Indonesia Website Awards
Showing posts with label Liebstar Award. Show all posts
Showing posts with label Liebstar Award. Show all posts

Liebstar Award 2020, 7 Fakta tentang Saya dan Blogger Terpilih Selanjutnya

Liebstar Award 2020
Liebstar Award 2020

Liebstar Award 2020, ada yang tahu tentang ini? Ternyata Liebstar Award adalah ajang penghargaan berantai untuk para blogger terpilih kemudian menuliskan tujuh fakta tentang diri sendiri dan  blogger penerima award selanjutnya.

Awalnya saya dicolek oleh Mbak Muyassaroh, mungkin buat yang di dunia literasi udah pada kenal beliau. Dulu saya pengen bisa nulis kaya Mbak Muyas yang tiap hari bisa share artikelnya di medsos.

Saya juga pernah wapri Mbak Muyass saat akan daftar jadi kontributor web dan nulis artikel. Banyak belajar dari caranya nulis, gaya bahasanya santai, enak dibaca dan tulisannya mengalir. 

Kesan pertama saya pas wapri,  orangnya enggak sombong dan enggak pelit berbagi informasi. Membantu banget buat saya yang masih newbie. Inget perkenalan dengan Mbak Muyass ini sekitar tahun 2017 yang lalu.

Alhamdulillah, saya ucapkan terima kasih kepada Mbak Muyassaroh telah memilih saya sebagai penerima Liebstar Award 2020. Padahal banyak blogger lain yang potensial untuk dipilih, sih, menurut saya. Saya masih terhitung blogger newbie jika dibandingkan yang lain.


Baca juga : Setahun usia TLD Catatan Leannie, memaknai alasan dan tujuan ngeblog


Sebenarnya saya bukan full time blogger, saya juga seorang kontributor media online, pernah jadi mentor menulis artikel di salah satu komunitas menulis, pernah juga diberikan kepercayaan jadi editor freelance di salah satu penerbit indie, dan masih menerima tawaran ghost writer sampai sekarang.

Segala sesuatu yang saya capai bukan karena kehebatan saya, tetapi Allah SWT yang memudahkan semua urusan saya.

Jadi pemilik blog muyass.com ini adalah seorang penulis artikel yang jumlahnya mungkin udah ribuan lebih, dulunya menang seribu dollar dari tulisannya di salah satu platform menulis. Amazing banget, kan, ya? Bagi-bagi dollarnya dong, Mbak Muyass. Eh, becanda, sih, kalau serius juga enggak apa-apa, sih. Lol ...

Mbak Muyassaroh ini juga udah menerbitkan buku solo Agar Suami Tak Mendua, Simple Diet For Muslimah, dan yang saya ingat buku solo perdananya tentang Rahasia dalam Semangkuk Sup

Kayaknya masih banyak buku yang udah diterbitkan Mbak Muyass, baik antologi, duet, dan buku solo lainnya. Buku Mbak Muyas bisa kamu temukan di Toko Buku Gramedia terdekat di kotamu.


Aturan Liebstar Award


Awalnya saya mikir tentang award  yang terbayang itu red carpet. Ternyata enggak gitu juga, sih, kenyataannya.  Liebstar award ini berbeda, ya. Ada aturan mainnya juga. Pengghargaan berantai untuk para blogger ini punya syarat dan ketentuan tersendiri. Mending simak, aja yuk, di bawah ini!


1. Memasang logo Liebstar Award di blog Kamu

2. Memberi ucapan terima kasih pada blogger yang telah memberimu award

3. Menyematkan link blog dari blogger yang telah memberikan Liebstar Award

4. Menuliskan tujuh fakta tentang diri sendiri sebagai tantangan dari Liebstar Award

5. Memberikan jawaban atas tujuh pertanyaan blogger pemberi Liebstar Award

6. Menuliskan nama blogger terpilih selanjutnya sebagai penerima Liebstar award

7. Menyematkan link blog penerima Liebstar Award selanjutnya

8. Mengajukan tujuh pertanyaan sebagai tantangan pada blogger penerima Liebstar Award

9. Menuliskan aturan dalam Liebstar Award

Kriteria pemilihan blogger terpilih Liebstar Award murni penilaian pribadi pemenang  sebelumnya. Saya pun memerlukan banyak pertimbangan untuk memilih blogger penerima Liebstar Award selanjutnya.


