Indonesia Website Awards

Traveling ketika New Normal dan Pandemi? Yay or Nay?

Traveling saat new normal dan pandemi
Traveling,
Pexel.com/ Element5 Digital


New normal bagi sebagian masyarakat Indonesia menganggap situasi sudah kembali normal, padahal bukan seperti itu maksudnya. Banyak warga +62 yang memutuskan traveling sebagai pengobat rasa bosannya setelah sekian lama stay at home.

Kondisi dunia berubah karena pandemi Covid-19. Masyarakat dianjurkan untuk tetep berada di rumah, bahkan ibadah, sekolah, aktivitas yang berhubungan dengan interaksi publik dibatasi untuk mencegah penularan Virus Corona meluas.

Namun, untuk keperluan mendesak atau terpaksa ke luar rumah karena bekerja mencari nafkah untuk keluarganya, anjuran stay at home ini belum bisa diterapkan. Bagaimana kalau anak dan istri tidak makan? Ini yang membuat mereka tetap mencari nafkah di tengah pandemi.




Tidak dipungkiri bahwa pandemi ini berdampak besar terhadap semua aspek, termasuk perekonomian. Hal yang terasa imbasnya terutama di sektor pariwisata, transportasi, penjuaan retail, UMKM, dan masih banyak lainnya.

Rakyat kecil paling merasakan dampaknya. Kehidupan mereka bertambah sulit saat ini.  Pemerintah  perlu menanggulangi kelesuan perekonomian yang terjadi karena dampak pandemi  ini. Diam di rumah atau stay at home tidak bisa dilakukan terlalu lama.


Apa itu New Normal?


Di tengah pandemi Covid-19, untuk menjaga kestabilan perekonomian,  beberapa negara melakukan kelonggaran terkait mobilitas warganya, termasuk di  Indonesia.

Sebuah tatanan baru perlu diterapkan dalam menyambut kondisi atau pola hidup baru yang dikenal dengan istilah new normal.

New Normal merupakan perubahan perilaku masyarakat dengan tetap menjalankan aktivitasnya secara normal dan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

Pernyataan di atas diungkapkan Wiku Adisasmita  sebagai Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Seperti dilansir kompas.com, tanggal 20 Mei 2020.

Prinsipnya, sih, new normal ini untuk menyesuaikan pola hidup saat menjalankan aktivitas seperti biasanya. Hanya saja ada aturan atau protokol kesehatan yang perlu dilakukan.



Traveling saat pandemi dan new normal, Yay or Nay?


Sejak awal Bulan Juni lalu, kawasan Puncak sudah ramai dikunjungi wisatawan meski Pemkab Bogor memperpanjang masa berlaku PSBB hingga satu bulan ke depan.

Meski masih dalam keadaan pandemi COVID-19, wisatawan malah tampak ramai mengunjungi kebun teh di daerah Puncak, Bogor, seperti yang diberitakan detik.com tanggal 06 Juni 2020 yang lalu.


Berkunjung ke kebun teh, Puncak
Berkunjung ke puncak, detik.com


Mirisnya lagi mereka tak memenuhi aturan social distancing, bahkan tak menggunakan masker ketika mengunjungi tempat tersebut. Mereka datang bersama rekan-rekannya dan ada yang berdua dengan pasangannya. Tanpa jarak juga satu sama lainnya, bikin saya makin speeches. It's oke lah, ya, kalau udah suami istri, lain ceritanya kalau belum.

traveling tanpa social distancing
Social distancing yang gagal, detik.com

Sejujurnya saya agak miris dengan hal ini. Mengingat saya dulunya seorang tenaga medis atau dikenal dengan Ahli Tenaga Laboratorium Medik, saya teringat rekan yang bekerja di RS juga puskesmas atau laborarium klinik swasta.


Mereka berjuang sebagai garda terdepan dalam menanggulangi Covid-19. Mereka bekerja di tengah pandemi ini, bahkan saat mengenakan APD lengkap rasanya lima menit saja udah sesak. Begitu pengakuan rekan kerja saya.

Belum lagi yang dines malam ketika sampling pasien Covid-19, setelahnya mereka harus mandi sebagai protokol yang harus dipenuhi biar safety.

Kebayang enggak Mandi di RS saat tugas jaga malam-malam, apalagi di RS yang enggak ada air hangatnya. Pasti dingin banget, kan? Kasihan mereka kalau penderita Covid-19 makin banyak, beban kerja mereka bertambah berat.

