bahasa Inggris, saat aku mengirimkan lamaran sore hari, satu jam kemudian aku diminta wawancara dan tes kesehatan keesokan harinya.

Alhamdulillah aku diterima bekerja di Laboratorium Klinik Utama ternama di Bandung. Dengan gaji di atas UMR, kupersembahakan kado pertama untuk Ibu. Kuberikan ibu mesin cuci, agar meringankan pekerjaan ibu di rumah setelah letih seharian bekerja, biar ibu enggak ngerasa pegal di punggung.

Satu hadiah kecil dari gaji pertamaku. Alhamdulillah ... hadiah pertama Yang kuberikan dari hasil bekerja. Terima kasih Ibu, meski belum bisa kubalas semua jasamu, semoga surga adalah pahala untukmu.


Salam,




Tentang Ayah, Memori yang Takkan Pudar

Pic by Canva

Setiap kali menuliskan tentang ayah, saya jadi teringat masa kecil.  Mengingatnya merupakan sebuah memori yang melekat dan tidak akan pudar. Ayah adalah seorang pelindung bagi saya. Seseorang yang tak sempurna memang, tapi membuat saya merasa istimewa.

Bagaimana tidak, dari zaman masih sekolah dasar bahkan sampai saya bekerja pun terkadang ayah mau mengantar dan menjemput saya, padahal tempat kerja saya cukup dekat dari rumah.

Setelah bekerja, sebagian rekan kerja malah kadang menanyakan pacarnya mana? Hehe, enggak ada, cukuplah nanti setelah nikah ada pacarnya, hehe  😅

Apa yang istimewa dari Ayah? Mungkin Ibu juga, Ibu bilang Ayah yang sekarang adalah pribadi yang lebih baik, doa ibu yang tak putus ternyata memang salah satu penyebabnya.

Ada tiga hal dari Ayah yang membuat saya kagum, diantaranya:

1. Tidak gengsian, pekerjaan apa pun dilakukan untuk mencari nafkah 

Sikap ini memang harus dimiliki seorang kepala keluarga. Tidak gengsi saat harus menjalani berbagai macam pekerjaan,baginya apa pun akan dilakukan untuk keluarga demi memenuhi kewajiban menafkahi anak dan istri

Lelaki yang kupanggil ayah ini memang seorang pekerja keras. Ayah pernah mengalami pemutusan hubungan kerja saat pabrik tempatnya bekerja gulung tikar. Dulu pernah terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar. Ayah tidak berhenti begitu saja, beberapa pekerjaan pernah dia lakukan. Semua untuk keluarga.

2. Bangun tidur lebih awal untuk membantu pekerjaan rumah

Kebiasaan yang kedua yang mungkin jarang dilakukan orang lain adalah ayah bangun lebih awal untuk membantu pekerjaan ibu sebelum ibu bekerja.

Ibu adalah seorang guru PNS yang setiap pagi harus bekerja ke sekolah. Ayah bangun lebih awal untuk menanak nasi, masak air, kadang mencuci pun ayah lakukan agar saat Ibu bangun ketika subuh, pekerjaan itu sudah beres. Ayah melakukan ini agar ibu tidak repot dengan pekerjaan rumah saat akan berangkat kerja.


3. Membiasakan diri salat lima waktu di  masjid

Dulu saat ayah bekerja kebiasaan ini belum dilakukan, sekarang pekerjaan ayah sebagai ketua RT yang menghabiskan banyak waktu di rumah. Ayah membiasakan diri salat begitu azan tiba di masjid tiap harinya.

Mungkin inilah yang menjadi alasan Allah memanggil ayah untuk umrah di tahun 2013 yang lalu. Ayah mendapatkan semua biaya umrah dari kakaknya atau dari Ua yang tinggal di Pandeglang.  Alhamdulillah Ayah sudah pernah menginjakan diri di tanah suci. Tinggal Ibu yang belum, semoga Ibu juga bisa menunaikan ibadah suci di sana.

Seluruh doa kupanjatkan untuk Ayah dan Ibu. Dua orang malaikatku di dunia.  Membuatku ada dan menjadi seperti sekarang ini. Dua orang yang tak pernah meninggalkanku di saat terburuk dalam hidupku.

Terima kasih Ayah dan Ibu, seluruh kebaikan yang kalian lakukan semoga dibalas kebaikan dan berbuah surga. Tentang Ayah ... adalah memori yang tak kan pudar. Doa terbaik untuk kedua orang tuaku.



    Salam,





5 Rahasia Konsisten Menulis Artikel, Nomor 3 Paling sering Diabaikan

Rahasia konsisten menulis artikel
Pic by Canva

Menulis artikel merupakan suatu hal yang  bermanfaat. Bagi seorang penulis artikel yang produktif ternyata ada beberapa hal yang perlu Kamu lakukan. Rahasia konsisten menulis artikel akan saya diulas dalam tulisan ini.

