Showing posts with label Social distancing. Show all posts
Showing posts with label Social distancing. Show all posts

Social Distancing dan Kisah Viral Pengantar Jenazah COVID-19

Kisah Pengantar Jenazah COVID-19,
regionalkompas.com, edit by Snapseed

Social distancing dan stay at home merupakan kebijakan pemerintah untuk mencegah Infeksi COVID-19 meluas. Namun dua kebijakan ini, tidak sepenuhnya bisa dilakukan masyarakat Indonesia, karena untuk para pejuang keluarga perlu tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Center for Disease Control(CDC), social distancing merupakan tindakan menjauhi segala bentuk perkumpulan, menjaga jarak antar manusia, dan menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan orang banyak.

Meski sudah ada kebijakan stay at home sekali pun, saya pribadi tidak bisa sepenuhnya di rumah saja. Ada saatnya harus ke luar rumah jika ada keperluan mendesak, contohnya membeli bahan makanan untuk keluarga. Saya menggunakan masker saat ada di luar rumah.

Bukan hanya saya saja yang punya kepentingan ke luar rumah, para kepala rumah tangga pun tetap mengadu nasib di luar sana. Suami saya pun tetap bekerja karena bank tidak meliburkan karyawannya.


Menjaga jarak bukan berarti tak sayang keluarga


Menjaga jarak
Social distancing atau menjaga jarak
Pixabay.com/Geralt


Social distancing atau menjaga jarak aman antar satu dengan lainnya bukan berrati tak sayang keluarga, tetapi bentuk kepedulian terhadap sesama dan mendukung upaya untuk menekan penyebaran Covid-19.

Imbauan untuk tidak mudik, sebaiknya diikuti oleh masyarakat karena Kita enggak pernah tahu Keberadaan virus yang tak kasat mata dan takutnya malah menjadi carier bagi keluarga lainnya yang tinggal di kampung halaman.

Bersabar dan menunggu adalah cara terbaik, semoga virus Corona bisa cepat berlalu dan Kita bisa beraktivitas seperti biasanya tanpa ada kekhawatiran.


Kisah Dedy Darmadi, pengantar jenazah Covid-19 di Padang


Dedy dan pengantar jenazah Covid-19,
regional.kompas.com


Kisah yang sempat viral beberapa waktu yang lalu tentang seorang pengantar jenazah yang memakamkan pasien penderita Covid-19 di daerah Padang. Mereka rela menyebrangi sungai agar terhindar dari orang banyak.

Dedy Darmadi yang berusia 35 Tahun dari Padang memaparkan alasan menjadi pengantar jenazah dan memakamkan pasien yang terinfeksi virus Corona. Ia menyatakan bahwa semua itu untuk menghidupi keluarga dan alasan kemanusiaan.

Meski pekerjaannya punya risiko tinggi dan terkadang mendapatkan penolakan warga karena jenazah Covid-19, ia tetap bekerja meski risiko tinggi mengintai petugas pengantar jenazah Covid-19.

Dedy dan rekannya bukan tak paham arti Social Distancing dengan menjaga jarak aman untuk mencegah penyebaran virus Corona meluas tetapi pekerjaan  mengharuskan mereka berinteraksi dengan Jenazah Covid-19. Mereka yang bertugas membawa dan memakamkan jenazah pasien yang terinfeksi virus Corona.

Dedy menceritakan bahwa istrinya sempat khawatir dan takut anaknya yang masih pada kecil terkena virus Corona. Dedy sempat tidur di luar rumah karena istrinya khawatir akan kesehatan anak-anak.

Baca juga : Kurangi Risiko Tertular Virus Corona dengan 7 Cara ini!

Social distancing saat itu begitu terasa meski tinggal dalam satu rumah. Meski begitu Dedy mengaku telah melakukan standar dan prosedur kerja menggunakan APD lengkap demi terhindar dari penularan Virus Corona dan melakukan prosedur kedatangan saat di rumah setelah bekerja.

Namun, akhirnya sang istri paham akan pekerjaan suaminya dan memperbolehkan bertemu anak-anak setelah menyemprot disinfektan dan mandi membersihkan diri setelah pulang kerja.

Semoga Allah selalu menjaga para tenaga kesehatan dan petugas yang berkaitan dengan COVID-19, seperti para pengantar jenazah dan lainnya. Risiko mereka begitu besar, namun mereka bekerja untuk kemanusiaan dan berbakti pada negaranya.


Protokol kedatangan sampai di rumah dari bepergian


Protokol kedatangan sampai di rumah dari bepergian/ kemendagri.go.id

Jika ada suatu keperluan yang mendesak dan urgent, maka lakukan beberapa hal di bawah ini sebagai protokol kedatangan sampai di rumah dari bepergian:


1. Lepas sepatu  saat ada di depan pintu  sebelum masuk ke rumah


Hal pertama yang perlu dilakukan saat sampai di rumah adalah melepas sepatu di depan pintu masuk ke rumah.