Bahkan salah seorang rekan saya yang sekarang sudah jadi IRT full time sempat curhat di salah satu medsos.

Ketika melihat banyak orang yang ke luar bebas, traveling ke berbagai tempat, berbahagia karena melepas penat setelah lama rumah. Saya jadi inget rekan kerja di Laboratorium klinik RS, puskesmas atau di lab swasta. Rasanya kalau ikutan seperti itu, enggak enak hati sama mereka.

Para nakes itu kerja keras di masa pandemi ini.  Sedihnya menegetahui warga +62 dengan santainya jalan-jalan tanpa mempedulikan protokol kesehatan, tanpa masker dan enggak menerapkan social distancing.

Sebelumnya pas mau lebaran mereka berdesak-desakan beli baju lebaran. Ya ampun, speechless saya.


5 hal yang perlu di perhatikan saat traveling


Saya sendiri belum traveling atau staycation saat pandemi ini. Ke luar hanya saat berbelanja bahan makanan, itu juga ke tukang sayur atau supermarket deket rumah yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Jika ada keperluan atau memang perlu banget traveling saat pandemi, setidaknya ada lima hal yang perlu diperhatikan agar tetap safety, diantaranya:

1. Jangan bepergiaan saat sedang flu, demam atau batuk


Jangankan untuk bepergiaan, sebaiknya Kamu mengisolasi diri saat sedang sakit. Flu, demam, batuk saat pandemi ini nampak lebih menyeramkan buat saya. Mungkin karena sugesti dan mendengar kalau di kompleks dekat rumah sudah ada yang positif Covid-19.

Jika gelaja tidak membaik, segara hubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat, beri tahukan dengan jelas riwayat medis dan kesehatanmu pada petugas medis tanpa ada yang Kamu tutup-tutupi.


2.  Menghindari kontak dengan orang yang terkena demam, batuk, atau hewan yang terlihat sakit.


Hindarilah kontak langsung dengan orang yang tengah sakit, seperti flu, batuk, demam juga hewan yang terlihat sakit.

Jangan lupa cuci tangan dengan sabun atau hand wash. Saat bepergiaan, hand sanitizer juga enggak kalah penting dan perlu dibawa. Tak perlu sering menyentuh tangan, hidung atau mulut untuk meminimalisir masuknya kuman atau virus.


3. Gunakan masker atau menyediakan tisue jika sedang bersin atau batuk


Etika batuk atau bersin ini perlu diperhatikan juga, ya. Ketika sedang bersin atau batuk, jangan menutup dengan kedua telapak tangan, tetapi gunakan tisu untuk menutup mulut. Segera buang tisu ke tempat sampah, ya.

Saat menggunakan masker, jangan menyentuhnya ketika batuk atau bersin. Segera ganti berkala atau cuci tangan dengan sabun atau handwash.


4. Mengalami sakit ketika traveling, segera periksakan diri


Ketika traveling menjadi suatu hal yang urgent dan perlu dilakukan dan Kamu tengah jatuh sakit, segera periksakan diri pada layanan kesehatan terdekat.

Berikan informasi dengan jelas pada tim medis mengenai riwayat perjalanan atau traveling yang pernah Kamu lakukan.


5. Jangan lupa  memperhatikan konsumsi makanan saat traveling


Saat traveling, Kamu bisa membawa bekal makananmu sendiri, jika tidak memungkinkan, belilah makanan yang dimasak dengan matang.


Meskipun sudah ditetapkan era new normal, saya sendiri belum pernah bepergian untuk traveling atau staycation. Bagi sebagian orang yang merasa ada keperluan dan perlu traveling, perlu memperhatikan kelima hal di atas.

Buat Sahabat Catatan Leannie, gimana nih buat Kalian traveling saat pandemi dan new normal, Yay or Nay? Sharing juga alasannya, ya!