Berawal dari hobi menulis diary saat masih sekolah dulu, menulis puisi dan pengen punya novel sendiri, membuat saya memutuskan untuk mengikuti berbagai training menulis, mengikuti berbagai grup kepenulisan dan tantangan menulis. Hal ini bisa membuat saya untuk konsisten menulis. Simak, yuk, 5 rahasia konsisten menulis artikel!


1. Menulis adalah passion

Passion berbeda dengan hobi. Hobi dilakukan seseorang sebagai hal yang menyenangkan dirinya, menghilangkan stress, terkadang membuat seseorang bersikap konsumtif demi hobinya sedangkan passion lebih ke gairah atau hasrat yang menyebabkan seseorang terus bergerak maju dan lebih produktif.

Satu ketika saya mempelajari menulis artikel, mencoba mengirimkan ke media online dan diterbitkan. Bahagia rasanya ketika tulisan yang ditulis dibaca orang banyak. Sampai sekarang kalau sehari enggak menulis rasanya ada yang beda dan hampa. Itulah passion saya yang tak akan saya tinggalkan.

2. Mengupgrade diri dengan membaca

Selalu rajin membaca dan mengamati keadaan sekitar sebagai ide menulis artikel. Kamu bisa tahu beragam berita dari televisi, media sosial atau internet. Membaca buku pun bisa jadi cara buat mengupgrade diri agar tak pernah kehilangan ide menulis.

3. No Excuse, menghindari alasan untuk tidak menulis karena kesibukan

Seringkali seorang penulis, terutama wanita yang berperan sebagai seorang istri dan ibu di keluarganya, merasa sehari 24 jam berasa kurang untuk menghandle semua urusan domestik.

Kelelahan mengurus rumah, anak juga suaminya memang bisa menjadi alasan untuk tidak menulis, tapi sebenarnya ketika memutuskan untuk konsisten maka tekad harus kuat dan menghindari alasan ini juga itu. No excuse, pokoknya. Poin nomor tiga ini paling sering diabaikan.


4. Mau berkorban waktu baik waktu senggang dan istirahat untuk dipakai menulis 

Meskipun banyak keadaan yang membuat seseorang merasa tak punya waktu menulis, jangan lupa poin ketiga. Salah satu cara menyiasatinya adalah dengan mengorbankan waktu istirahat untuk menulis bisa setelah anak tertidur atau sebelum bangun tidur. Segala sesuatu butuh perjuangan dan pengorbanan, betul, kan?

Nasib emak kaya saya, niatnya nemenin anak tidur, ya ikut tidur juga. 😅
Biarlah tubuh juga butuh istirahat, kadang saya tidur lebih awal buat bangun lebih awal. Ini lebih enak ke badan, daripada begadang semalanan dan bangun siang. (Mana mungkin, kalau anak bangun, ya pasti bangun juga. Padahal baru tidur bentar 😄)

Biarlah karena sudah merasa sebagai passion, maka hal di atas, ya, dinikmati saja. Alhamdulillah, bahagia 😍

5.  Punya target menulis dan berusaha mewujudkannya

Ini dia yang penting juga. Coba tanya pada diri sendiri niatnya nulis apa? Untuk siapa dan tujuan jangka panjanganya buat apa.

Saat saya menjadi kontributor suatu media online bergenre remaja, saya punya target nulis setidaknya sehari nulis satu artikel, kalau lebih mungkin bisa dua atau tiga buah  artikel per hari kalau waktu senggangnya banyak (jarang sih 😅)

Jika ada hal yang membuat saya belum bisa menulis per harinya, saya akan menulis ketertinggalan di hari kemarin. Ini jadi target menulis buat saya, setelah beberapa bulan menulis akhirnya saya dinyatakan sebagai kontributor terbaik di bulan September.

Membuat target dan mewujudkannya adalah hal yang penting buat saya. Kamu bisa juga membuat target jangka panjang, apa yang ingin Kamu capai dari aktivitas menulis? Konsisten adalah rahasia untuk menggapainya.

Konsisten memang diperlukan dalam menulis, sebagai salah satu usaha personal branding juga. Udah tahu, kan, apa itu personal branding? Personal branding adalah upaya  untuk membentuk citra diri, Kamu mau dikenal sebagai apa?

Kamu bisa melakukan 5 rahasia yang saya bagikan kalau mau konsisten menulis artikel. Usaha tidak akan mengkhianati hasil, saya percaya itu. Selamat mencoba Sahabat, bulatkan tekad dan teruslah menulis.


    Salam,