Baca juga : Ketika harus memilih, 10 pilihan ini mengubah hidupku


Tidak ada batasan waktu atau deadline buat mengerjakan challenge ini. Saya sendiri memberikan award karena blogger terpilih selanjutnya memang keren banget dan menginspirasi.

Itulah aturan dalam Liebstar Award. Siapa tahu kamu adalah blogger terpilih selanjutnya. Poin-poin ini jangan sampai terlupakan, ya.


7 Fakta tentang diri saya yang mungkin tak banyak diketahui orang lain


Sebenarnya ini seperti membuka lapisan demi lapisan diri saya. Bukan lapisan bawang merah atau bawang bombay, ya ... saya akan kupas setajam silet. Haduh berasa acara gosip banget, ini, ya. 

Menuliskan  tentang ini seperti membuka sisi lain diri saya, yang enggak diketahui orang lain kecuali orang yang teramat dekat dengan saya. Saya curhat dulu, ya, mengenai tujuh fakta tentang diri saya.


1. Pelupa

Sejujurnya level pelupa saya udah cukup tinggi. Bahkan sama Alm. nenek yang usianya udah 75 lebih pun masih bagus beliau ingatannya.

Saya udah pusing banget nyari-nyari dompet. Ke seluruh sudut rumah, eh nenek saya malah bilang gini.

"Kamu cari dompet? Kan kamu simpen sendiri di atas televisi."

 Hah ...?! Nenek aja inget, masa saya lupa.

Setelah nikah, saya bakalan lupa udah masak air belum, ya? Udah cetrekin magic com belum, ya. Rumah udah dikunci belum, ya, pas ke luar rumah? Kompor udah dimatiin belum? Kunci motor atau kunci rumah di mana, ya? Ya ampun ... lucu juga, sih, kalau inget semua ini.

Pokoknya semenjak jadi emak, sifat pelupa saya naik levelnya jadi lebih tinggi. Duh, ini saya aja atau emak lain juga begini, ya?

Aslinya saya butuh aqua lebih banyak biar bisa fokus. Untung enggak lupa kalau udah punya suami atau anak, ya. 


2. Suka nyasar alias enggak pernah hapal jalan

Saya kadang agak takut kalau pergi sendiri naik motor. Saya selalu ngikutin rute angkot kalau bawa motor sendiri soalnya.

Pernah dibilangin ayah atau suami buat potong jalan saat pergi sendirian bawa motor, tapi aslinya saya payah banget kalau soal harus ngapalin jalan. Hiks, niat mau motong jalan, saya malah tersesat lebih jauh lagi.

Kapok, deh,  saya motong jalan, mending jalannya lewatin rute angkot aja, soalnya sebelum saya berhasil mengendarai belalang tempur alias motor ijo kesayangan saya, saya tim angkoters.

Jadi saya itu udah hapal sebagian besar rute angkot kalau di Bandung, tapi enggak semua rute hapal, sih. 

Makanya kalau harus pergi ke tempat baru kadang saya pilih pakai gojek aja, karena ternyata saya juga lemah ketika harus baca maps, intinya enggak tahu jalan.

Saya jadi buka kartu, deh, saat menuliskan fakta tentang saya yang mungkin enggak diketahui banyak orang.


3. Moody atau bergantung mood kalau mau ngapa-ngapain

Ini, nih, yang parah dan jangan ditiru. Saya kadang kalau apa-apa nunggu mood bagus. Untuk urusan menulis, saya udah hapus  sifat moody ini. Setiap hari saya nulis, disempat-sempatkan aja.