Salam, 





41 comments

  1. klo aku sih, agak milih2 di tempat yg mana, klo mislkn wisata alam sih gpp...tp klo yg dlm gedung atau ruangan tertutup keknya ga mau deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya belum berani, Mbak. Ke tempat wisata alam juga. Pilihan sih, ya, memang. Asal masih pakai protokol kesehatan

      Delete
  2. Aku sih paling mau staycation aja saat new normal..
    Tapi dgn tetap memperhatikan protokol kesehatan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pengen sih staycation, tapi katanya belum dulu kalau saya

      Delete
  3. Kayaknya belum dulu deh kalau sekarang. Mungkin nanti di bulan Juli, sambil liat keadaan. Liburan masih di kuadran kebutuhan tersuer, jd belum darurat jalan2nya hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Samaan, Mbak Kartika. Aku mikirnya pun begitu

      Delete
  4. Kayaknya kalau ga urgent sekali mending di rumah ya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes, bener banget. Ngerasa lebih safety di rumah.

      Delete
  5. Ga bisa di pungkiri, kangen jalan jalan. Dan jika jalan2 susah samakan persepsi orang unt sosial distancing. Udah banyak yg ga care
    Huhu

    ReplyDelete
  6. Yang penting tetap memperhatikan protokol kesehatan, ya. Dan keluar hanya jik benar2 perlu.

    ReplyDelete
  7. Yang mengetahui keadaan diri adalah diri kita sendiri, maka sebisa mungkin jangan paksakan diri kalau memang nggak enak badan. Lebih baik istirahat dulu, sehat kan dulu badan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada yang kalau lagi pengen pergi-pergian, meski enggak enak badan maksain aja, Mbak. Baiknya sih sehat dulu, kan, ya?

      Delete
  8. Semoga semuanya tetap memperhatikan protokol kesehatan ya mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harapannya begini, Mbak. Hanya kenyataan kadang enggak sesuai harapan juga.

      Delete
  9. Sebenarnya kangeen banget jalan-jalan. Tapi kayaknya belum berani kalau ke tempat2 ramai. Kadang kalau ke pasar aja aku masih was2 hihiii

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, saya malah belum pernah lagi ke Pasar.

      Delete
  10. Saya sih kalau tidak penting sekali, memilih di rumah saja. Kalaupun harus ke luar, ya jalankan protokol kesehatan yang dianjurkan. Pokoknya jaga diri dan keluarga. Lebih baik mencegah daripada mengobati yakan...

    ReplyDelete
  11. Saya masih dirumah aja, masih ke luar kalau ke rumah orangtua sih dan belanja bulanan saja. Masih ngeri, apa lagi suami memang kerja di RS. Jadi ya sadar diri saja, bocahku juga punya riwayat asma... jadilah mencoba tetap sabar di rumah sajanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Mbak saya pun begitu paling ke rumah ortu, belanja kebutuhan sehari-hari juga

      Delete
  12. nggak deh kalo traveling di masa pandemi. dalam kondisi biasa aja, setelah traveling biasanya badan sakit-sakit kecapekan diselingi flu atau batuk. Jadi mending mengamankan diri dulu kalo selama pandemi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bener, udah kelelahan Dalam perjalanan. Apalagi ada pandemi begini. Mending pending aja dulu

      Delete
  13. Saat ini masih memilih di rumah aja. apalagi korban semakin hari malah semakin meningkat bukan menurun. Jadi belum ada alasan untuk jalan-jalan. Semoga nanti bisa normal beneran aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya pun masih khawatir dengan peningkatan jumlah kasus COVID-19. Iya, sama, pending dulu buat jalan-jalan

      Delete
  14. Aku memilih nggak traveling dulu sampai benar-benar aman. Apalagi dengan begitu banyak orang yang cuek berat dan menganggap virus ini cuma hasil konspirasi :(

    ReplyDelete
  15. Aku malah gak tertarik mba, walau pengin tapi lihat orang-orang tidak disiplin jadi parno sendiri. Beda si kalo travelingnya di kampung sendiri pergi ke sawah dan ke kebun. Hehe..

    ReplyDelete
  16. Kalau sengaja untuk traveling kayaknya aku sih gak mbak, lebih baik tetap di rumah saja. Karena kondisi belum aman bener. Bahkan mudik saja kami tunda entah sampe kapan.

    ReplyDelete
  17. Mungkin kalo saya gak punya 3 bayi yg masih balita saya udah terabas sesekali buat ngacir traveling. Tapi buat sekarang ini harus menahan diri, setidaknya sampai Desember. So, buat saya masih NAY mba.

    ReplyDelete
  18. makasi tips nya. pasti akan bermanfaat sekali. kalau aku untuk tahun ini belum berani utk kemana2. New Normal mungkin bisa aja kita bepergian, tapi harus ikuti protokoler WHO dan menkes.

