Ingin Punya Pertemanan yang Sehat, Kenali 7 Cirinya!

 

7 Ciri Pertemanan sehat
Ciri pertemanan sehat,
ilustrasi dari freepik.com dan canva.com


Sebelum menulis tentang ciri pertemanan sehat, saya pernah juga menuliskan tentang circle pertemanan yang kini semakin sempit. Sebelumnya saya pernah mengalami pengalaman buruk tentang masalah pertemanan. Jadi sejujurnya saya semakin selektif memilih teman. Bukan berarti saya nggak mau berteman dengan banyak orang, ya.


Sebelumnya, zaman saya masih sekolah rasanya nggak pernah menemukan drama pertemanan, deh. Zaman sekolah bahkan kuliah, alhamdulillah baik-baik temannya. Justru setelah bekerja atau menikah suka ketemu orang yang ternyata bisa baik di depan tapi belum tentu baik di belakang saya. Akhirnya ketahuan kok, siapa yang benar-benar layak dijadikan sahabat.



Pengalaman buruk tentang kepercayaan 


Ketika ada seseorang yang salah paham dengan ucapan saya, dia sampai menangis seolah-olah menjadi seorang korban yang tersakiti. Padahal setelah itu dia membicarakan keburukan tentang saya pada orang lain. Bukan hanya seorang, hampir ke semua orang yang dia temui.


Saya tahu masalah ini ketika Sahabat saya yang lain menceritakan tentang kelakuan orang tadi. Imbasnya lagi temen terdekat saya pun kena juga diomongin. Kadang saya berpikir kenapa, sih, dia seperti itu? Apa karena pengaruh inner child?


Agak susah ya, kalau orang udah punya prasangka buruk terhadap orang lain, yang terlihat hanya keburukan saja di matanya. Wah, ternyata saya membuat pilihan yang salah dengan menjadikan dia sebagai teman.


Sebenarnya saat seseorang membuka keburukan orang lain, dia sedang menampilkan citra dirinya. Saat Kita berkata atau berbuat baik, sebenarnya kebaikan itu untuk dirinya sendiri.


Jadi saya cukup mengelus dada aja ketemu orang yang dengan mudahnya menceritakan keburukan orang lain hampir pada tiap orang yang ditemuinya dan bersikap seperti dia korban yang tersakiti. Fix, orang tersebut sebaiknya dihindari saja. 


Pengalaman saya tentang kepercayaan membuat saya tidak mudah membuka diri, kecuali terhadap yang sudah saya anggap benar-benar bisa dipercaya.


Ada pepatah yang menyatakan bahwa pilihlah teman yang baik karena akan memberikan pengaruh yang baik pula. Seperti sebuah pepatah di bawah ini.


Bertemanlah dengan penjual minyak wangi. Dia mungkin akan memberimu minyak wangi, atau kau bisa membeli minyak wangi darinya. Jika tidak, kau pun tetap akan mendapatkan harum darinya. 



7 Ciri Pertemanan yang Sehat


Memang iya sih, mendapatkan seorang teman yang baik dan sefrekuensi itu nggak mudah. Makin ke sini makin ketahuan, siapa yang beneran tulus dan siapa yang modus. Bagaimana mengenali pertemanan yang sehat. Simak 7 cirinya di bawah ini!


1. Kamu bisa menjadi dirimu apa adanya

Satu poin pertemanan sehat adalah Kamu bisa menjadi dirimu apa adanya. Tanpa harus jaim saat bersama mereka. Teman yang baik bisa menerima semua kekuranganmu. Dia nggak bakalan nyinyirin  kamu. 


Aktivitas saya sebagai seorang penulis dan blogger terkadang membuat saya merasa nggak punya banyak waktu luang untuk pergi nongkrong bersama teman lainnya. Teman saya memang hanya berempat atau berlima yang sering barengan saat di lingkungan sekolah anak saya terdahulu. 


Mereka paham kok aktivitas saya. Kadang saya nggak bisa diajak ngobrol kalau lagi menyelesaikan deadline tulisan. Sering kali saya ngeblog via handphone, biar saya bisa menulis kapan pun saat saya punya waktu senggang, termasuk saat menunggu anak sekolah.


Profesi saya sebagai seorang blogger dan penulis buku membawa saya mengenal beberapa teman penulis di daerah lain contohnya saja Mba Aisyah Dian, seorang penulis Balikpapan. Mba Aisyah Dian juga senang traveling seperti saya, dia salah seorang Travel Blogger Balikpapan soalnya.


2. Teman baikmu menghargai batasan privasimu

Teman yang baikmu bisa menghargai batasan privasimu. Bukan seorang yang kepo banget ama masalah pribadimu. Mereka tahu kok ada saatnya kamu butuh privasi tersendiri.