Waktu nulis terbaik bagi saya adalah  jelang subuh. Saya biasa tidur awal dan bangun lebih awal juga. 

Saya memang bukan full time blogger, saya juga masih senang nulis artikel dan ngirim ke media online meski frekuensinya enggak sering, masih terima tawaran ghost writer artikel juga.

Saya juga pengen rampungin nulis buku solo, pengen coba nulis novel dan buku nonfiksi islami. Jadi, saya harus membagi fokus menulis biar semua yang saya tergetkan bisa tercapai.


4. Introvert alias suka menyendiri

Saya lebih suka nulis dibandingkan banyak ngomong jadinya kalau ada apa-apa, saya tulisin deh. Saya tetep memfilter ranah pribadi juga, sih, kalau permasalahan internal biar saya keep sendiri. Menjaga privasi aja, enggak semua hal orang perlu baca tentang saya, contohnya permasalahan hidup yang biasanya saya simpan sendiri.

Seorang introvert memang butuh waktu menyendiri buat recharge dirinya. Ada saatnya ketika saya mengalami suatu masalah yang cukup berat, saya memilih puasa medsos dulu.

Saya memang lebih suka menyendiri dan off sementara dari media sosial, tujuannya menjaga  agar tidak menuliskan permasalahan saya dan dibaca banyak orang. 

Untuk bercerita saya memilih orang  terdekat dan bisa saya percaya buat jadi tempat saya meminta saran atau masukan.

Menulis adalah salah satu self healing juga. Saya bisa lega setelah menuliskan apa yang dirasa. Hanya saja saya enggak akan posting apa yang saya rasakan.

Me time terbaik buat saya adalah menyendiri, baca buku tanpa gangguan dari anakku udah jadi suatu kebahagiaan.

Biasanya kalau dia lihat saya fokus baca, buku bisa diambil dan anak saya suka nyembunyiin buku saya. Dia nyimpen buku saya di bawah kasur ternyata. Lucu banget deh, dia mungkin pengen ditemenin. Saya maklumi aja karena dia masih balita.


5. Suka traveling dan nulis puisi

Suami saya suka banget traveling, dia sering membawa serta saya mengunjungi berbagai tempat menarik. Makanya saya menuliskan deskripsi blog saya tentang travel dan lifestyle blog. 

Sejak masih sekolah di SD dan SMP, saya punya buku diary khusus. Nah, sejak
SMU saya ikut ekskul theater.  Teather 4.20, ini artinya Teater SMU 4 Bandung di Jalan Gardu Jati nomor 20.

Saya suka kalau pas bagian musikalisasi puisi. Bait puisi ini sering banget diucapin pas lagi latihan teater di SMU. Saya lupa ini judulnya apa. Ada yang kebingungan enggak sama maknanya? Hehe ...

Dan di dalam kekosongan ...
Meleburlah aku menjadi kosong
Tanpa rupa tanpa makna
Kosong itulah aku sejati

Sejak kuliah saya memang bergabung di
mading kampus, pernah nulis puisi atau sekadar nulis artikel. Jadi memang udah sejak dulu suka nulis tapi sejak kerja atau nikah terus punya anak sempat off karena kesibukan.

Kembali ke dunia literasi dan memutuskan untuk serius nulis sejak akhir 2017 yang lalu, ketika lihat teman kuliah nerbitin buku antologi. 

Saya pun bertekad bakal nulis novel atau buku solo sendiri suatu saat nanti. Insyaallah lagi proses nulis naskahnya. Doain lancar, ya, Sahabat Catatan Leannie.


6. Gampang nangis kalau nonton film yang sedih

Saya inget pas pertama kali nonton film sama suamiku, ini pas nonton Tenggelamnya Kapal Ven Der Wick, saya sampai nangis terus nggak berhenti-berhenti karena sedihnya nonton film itu. Ini jadi salah satu film layar lebar terfavorit buat saya.