Sebaiknya, jangan menggunakan sepatu ke dalam rumah, apalagi sampai memakainya smabil berbaring ke tempat tidur, karena bisa menungkatkan risiko terbawanya  berbagai macam virus, bakteri, atau kuman dari luar rumah.


2. Semprotkan cairan disinfektan pada barang yang dibawa bepergian


Semprotkan cairan disinfektan pada barang yang dibawa ketika bepergian. Untuk lebih waspada lagi, Kamu bisa menyemprotkan cairan tersebut pada barang-barang yang menempel atah dipakai sendiri seperti sepatu pakaian, ponsel, tas, laptop, dan lainnya.

Dengan menyemprotkan alkohol dan konsentrasi biosida yang tinggi dalam disinfektan diyakini mampu untuk membunuh bakteri, virus, kuman, dan mikroorganisme pada permukaan benda apa pun sebagai  perantara virus atau bakteri yang bila dihirup atau disentuh manusia bisa membahayakan.


3. Membuang struk atau tanda terima pembelian yang tidak diperlukan


Saat bepergian ke luar rumah untuk kepeeluan urgent seperti membeli makanan atau obat-obatan, saat sampai di rumah sebaiknya membuang struk, kuitansi atau tanda pembelian lainnya.

Hal ini merupakan salah satu cara pencegahan virus corona meyebar di dalam rumah.


4. Jangan langsung menyentuh barang apa pun  di rumah dan langsung beristirahat


Setelah melepas sepatu, menyemprotkan disinfektan pada barang yang dibawa masuklah ke dalam rumah. Namun, langsung menyentuh barang apa pun di dalam rumah sebelum mencuci tangan sampai bersih.

Jangan langsung beristirahat seperti duduk atau merebahkan diri di kursi, sofa, atau di tempat tidur dalam kondisi masih menggunakan pakaian yang sama saat bepergian.

Untuk para orangtua, jangan langsung menyapa atau menggendong anak jika tubuh belum dalam kondisi bersih.


5. Segera cuci tangan dengan sabun dan air mengalir hingga bersih


Lakukan cuci tangan dengan benar, selama 20 detik menggunakan sabun dan air mengalir hingga bersih.

Prosedur mencuci tangan dengan benar seperti ini:

Basahi kedua tangan dengan air, bisa menggunakan air hangat atau dingin. Tuangkan sabun ke telapak tangan.

Usaplah kedua telapak tangan secara perlahan dengan gerakan memutar.

Gosok kedua telapak tangan hingga berbusa, lalu bersihkan seluruh bagian tangan secara merata, terutama pergelangan tangan, punggung tangan, sela-sela jari, dan kuku. Lakukan Cara ini selama minimal 20 detik.

Selanjutnya, bersihkan seluruh bagian jari dengan gerakan memutar. Bilas tangan dari sisa sabun sampai benar-benar bersih.

Tutup keran dengan tisue agar kuman tidak menempel pada tangan yang telah dicuci dengan bersih.

Terakhir, keringkan tangan menggunakan tisue atau handuk bersih.


6. Buka pakaian, jangan menggantung di kamar atau digunakan kembali keesokan harinya


Segeralah  membuka pakaian, jangan menggantungnya di kamar, apalagi menggunakan pakaian yang sama keesokan harinya.

Hal ini karena pakaian yang dipakai, mungkin saja terdapat virus, bakteri, atau kuman yang menempel dari luar rumah selama bepergian.

Masuklah ke kamar mandi atau toilet dan buka seluruh pakaian yang dikenakan saat bepergian, lalu tempatkan pakaian kotor tersebut di keranjang cuci tersendiri.


7. Mandi sampai benar-benar bersih


Mandi sampai benar-benar bersih bisa  membantu menghilangkan virus dan bakteri yang menempel pada tubuh.

Bersihkan tubuh dari ujung kepala sampai kaki hingga bersih agar sabun membersihkan area tubuh dengan merata.

Ketujuh hal tersebut menjadi langkah untuk pencegahan virus agar tidak masuk ke dalam rumah. Waspada itu penting, setuju, kan, sahabat Catatan Leannie.

Meski di luaran sana masih banyak para pejuang keluarga yang mencari nafkah untuk anak dan istrinya sebaiknya melakukan prosedur ini ketika datang ke rumah. Mencegah lebih baik dari mengobati tentunya.

Kisah pengantar jenazah Covid-19 yang sempat viral ini membuka mata saya bahwa bukan mereka tak ingin mengindahkan larangan stay at home atau social distancing tetapi kebutuhan hidup yang mendesak dan alasan kemanusiaan juga. Semoga virus Corona ini cepat berlalu, tentunya ini jadi harapan banyak orang.