Pertemanan pasca menikah memang tidak sama saat masih single. Seorang teman harus paham kalau silaturahmi atau mau pergi bersama teman yang sudah menikah harus tahu waktu.  Dia bisa mengerti bahwa setelah temannya berkeluarga, perlu menghargai privasimu. Setelah menikah, terkadang memang butuh waktu khusus untuk anak dan suami. 


3. Pertemanan bukanlah sebuah kompetisi

Poin ketiga adalah pertemanan bukan sebuah kompetisi yang mengharuskanmu untuk menang atau kalah. Saya sudah menghindari tipe orang yang seolah-olah ingin berkompetisi. Ia merasa dirinya, suaminya atau anaknya yang paling hebat. 


Bagi saya pertemanan bukan kompetisi. Nggak perlu nyinyirin orang lain karena pilihannya berbeda lantas mencari kekurangan atau kejelekan orang lain. Hindari juga membanggakan kemampuan anak sendiri dibandingkan anak orang lain.


Pasti semua orang tua sudah mengusahakan yang terbaik buat anaknya. Hanya saja sepatu orang lain kan berbeda, tidak perlu merasa lebih hebat dan memandang rendah orang lain. Kita perlu menghargai pilihan orang lain yang berbeda.


4. Bisa saling mendukung satu sama lain

Ciri pertemanan yang sehat adalah bisa saling mendukung pilihanmu. Bukan berarti membenarkan semua tindakanmu, dia juga bisa memberikan saran terbaik untuk dirimu.


5. Tidak perlu khawatir, teman bisa menjaga rahasiamu

Teman yang baik dan amanah nggak bakalan bocor, dia mampu menjaga kehormatanmu dan bisa menjaga rahasiamu. Tak perlu khawatir, rahasiamu aman bersamanya. Tenang saja mereka nggak akan menyebarluaskan keburukan atau masalahmu.


6. Kamu tidak merasa dihina atau direndahkan

Poin ini membuatmu merasa nyaman, karena teman sejati tidak memandang status. Tanpa harus melihat materi. Sahabat yang tulus bisa tidak merasa dihina atau direndahkan. Dia juga bisa berteman tanpa melihat status, jabatan, keturunan atau materi yang kamu punya. Teman yang baik nggak akan bikin insecure.


7. Kamu menikmati kebersamaan dengan temanmu

Salah satu ciri pertemanan sehat yang terakhir adalah rasa nyaman saat bersama mereka. Kamu bisa menikmati kebersamaan dengan temanmu. Rasanya selalu happy saat bersama mereka. 


Bersyukurlah Sahabat Catatan Leannie jika diberikan teman dengan ketujuh ciri diatas. Semoga bisa langgeng dan saling support satu sama lain ya. Rezeki itu tak hanya sebatas materi saja. Punya teman yang baik juga rezeki dari-Nya.


Ingin punya pertemanan yang sehat? Kenali 7 cirinya di atas ya. Saran saya jangan sampai keliru memilih teman, ya. Pilihlah Sahabat yang dengan keberadaan dirinya bisa membuatnya semakin dekat dengan-Nya dan membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik. Bagaimana dengan Sahabat Catatan Leannie apakah pertemanan yang kalian miliki punya ketujuh ciri di atas? 



Salam,






23 comments

  1. Yang jelas, semakin ke sini udah gak ngejar kuantitas lagi, tapi ke kualitas. Sudah bisa lebih selow "kehilangan" teman lama yang kian hari kian toxic. Berteman dengan siapa saja boleh, tapi kesehatan mental juga harus dijaga. Aku setuju poin-poinnya. Terutama soal kepercayaan dan bisa menjadi diri sendiri itu.

    ReplyDelete
  2. Yes, bisa menikmati kebersamaan dengan teman. Ciri utamanya mengabaikan hp dan lebih memilih cerita langsung karna akan lebih seru. Banyak kan temen yang ketemu ujung2nya sibuk main hp. ...artinya ngga menikmati atau kehabisan bahan obrolan kan...

    ReplyDelete
  3. Teman atau sahabat bisa kita anggap juga sebagai saudara sendiri.. Jadi bisa menjaga pertemanan dgn saling mengerti , menghargai dan percaya.

    Serta juga memberikan cinta dan kasih sayang di dalam pertemanan

    ReplyDelete
  4. Makin lama mengenal, tentunya jadi makin paham siapa yang memang benar-benar menganggap kita teman, atau yang sekadar aja, atau yang sesuatu dari belakang. begitulah kehidupan ya Teh.

    ReplyDelete
  5. Aku setuju sekali dengan 7 point di atas, privasi hal yg penting jadi harus tahu batasannya. Selain itu harus saling mendukung 1 sama lain.

