Ketika Harus Memilih, 10 Pilihan yang Mengubah Hidupku


Pic by Canva

Hidup adalah pilihan. Pilihan untuk terus melangkah pastinya. Ketika harus memilih, beberapa pilihan mengubah hidupku. Sebuah perjalanan yang harus dilewati. Keputusan yang diambil biasanya punya dua sisi untuk kita ambil hikmahnya.

Jangan sesali yang telah terjadi, karena semua hal yang terjadi pasti ada hikmahnya. Terkadang harus melewati perjuangan untuk memperoleh sesuatu, itulah seninya hidup.  Ada 10 pilihan yang mengubah hidupku selama ini. Apa saja, sih? Yuk, simak, kisah saya di bawah ini!

1. Memilih Kuliah di Bidang Kesehatan

Pilihan pertama adalah memilih kuliah di bidang kesehatan. Tadinya saya pengen jadi apoteker tapi dulu passing grade di Unpad cukup tinggi. Lulus pilihan dua di SMPTN dengan jurusan Kimia, Upi. Tidak saya ambil pilihan ini karena sudah dinyatakan lulus di Politeknik Bandung dan Politeknik Kesehatan Bandung.

Lulus pilihan dua di Politeknik Bandung, dengan jurusan teknik komputer kurang sreg bagi saya karena saya inginnya kuliah di teknik telekomunikasi yang passing gradenya tertinggi.

Mungkin harus berjodoh dengan Politeknik Kesehatan Bandung jurusan Analis Kesehatan. Ikut daftar dengan teman dan dinyatakan lulus. Meski ternyata saya tidak mengenal jurusan yang saya pilih. Hehe ... Saya pikir dunia analis tentang biologi dan kimia saja tapi ternyata amazing, lebih dari yang saya bayangkan.

Saya juga bersyukur dulu kuliah di sini, selain dekat dari rumah, hanya lima atau sepuluh menit perjalanan jika menggunakan motor, saya juga bertemu teman-teman baru. Sampai sekarang masih kangen juga sama mereka. Lama enggak berjumpa, semoga kalian sehat selalu dan ada dalam lindungan-Nya.

2. Memilih Kembali Pulang ke Bandung, setelah Menjadi TKK di RSUD Pandeglang

Setelah lulus kuliah, sempat menganggur selama dua atau tiga bulan. Akhirnya saya mencoba mencari kerja di luar daerah.
Ada Saudara saya yang tinggal di Pandeglang menyarankan untuk memasukkan lamaran ke RSUD di Pandeglang. Akhirnya saya bekerja di sana walau hanya beberapa bulan.

Mendengar pemberitaan mengenai tsunami Selat Sunda, saya ikut prihatin dan jadi teringat semasa bekerja di sana.

3. Memilih Bekerja di Laboratorium Klinik Swasta setelah Kembali ke Bandung

Sebenarnya saya kasihan sama Ibu, sewaktu saya bekerja di RSUD sebagai tenaga kerja kontrak, honor di sana sangatlah minim, hanya dua lembar uang ratusan ribu kuterima. Ibu harus transfer untuk kebutuhan hidupku.

Aku jadi dilema, saat bekerja, aku ingin memberi pada ibuku bukan diberi seperti ini. Ibuku meminta untuk bersabar, siapa tahu nanti diangkat menjadi PNS. Mungkin aku tidak bisa jauh dari keluarga. Pilihan untuk kembali ke Bandung pun aku ambil. Alhamdulillah akhirnya aku diterima bekerja di sebuah Lab Klinik Utama ternama di Bandung.

4. Memilih Resign Bekerja untuk Melanjutkan Kuliah D4

Setelah hampir lima tahun bekerja, aku punya keinginan untuk melanjutkan kuliah D4. Mungkin dulu ibuku bilang untuk wanita perkerjaan yang paling enak adalah menjadi seorang guru. Kurasa itu benar juga karena setelah menikah aku tak ingin menghabiskan hidupku untuk bekerja. Aku ingin berada di tengah mereka. Aku mau jadi dosen saja, rencananya setelah lulus D4, mau melanjutkan kuliah S2.

5. Memilih Resign kembali  sebagai Assdos Saat Menikah

Setelah lulus kuliah D4, saya bekerja sebagai asisten dosen di Stikes di Bandung. Sebuah tangga menuju mimpi. Saat akan menikah di penghujung tahun 2014, yang lalu. Saat itu sudah lewat dari target saya menikah. Mungkin jodohnya memang dengan dia, kakak kelas waktu SD yang rumahnya masih satu RT. Hehe 😄

Ketika dihadapkan pada pilihan harus secepatnya kuliah S2 atau menikah? Mungkin jawaban di iklan S2 dulu, tapi berbeda dengan iklan, saya memilih menyempurnakan setengah dien lebih dahulu.