Memang saya, tuh, tipe yang gampang nangis kalau nonton film sedih, film Dorama, Drakor atau Bollywood aja bisa bikin saya nangis bombay. Inget film Kuch-Kuch Hota Hai yang legendaris itu, meski ditonton berkali-kali pasti saya nangis setelahnya.


7. Jarang berinteraksi dengan tetangga kecuali ada keperluan

Saya tipe yang seperlunya kalau di lingkungan rumah. Enggak suka ngumpul-ngumpul atau ngobrol bareng tetangga di rumah kecuali ada keperluan kaya belanja ke warung.

Enggak tahu, ya. Saya kurang suka aja kalau ada yang ngomongin orang lain. Saking jarangnya bersosialisasi, kalau ada yang nanya alamat A, B, C, saya selalu bilang enggak tahu. Padahal itu tetangga saya. Tahu orangnya yang mana tapi enggak tahu namanya siapa. Duh, jangan dicontoh kaya saya ini, ya.

Lama-lama postingan ini isinya curhat semua dan buka kartu saya yang selama ini tersimpan rapi. Aslinya curcol, deh, saat nulisin ketujuh fakta tentang saya. Malu enggak nulisin ini? Enggak dong, ini kan memang tantangannya dan saya berhasil menjawab tantangan ini. Yeay ...


Menjawab pertanyaan dari pemberi Liebstar Award Sebelumnya


Selanjutnya saya akan menjawab pertanyaan dari Mbak Muyassaroh sebagai pemberi Liebstar Award pada saya. Ada tujuh juga pertanyaan yang perlu saya jawab.

1. Apa, sih, sesuatu yang membuatmu merasa bersyukur, Mbak?

Sesuatu yang membuat saya merasa bersyukur adalah dikasih rezeki oleh Allah SWT. Rezeki ini bukan melulu soal materi, ya. Ukurannya luas soalnya.

Rezeki bisa berupa kesehatan, anak yang saleh, suami yang baik, keluarga yang care dan sayang sama saya. Bersyukur atas nikmat hidup agar dilebihkan lagi nikmat-Nya.


2. Impian apa yang masih terus diperjuangkan sampai sekarang?

Pengen ke tanah suci, Mbak. Pengen rasanya menunaikan ibadah yang ini. Mungkin ini impian sebagian besar umat muslim, ya. 

Selain itu, saya juga tetap ingin menulis buku solo dan bisa terbit mayor. Biar pada baca buku saya, pengennya bisa mejeng setidaknya satu dulu aja buku solo saya ada di Gramedia.

Syukur-syukur kaya pemberi award Sebelumnya, Mbak Muyass yang bukunya udah ada beberapa yang diterbitkan mayor dan bisa dibeli di Gramedia terdekat. Bismillah keduanya adalah impian jangka pendek dan jangka panjang dalam hidup saya.

Saya juga masih pengen lanjutin kuliah S2 sebenarnya, dulu sebelum nikah kan pernah jadi asdos, rasanya kangen juga berbagi ilmu dan ketemu para mahasiswa kaya dulu. Moga dikasih rezeki lagi buat lanjutin kuliah S2. 


3. Kapan mulai ngeblog?

Mulai bikin blog yang gratisan sejak akhir tahun 2017. Ini saya kepoin Mbah Google buat bikin blognya. Masih tema bawaan blogspot.

Selanjutnya setelah gabung sama Estrilook, blog saya pun mulai berbenah diri. Mulai mempercantik tema blog meski harus bolak-balik lihat tutorial orang lain.

Saya mulai berpikir buat migrasi ke Top Level Domain (TLD) yang berakhiran dotcom sejak satu setengah tahun yang lalu. Kayanya sekitar bulan Oktober 2018.


4. Kalau lagi enggak mood nulis, mesti ngapain?

Kadang kalau ngerasa cape, istirahat aja dulu. Tidur bentar juga udah efektif sih buat saya. Kadang saya beli seblak di warung sebelah rumah yang agak pedes biar fresh.

