Showing posts with label Kisah Inspiratif. Show all posts
Showing posts with label Kisah Inspiratif. Show all posts

Memetik Nilai Kehidupan dari Eko Yuli Irawan, Mantan Penggembala Peraih Medali Emas Kelima Asian Games 2018

Foto: tribunnews.com








Meski event Asian Games 2018 sudah berlalu, kita masih mengenang perjuangan terbaik para atlet, salah satunya dari perolehan medali emas kelima Asian Games 2018 cabang angkat besi oleh Eko Yuli Irawan.

Sosok Eko Yuli Irawan begitu menginspirasi sebagai peraih medali emas kelima dari cabang angkat besi.

Ambil hikmah dan petiklah nilai moral dari sosok Eko Yuli Irawan, mantan penggembala yang kini meraih medali emas di Asian Games 2018.

Dirimu Dinilai Saat ini Bukan Berpijak pada Masa Lalu

Eko Yuli Irawan telah membuktikan prestasi cemerlangnya untuk Indonesia. Saat Asian Games 2018, ia mempersembahkan medali emas kelima untuk Indonesia.

Eko Yuli Irawan yang dulunya mantan penggembala kambing telah bertransformasi menjadi atlet kebanggaan Indonesia.

Seseorang dinilai saat ini bukan berpijak pada masa lalu. Ungkapan ini begitu cocok untuk menggambarkan sosok Eko Yuli Irawan.

Eko Yuli Irawan Meraih Berbagai Prestasi di Cabang Angkat Besi

Eko Yuli Irawan menjadi satu-satunya atlet angkat besi yang meraih medali saat olimpiade selama tiga tahun berturut-turut.

Eko Yuli meraih medali perunggu saat di Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012, meraih medali perak di Olimpiade Rio de Janeiro 2016,  medali emas di Sea Games 2017 serta meraih medali emas kelima Asian Games Jakarta 2018.

Jangan Menyerah dengan Kondisi Apapun

Eko Yuli Irawan berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Ia dibesarkan  oleh seorang ayah yang berprofesi sebagai kuli bangunan dan tukang becak, sedangkan  ibunya seorang penjual sayur.

Masa kecil Eko Yuli dihabiskan di Desa Tejo Agung, Metro, Lampung. Berasal dari keluarga kurang mampu, membuat Eko Yuli tergerak membantu kedua orang tuanya.

Eko Yuli kecil bersedia menjadi penggembala kambing untuk membantu meringankan beban hidup kedua orang tuanya.

Pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari Eko Yuli Irawan saat kecil adalah jangan menyerah menghadapi kondisi apapun dalam hidup.

Raih Mimpimu dengan Kesungguhan dan Kerja Keras

Ajakan seorang teman membawa Eko Yuli mengenal olahraga angkat besi. Sambil menggembala kambing, Eko Yuli berlatih angkat besi. Baginya, kerja keras adalah kunci sukses.

Kerja kerasnya membuahkan hasil Yang positif, kini ia tercatat sebagai peraih medali emas kelima Asian Games 2018.
Perjuangan yang tak mudah tapi patut kita acungi jempol, ya. Semangatnya patut kita tiru.

Pelajaran yang bisa kita ambil ternyata dengan kesungguhan dan kerja keras, kita mampu meraih dan mewujudkan mimpi.

Jangan Lupakan Orang yang Berdiri disampingmu

Berterima kasihlah atas semua dukungan untukmu, terutama kedua orang tua dan orang terdekat. Tanpa doa tulus dan dukungan mereka, tak mungkin kita bisa jadi seperti sekarang.

Jangan pernah lupakan orang yang berdiri di sampingmu selama ini. Percayalah doa mereka akan membawa kesuksesan pada hidupmu.

Bagaimana, Sahabat? Kisah hidup Eko Yuli Irawan ini menarik juga untuk disimak, ya.

Inilah kisah seorang mantan penggembala yang sukses meraih medali emas kelima Asian Games 2018. Yuk, kita belajar memetik nilai kehidupan dari sosok tangguh yang satu ini!

Belajar dari Pengalaman Hidup Khoirun Nisaul Abidah, Direktur Ae Publishing yang Menginspirasi


Sumber: Facebook


Hai, Sahabat Blogger!
Kita kenalan yuk, dengan sosok yang penuh inspirasi, Khoirun Nisaul Abidah, yang akrab dikenal dengan nama Anisa AE. Wanita yang lahir di Malang, 18 Desember 1988 ini, tinggal di Jl. Banurejo 17, Kepajen, Malang. Pertama kali saya mengenal Anisa Ae, saat berada di grup Zona Ilmu Bisnis Gratis tahun 2017 kemarin.