6.  Menerima Tawaran Part Time di Laboratorium Klinik Swasta

Ternyata yang biasanya bekerja lalu diam di rumah seharian, ada rasa jenuh juga. Ada tawaran bekerja part time di sebuah Laboratorium Klinik Swasta yang juga memiliki apotek juga praktik dokter membuat saya menerima pekerjaan ini sampai sekarang.

7. Memilih menjadi IRT, Mengurus Anak dan Mencoba Bisnis Online

Setelah memiliki seorang anak, saya pun mencoba peruntungan di dunia bisnis online. Setahun berjualan batik juga daster yang jadi favoritnya emak sedunia termasuk saya. Hehe 😄

Kesalahan mengirimkan pesanan berulang kali sampai mengambil pelanggan saya membuat saya memutuskan kerja sama dengan supplier dari Pekalongan dan Bali.

Mungkin bukan passion saya di dunia berbisnis, saya pun akhirnya melepaskan berjualan online setelah kecewa dengan supplier yang selama ini diajak kerja sama sebagai dropshiper.

8. Memilih Kembali ke Bandung setelah Ikut Suami Bekerja di Semarang

Suami pernah mendapatkan tawaran pekerjaan di Semarang sebagai Oprasional Manager suatu cafe, karena memang backgroundnya sebagai manager marketing di salah satu cafe.

Mungkin saya memang bukan tipe yang bisa merantau, ditambah cuaca panas Semarang yang membuat saya kasihan dengan anak, akhirnya saya dan Suami memutuskan kembali ke Bandung dan menetap di sini. Suami pun mendapatkan pekerjaan baru di Bandung, alhamdulillah.

9. Memilih Dunia Menulis setelah Off dari Bisnis Online

Sebenarnya sejak masih bersekolah saya suka menulis, walau masih menulis di diary, kadang menulis cerpen atau puisi.  Melihat teman yang menerbitkan buku antologi melihat saya ingin mengembangkan diri juga. Saya pun ingin punya buku sendiri, ingin menulis novel karya sendiri.

Saya pun mengikuti berbagai training menulis dan mengikuti berbagai grup kepenulisan. Akhirnya setelah memutuskan off dari dunia bisnis online saya pun memilih menekuni dunia literasi.

10. Menemukan Passion di Dunia Menulis

Ternyata menulis menjadi passion saya. Alhamdulillah, setelah menjalani berbagai proses saya menemukan kebahagiaan saat menulis.

Menulis ternyata jadi terapi bagi saya. Ada hal yang tak bisa saya ungkapkan di dunia nyata, bisa saya tuangkan dalam tulisan. Saya juga senang jika tulisan saya dibaca banyak orang, artinya pesan kebaikan yang saya sisipkan dalam tulisan dapat sampai pada pembaca.

Menulis artikel adalah salah satu cara  saya berkarya. Alhamdulillah mendapatkan banyak manfaat dari sini. Mendapatkan pengalaman, Sahabat baru yang begitu solid meski hanya bertemu Di dunia online, mendapatkan penghasilan tambahan juga dari menulis.  Yang terakhir adalah bonus bagi saya. Insyaallah saya akan terus berkarya. Semoga pembaca tidak bosan membaca tulisan saya ini. Hehe 😄

Itulah 10 pilihan yang mengubah hidupku. Ketika harus memilih, pilihlah yang sesuai dengan hatimu. Segala sesuatu yang berasal dari hati akan menyentuh hati lainnya juga. Benar begitu, kan, Sahabat?


    Salam,






2 comments

  1. Membaca tulisan ini, saya jadi ingat pilihan-pilihan aneh saya yang mengubah hidup saya di masa lalu. Nasib orang siapa yang tahu ya. Semoga sukses ya Kak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, benar, Mbak. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Terima kasih atas doanya. Sukses juga buat Mbak Dyah

      Delete

Terima kasih atas kunjungannya. Moderasi komentar saya aktifkan, ya. Komentar akan muncul setelah saya setujui. Mohon tidak berkomentar sebagai anonim atau menyertakan link hidup. Link hidup akan saya delete. Maaf jika ada komentar yang belum terbalas.