Saya suka traveling sih, jadi suka pengen piknik aja kalau lagi bosan atau enggak mood nulis. Bisa yang paling simpel dan sederhana kaya ngajak main anak ke taman dekat rumah juga udah jadi moodbooster saya untuk kembali menulis.


5. Mending masak atau nulis?

Wah, pertanyaan kali ini cukup bikin saya tersenyum sendiri. Saya memang kurang kreatif kalau soal masakan karena masaknya itu-itu aja. 

Pertanyaannya mending masak atau nulis?

Jawabannya kalau anak sama suami udah makan, ya, bolehlah saya nulis. Artinya saya pilih masak dulu. Kan kasian nanti orang rumah kalau saya fokus terus nulis, eh mereka kelaparan karena belum makan.

Meski suami saya multitalented soal baking terutama, masak juga bisa, sih dia. Bahkan masaknya yang special. Soal rasa juga enakan dia, sih, tapi  tetap saya Yang masakin tiap hari buat keluarga.


6. Apa yang memotivasimu untuk terus menulis?

Menulis untuk menebar kebaikan. Saya berharap apa yang saya tulis bermanfaat bagi orang lain. Enggak mau nulis yang click bait meski bisa menaikkan view tapi rasanya hati saya berkata jangan nulis seperti itu.

Waktu efektif buat saya nulis adalah mengambil jatah tidur saya di sepertiga malam. Insyaallah bisa kok tiap hari menulis.

Dengan menulis, saya berharap tulisan saya jadi pemberat timbangan kebaikan di hari akhir kelak.


7. Destinasi mana yang paling ingin dikunjungi bersama pasangan?

Destinasi yang pertama ingin dikunjungi bareng pasangan adalah Mekah, Jepang, Brunei Darussalam ini kalau versi ke luar negeri. Nah, versi dalam negeri, saya pengen ngunjungin Bali (meski udah beberapa kali), Raja Ampat, Karimun Jawa dan Aceh.


Blogger terpilih penerima Liebstar Award selanjutnya


Blogger penerima Liebstar Award


Blogger selanjutnya yang mendapatkan Liebstar Award adalah Ella Fitria. Mbak Ella Fitria ini belum lama saya kenal di dunia maya tapi saya udah terpikat sama tulisannya, cukup detail, infografis yang cantik.

Kamu bisa mengunjungi blognya di https://www.ellafitria.com buat tahu alasan saya memilihnya sebagai blogger penerima Liebstar Award selanjutnya.

Saya mengenal Mbak Ella ini orangnya supel, ramah, enak diajak diskusi atau ditanya-tanyain soal ngeblog.

Mbak Ella Fitria ini sering banget memenangkan lomba blog. Akhirnya dia juga memenangkan hatiku buat memberikan Liebstar Award padanya. 


1. Apa definisi sukses dan bahagia versi Mbak Ella Fitria?

2. Sejak kapan mulai ngeblog secara serius, Mbak?

3. Apa tips atau rahasia biar bisa memenangkan lomba blog?

4. Udah berapa banyak achievement atau  memenangkan lomba blog, mana yang paling berkesan?

5. Kapan waktu nulis paling efektif, Mbak?

6. Destinasi wisata mana yang tak terlupakan setelah mengunjunginya?

7.  Impian apa yang paling ingin diwujudkan dalam waktu dekat?


Melihat seringnya Mbak Ella memenagkan lomba blog, kadang pengen nanya makannya apa sih, kok pinter nulisnya? Haha ...  Ini enggak termasuk pertanyaan list, ya, tapi boleh juga dijawab, siapa tahu saya jadi ketularan menang lomba blog.

Inilah cerita saya tentang Liebstar Award, fakta tentang diri dan penerima award selanjutnya. Saya berharap bisa terus menebar manfaat dengan menulis. Nah, terima kasih buat Sahabat Catatan Leannie yang sudah berkunjung dan membaca postingan saya ini.




Salam,