    ReplyDelete
  6. Saya kalau ketemu banyak orang atau di medsos, selalu berusaha berhati-hati beropini. Tetapi, kalau sama sahabat bisa lebih blak-blakan. Karena udah saling mengerti. Setuju juga mau kayak apapun sikap kita, sahabat biasanya gak akan umbar aib sahabatnya ke luar

    ReplyDelete
  7. gak tau kenapa, pertemanan saya sekarang semakin sempit
    mungkin karena jarang keluar rumah dan ngobrol/curhat
    ngobrol ini menurut saya yang bikin pertemanan menjadi dekat

    ReplyDelete
  8. Bener banget ya tujuh ciri pertemanan sehat di atas. Apalagi saat ketemuan yang itu emang udah lama gitu bener-bener bisa menikmati waktu bersama, bisa lepas gadget masing-masing tapi sering juga jadi lupa foto bareng :D

    ReplyDelete
  9. Di usia 20an mungkin aku masih suka ngegas kok org2 kek gt sih wkwk tp setelah 30an aku jadi mikir gausah maksa orang buat temenan ama gue, gue cukup fokeus ama kelebihan toh nanti kalo org tau gue punya sesuatu mereka bakal dateng dengan senang hati dan gue ngajarin gitu juga ke anak, cuek gausah manja n baper hehe. Alhamdulillah sekarang aku punya sahabat dari SMK yg masih sering ketemuan dan udah gada drama n gossip lah, hidup damai bukan perlombaan, capek temenan ama yg panasan mah hahaha masih mau temenan alhamdulillah ga juga gapapa org dateng silih berganti ya khaaan

    ReplyDelete
  10. Yes, pertemanan yang sehat itu penting banget ya kak saling menjaga dan tidak mengedepankan ego. Tulisan inspiratif

    ReplyDelete
  11. Iya bener mbak teman toxic harus di jauhi, kadang hangout bareng malah pamer ini dan itu kezel juga sih

    ReplyDelete
  12. Seneng banget kalau ketemu teman sejati sepeti ciri2 diatas... Alhamdulillah aku punya walaipun hak pernah di share k sosmed.. sefrekuensi klo istilah anak sekarang saling suppot dan menghargai

    ReplyDelete
  13. Aku cuma punya beberapa teman yang aku bisa jadi sendiri di hadapan mereka. Dan beneran sih merekalah sahabat terbaik.

    ReplyDelete
  14. Dulu temanku sedikit karena ya itu terlalu pemilih, gak nyaman karena sering diatur harus ikutin gaya gini gitu biar kompak maksudnya, akhirnya kutinggalin, cari temen yang sefrekuensi

    ReplyDelete
  15. pertemanan sehat memang makin susah didapat yaa mba.. sering kali kita dapat toxicnya aja hehehe. Tapi masih banyak orang baik dan tulus di luar sana

    ReplyDelete
  16. Iya sahabat yang baik dan bisa dipercaya itu harta berharga ya, susah untuk didapatkan jadi sebisa mungkin jaga persahabatan yang sudah terjalin jangan disia-siakan...

    ReplyDelete
  17. Aku sepakat banget ini sama 7 tipsnya karena memang kalau pertemanan satu sama lain harus saling memahami kelebihan dan kekurangannya. Teman boleh banyak tapi yang benar-benar dekat dan menjadi sahabat itu hanya beberapa kalau aku.

    ReplyDelete
  18. Memang pertemanan paling tulus itu ketika masih sekolah. Tidak penuh kepura-puraan dan apa adanya. Setuju sekali semakin tua jalinan pertemanan memang semakin sempit. Jadi sahabat yang kita punya harus benar-benar dijaga.

    ReplyDelete
  19. dulu waktu SMA pernah punya sahabat, keman-mana barengan, malah pernah tidur bertiga sama mamanya pula. cuma setelah menikah, kita jadi agak jauh karena rumahnya juga jauh dan kita udah jarang banget ngobrol karena kesibukan kita masing-masing.

    ReplyDelete
  20. alhamdulilah ya Allah punya teman-teman yang support dan utamanya aku bebas jadi diri sendiri alhamdulilah sudah belasan tahun jalaninnya hehe meski skrg ga ada waktu buat ketemu tp setidaknya grup WA jadi obat

    ReplyDelete
  21. poin pertama paling penting, just the way you are <3 love banget!!

    ReplyDelete
  22. Dewasa ini, semakin tua malah semakin ga ada teman ya mba..teman satu demi satu caooo karena harus mengurusin kehidupan masing masing. Udah punya 1 saja yang bisa diajak curhat itu udah alhmadulillah bangettttttt..dan alhamdulillah aku masih punya 1 yang kayak gitu :)

    ReplyDelete
  23. memang paling gak nyaman punya teman yang kepo banget dengan masalah dan kehidupan kita. Padahal teman yang baik itu harusnya menghargai privasi kita yaa

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya. Moderasi komentar saya aktifkan, ya. Komentar akan muncul setelah saya setujui. Mohon tidak berkomentar sebagai anonim atau menyertakan link hidup. Link hidup akan saya delete. Maaf jika ada komentar yang belum terbalas.