    ReplyDelete
  19. Terimakasih tips nya mba, kalau mematuhi protokol kesehatan InsyaAlloh aman yah. Tapi kalau aku jujur masih takut mba. Jadi ya masih beraktivitas disekitar rumah saja. Semoga Pandemi bener2 hilang deh yah. Aamiin

    ReplyDelete
  20. Aku sblm pandemi ini rutin traveling mba. Tp setelah pandemi, ada bbrp trip yg mau ga mau harus aku cancel. Bahkan ada trip sept besok ke Iran yg msh blm jelas gimana nasibnya. Dr travel baru mau ngabarin Juli. Tp aku sbnrnya expect itu dicancel aja dan refund. Toh Iran jg blm bersih levelnya.

    Sebagai traveler, aku menganggab traveling itu kebutuhan primer kalo di aku, tapiiiiii dengan kondisi skr, aku jg ga pgn sakit ato menularkan penyakit. LBH rela semua trip yg telanjur book dicancel dan sabar nunggu sampe pandemi berakhir.

    Jujur stress banget, apalagi aku ga prnh slama ini vacum ngetrip. Tp sbgai pengganti jalan2, aku sdg mikir utk staycation, dengan syarat, harus wilayah Jakarta, ga mau kluar dr hotel , dan hotelnya aku pastiin punya protocol ketat utk tamu. Malah bgs kalo mereka ada paket utk quarantine . Dan bbrp hotel yg aku tau memang nyediain, kebanyakan yg udh berbintang tinggi.

    Gpp, justru aku ngerasa aman kalo hotelnya begitu. Bagus kalo mereka provide breakfast in room, room service utk lunch dan dinner ada, naah aku mau kalo begitu. Ga perlu kluar kamar samasekali jadinya :)

    Tp ttp ya ga mau sering2. Itu jg kenapa aku book 2 hotel utk Juni dan sept ini, Krn ada perayaan khusus yg pgn aku dan anak2 rayain di hotel.

    ReplyDelete
  21. Kelamaan berada di rumah memang sangat membosankan. Tapi kalo keluar, main, ngeri juga sih. Di awal penerapan new normal ini sudah banyak tempat wisata yang dibuka juga, pastinya masyarakat yang kelamaan di rumah akan mengunjungi tempat wisata tersebut. Yang terpenting sih selalu gunakan protokol kesehatan aja. Semoga corona cepat minggat.

    Salam kenal

    ReplyDelete
  22. Travelling disaat seperti sekarang ini banyak bawaan yang harus di bawa. Seperti alat makan sendiri.

    Repot sih tapi demi kesehatan kita harus menjalaninya.

    Kalau Mpo nanti aja buat travelling, sabar sampai normal kembali

    ReplyDelete
  23. saya sih wait and see dulu. nunggu perkembangan situasi nya bagaimana. pastinya new normal beda dengan back to old normal, hehe

    ReplyDelete
  24. Kalau untuk traveling belum sih, tapi untuk bekerja saya memang harus keluar rumah dan bersinggungan dengan banyak orang.

    Protokol kesehatan harus selalu dijaga pokoknya.

    ReplyDelete
  25. saya sarankan jangan dulu lah... melihat perkembangan di tempat kami new normal setiap 2 hari sekali ada penambahan pasien covid-19 apa lagi 2 hari kemarin 15 orang 1 hari dan 8 orang 2 hari berikutnya

    ReplyDelete
  26. Aku sependapat mbak. Rasanya belum bijak kalau memaksakan travelling saat pandemi begini, walau aku juga pergi ke luar kota. Tapi aku cari tempat yang sepi, tidak berkerumun, malah bawa bekal makanan dari rumah. Travelling-nya juga di sekitaran kota sendiri.

    ReplyDelete
  27. kalau untuk jalan jalan yang jauhhh saat ini belum mbak, palingan cuman muter muter kota atau ke kota sebelah saja, dan itu bukan yang harus kumpul dengan banyak orang

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya. Moderasi komentar saya aktifkan, ya. Komentar akan muncul setelah saya setujui. Mohon tidak berkomentar sebagai anonim atau menyertakan link hidup. Link hidup akan saya delete. Maaf jika ada komentar yang belum terbalas.