Salam, 




#BPNRamadan2020
#BPNChallengeday5



Realitas Stay at Home selama Dua Pekan pasca diberlakukannya Social Distancing

Realitas stay at home
Stay at home, via freepik.com

Social distancing adalah upaya pemerintah untuk menanggulangi penyebaran virus Corona yang terus meluas di Indonesia. Masyarakat dianjurkan stay at home, melakukan berbagai kegiatannya di rumah. Namun, ternyata realitasnya lain dari yang diharapkan di Indonesia.

Berbagai upaya untuk mendukung social distancing seperti  aktivitas sekolah diliburkan, beberapa fasilitas publik atau tempat wisata, bahkan beberapa mall pun sudah mulai ditutup, perusahaan pun meliburkan karyawannya, meski tak termasuk suami yang masih tetep kerja di salah satu bank swasta di Kota Kembang ini.
Social distancing
Social distancing, via freepik

Realitas stay at home dan social distancing ini kadang berbeda dengan harapan. Ternyata di lingkungan tempat tinggal sendiri, masih banyak yang kurang mengindahkan anjuran ini.

Banyak yang masih berkeliaran di luar dan enggak pakai masker. Anak-anak pun masih main di luar dengan bebas. Duh, sampai miris saya melihat ini.

Di tengah kegabutan karena kondisi Covid-19, sebenarnya sudah ada dua pekan saya merasa tubuh ini kurang fit. Berawal dari sakit gigi yang mengharuskan cabut kedua gigi geraham baru tumbuh, gigi berlubang di bagian atas dan bawah.

Setelah itu datanglah batuk alergi karena dingin. Memang saat musim penghujan saya bakal sering kena alergi ini dari tahun ke tahunnya. 

Saya pun mengalami sariawan yang cukup banyak jumlahnya dan bikin selera makan turun. Padahal selama ini, saya keitung jarang banget sariawan.

Kondisi semakin enggak fit sehingga tangan, kaki serta badan saya pun kemerahan karena alergi dingin. Kemungkinan juga karena konsumsi makanan tertentu belakangan ini.

Meski harus stay at home, saya tetep pergi ke luar luar rumah juga, sih, untuk urusan beli bahan makanan. Ini aja alasan yang paling urgent bagi saya buat ke luar rumah dua atau bahkan tiga hari sepekan.

Untung pas weekend ini suami libur, aku yang udah enggak bisa tidur malam karena biasanya udah kecapean dari siang nemenin Dzaky udah tidur malam dari jam 20.00 WIB atau 21.00 WIB. Anakku hampir enggak pernah tidur siang soalnya.

Rutinitas pagi hari seperti biasanya, menyiapkan sarapan untuk keluarga. Meski lagi kurang fit, saya jarang banget beli makan di luar. Seringnya masak aja, meski masakan saya keitung standar dan bisanya itu-itu lagi.

Buat saya, yang penting dalam proses masak sendiri, bisa dipastikan cara pengolahannya benar. Nyuci sayurannya bersih dan nambahin bumbu masakan pun takarannya sesuai kehendak saya, belakangan ini saya enggak lagi nambahin pengawet atau MSG kayak dulu.

Sebenarnya anak saya tipe yang gampang bosan, diajak mengerjakan pekerjaan rumah sama sekolahnya pun cuman fokus bentar, habis itu dia main lagi. Kebayang bosannya anak disuruh stay at home.

Pas jumat malam kemarin dikasih mati lampu sama PLN, ya udah mending tidur aja lah apalagi udah malam. Pas bangun pagi, mau salat subuh. Terharu banget, cucian piring dan baju udah bersih, setrikaan rapi ... baik bener, sih, paksu.

Sebenarnya ini blog post alias curcol saya sebagai irt selama menjalani social distancing  dan stay at home selama dua pekan terakhir. 

Makasih paksu udah bantuin, kebantu banget  apalagi pas lagi kurang fit, terus lihat kondisi rumah semua udah bersih dan rapi. Padahal aku juga tahu lagi sama-sama kurang fit. 

Saya sebenarnya udah bosan kalau disuruh minum obat-obatan kimia, makanya beralih ke rempah-rempah atau bahan alami yang ada di dapur.

Baca juga : 7 Tips Jitu Meningkatkan Sistem Imun Tubuh untuk Menangkal  Virus Corona

Blog post selanjutnya akan saya tuliskan mengenai beberapa ramuan JSR buat menjaga  imunitas tubuh.

Baca juga : Resep JSR dr. Zaidul Akbar untuk mengatasi Batuk, Flu, dan Alergi

Mari dukung upaya stay at home dan social distancing. Inilah realitas saat berdiam diri di rumah ala Catatan Leannie. Moga setelah ini Kita diberikan kesehatan dan wabah Corona ini cepat berlalu.



Salam,