Saya mengenal Anisa Ae sebagai sosok yang ramah, baik hati dan mau berbagi ilmu pada penulis pemula seperti saya, beberapa kali saya bertanya mengenai ilmu kepenulisan dan beliau mau meluangkan waktunya untuk berbagi dengan saya. Alhamdulillah, Anisa Ae bersedia saya wawancara untuk menuliskan kisah hidupnya .

Kini, Anisa Ae menjadi Direktur Penerbitan Indie, Ae Publishing yang tengah berdiri sejak bulan April tahun 2012 lalu. Sudah 6 tahun, Ae publishing menjadi wadah bagi penulis pemula untuk mengembangkan kemampuan menulisnya lewat buku.

Sampai saat ini sudah lebih dari 200 judul buku yang diterbitkan oleh Ae Publishing. Anisa Ae pribadi memiliki 20-an lebih buku antologi, dan satu novel solo di tahun 2013 yang berjudul “Selalu Ada Campur Tangan Tuhan." Novel perdananya ini terinspirasi dari kisah hidup Anisa Ae. Keren kan sosok inspiratif kita ini!

Bagaimanakah Kisah hidup Anisa Ae, Sahabat? Mungkin banyak yang tidak menyangka kalau ternyata dulunya Anisa Ae sempat putus sekolah dan hanya menyelesaikan pendidikan formal sampai SMP saja.

Saat kelas tiga SD, Ayah Anisa Ae memindahkannya ke Madrasah, yang dikelola oleh Pondok Pesantren Pamannya. Akibatnya,  Ia memutuskan untuk berhenti mondok setelah kelass 4 SD. Seorang camat di desa akhirnya menyekolahkannya sampai lulus SD.

Setelah lulus SD,  Anisa Ae mencari beasiswa untuk bersekolah di SMP impiannya. Setelah lulus SMP dengan berbagai  pertimbangan, Anisa Ae memutuskan berhenti mondok.

Pengen tahu enggak Sahabat, bagaimana sejarah berdirinya Ae Publishing? Sekitar tahun 2006, selepas Anisa putus sekolah dari SMP, ia memutuskan untuk bekerja. Dimulai dari pegawai rumah makan, cafe, penjaga wartel, dan akhirnya Anisa Ae memilih bekerja di pabrik rokok karena gajinya cukup lumayan.

Anisa Ae juga menjadi seorang part time job reporter setelah melamar kerja di Kepajen. Ia memilih pekerjaan tadi karena semenjak SD, Anisa Ae memang memiliki ketertarikan akan dunia membaca maupun menulis.

Anisa Ae mengikuti pelatihan ngeblog tahun 2008. Anisa baru memiliki blog sendiri tahun 2011. Blog pertamanya ini ikut serta dalam penerbitan buku yang ia buat, Ae Publishing.

Awal mula berdirinya penerbitan indie ini karena seringkali ia kecewa karena tidak lolos lomba menulis dan naskahnya ditolak penerbit mayor.

Banyak yang meragukan AnisaAe saat ingin mendirikan penerbitan, karena Anisa tidak memiliki komputer, jadi ia menggunaknan handphonene saat mengedit 7 naskah buku kemudian melakukan promosi dengan gawai. Ae publishing pun tidak punya mesin cetak saat itu, jadi harus mencetak buku ke salah satu kenalannya di Yogyakarta.

Anisa Ae bukanlah sosok yang mudah menyerah, buktinya Ae Publishing mampu bertahan hingga sekarang. Kesan paling baik yang Anisa Ae rasakan adalah ketika ia dipercaya klien diluar Jawa, sampai 5 kali menerbitkan buku. Padahal mereka belum pernah bertemu, hanya kenal di dunia maya saja.

Kini, Ae publishing tengah memiliki beberapa karyawan, 2 karyawan di kantor dan 3 orang freelence.

Tahu enggak, ternyata Anisa Ae memiliki 3 tujuan hidup yang mulia, diantaranya :
1. Ingin membuka lowongan pekerjaan sebanyak-banyaknya
2. Membantu penulis pemula memperbaiki naskah agar layak terbit
3. Ingin bisa bermanfaat dengan berbagi ilmu pada orang lain

Kegagalan memang seharusnya tidak membuat kita menyerah, karena hidup harus berarti dengan bermanfaat bagi orang lain. Semoga Kita bisa mengambil hikmah dari kisah Anisa Ae ini.