Indonesia Website Awards

Depresi pada Perempuan, Kenali Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Depresi pada perempuan
Depresi pada perempuan,
Pexels.com/Duong Nhan

Sebenarnya depresi bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki atau perempuan. Namun, risiko terkena depresi ternyata dua kali lebih besar terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Kita perlu mewaspadai bahaya depresi, oleh karena  itu penting untuk mengetahui gejala, penyebab dan cara mengatasinya.


Depresi pada perempuan bisa terjadi lebih awal, lebih lama waktunya dan mungkin bisa terjadi kembali dibandingkan pada laki-laki. Hal ini disebabkan karena wanita  lebih perasa dan sering mengalami perubahan hormon.


Depresi berat bisa sangat berbahaya, loh, bahkan bisa berujung kematian. Oleh sebab itu penting sekali untuk mengenali gejala depresi sejak awal dan melakukan cara untuk menangani kasus depresi ini.


Apa itu Depresi?


Depresi merupakan gangguan suasana hati dan mood yang disertai perasaan sedih mendalam, berkepanjangan, dan ada rasa tak peduli.


Depresi bisa terjadi pada seseorang jika setelah dua minggu, ia merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga.


Kondisi ini bisa menyebabkan efek yang lebih buruk pada penderitanya, yaitu produktivitas kerja menurun, hubungan sosial terganggu, hingga keinginan untuk bunuh diri.


Stress atau perasaan tertekan sering kali bisa memicu depresi, tetapi bisa saja terjadi depresi tanpa didahului stress. Keduanya adalah dua hal yang berbeda.


Stress terjadi pada seseorang yang merasa tertekan karena berbagai faktor, baik dari luar maupun dari dalam dirinya dan telah berlangsung sejak lama.


Berbeda dengan stres, depresi adalah sebuah penyakit mental yang berdampak buruk terhadap suasana hati, perasaan, selera makan, pola tidur, stamina, dan tingkat konsentrasi seseorang yang mengalami depresi.


Ternyata siapa pun bisa terkena depresi, terutama jika ada riwayat dalam keluarga terdekat yang pernah mengalami kondisi ini.


Berdasarkan penelitian, wanita lebih berisiko terkena depresi daripada pria, hal ini  disebabkan karena wanita  lebih perasa dan sering mengalami perubahan hormon, contohnya saat keadaan hamil atau menstruasi.


Gejala Depresi


Seseorang yang terkena depresi dapat diketahui dari ciri-ciri fisik dan psikologi penderitanya.


Tanda atau gejala depresi ini bisa lebih rumit dari stress, muncul secara bertahap, sehingga agak sulit untuk mengetahui kapan pertama kali mengalami depresi. 


Nah, di bawah ini merupakan berbagai gejala depresi yang biasanya terjadi:

a. Menarik diri dari lingkungan sosial dan keluarga

b. Merasa sedih seolah-olah tidak ada harapan lagi

c. Hilang semangat, motivasi, energi, dan stamina

d. Sulit mengambil keputusan

e. Makan lebih sedikit atau lebih banyak dari biasanya

f. Tidur lebih sebentar atau lama dari biasanya

g. Sulit berkonsentrasi

h. Sulit mengingat-ingat

i. Merasa bersalah, gagal, dan sendirian

j. Berpikiran negatif secara terus-menerus

k. Mudah kecewa, marah, dan tersinggung

l. Sulit menjalani kegiatan sehari-hari

m. Hilang minat pada hal-hal yang biasanya dinikmati

n. Adanya pikiran untuk bunuh diri


Ternyata gejala depresi terberat adalah ingin menyudahi hidup dengan kematian dan bagi penderita depresi, bunuh diri adalah solusinya.


Seperti kasus kematian seorang artis Bollywood yang pernah saya tulis sebelumnya tentang Pratuysha Banerjee
Kematian Pratyusha Banerjee dikaitkan dengan stress berat yang berlanjut ke tahap depresi hingga menyebabkan sang artis bunuh diri.


Permasalahan hidup yang menderanya selama ini membuat jiwa artis Bollywood ini tertekan. Oleh sebab itu, Kita perlu mewaspadai stress yang bisa berujung depresi.


Penyebab Depresi


Depresi ini ternyata lebih sering terjadi pada dewasa. Penyebabnya bermacam-macam, ada yang berhubungan dengan hormon, faktor genetik dan zat kimia yang ada di otak.


Ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya depresi, diantaranya:


1. Mengalami kejadian traumatis


Seseorang yang mengalami kejadian traumatis  dapat memicu terjadinya depresi contohnya adalah korban kekerasan atau penyiksaan fisik,  pelecehan, kematian orang terdekat, masalah dalam hubungan baik pernikahan, persahabatan, keluarga, percintaan, atau dengan rekan kerja, serta kesulitan ekonomi.

2. Memiliki penyakit kronis atau serius


Seorang pasien dengan penyakit kronis atau serius  seperti kanker, stroke, atau HIV/AIDS bisa memicu terjadinya depresi. Keadaan pasien yang mengalami sakit bisa melemahkan jiwanya juga sehingga rentan terkena depresi.

3. Memiliki kepribadian tertentu


 Seseorang yang memiliki kepribadian tertentu, contohnya merasa rendah diri, terlalu keras dalam menilai diri sendiri, pesimis, atau terlalu bergantung kepada orang lain bisa menjadi salah satu penyebab depresi.

4. Ketergantungan alkohol dan narkoba


Ketergantungan alkohol dan narkoba ternyata bisa memicu atau  memperparah depresi. Kedua hal ini tak bukanlah bukan cara untuk melarikan diri dari masalah, tapi bisa menyebabkan kecanduan dan over dosis sebagai dampak buruk lainnya.

5. Konsumsi obat tertentu


Ternyata beberapa jenis obat dapat meningkatkan risiko depresi. Contohnya obat tidur, pemenang dan obat untuk hipertensi. Obat-obatan ini dapat menyebabkan kecanduan bagi penderitanya.

6. Memiliki riwayat ganguan mental lain


Seseorang yang memiliki gangguan mental lain, contohnya gangguan kecemasan atau gangguan makan punya risiko lebih berisiko mengalami depresi. Contohnya: gangguan kecemasan atau gangguan makan.



Cara Mengatasi Depresi dengan Pencegahan dan Pengobatan yang tepat


Adanya slogan yang mengatakan mencegah lebih baik dari mengobati adalah hal yang tepat. Pencegahan depresi bisa dilakukan  dengan menjalankan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya depresi dan agar kondisinya tidak bertambah berat.


Seperti dilansir alodokter.com tanggal 11 Maret 2019, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah depresi yaitu:

a. Lakukan  relaksasi untuk mengatasi stres, misalnya yoga atau pilates

b. Waktu tidur yang cukup, minimal 8 jam per hari

c. Tidak mengkonsumsi alkohol

d. Olahraga secara teratur

e. Bersilaturahmi dengan berkunjung pada  keluarga atau teman di  waktu senggang

f. Batasi penggunaan sosial media

g. Lakukan pengobatan terhadap penyakit kronis yang dapat menyebabkan  depresi

h. Jauhi orang yang berpengaruh buruk

i. Laporkan pada pihak berwenang jika mengalami kekerasan atau penyiksaan secara fisik atau psikis.

j. Konsultasi dengan psikiater jika mulai merasa khawatir terus menerus dan sedih yang berkepanjangan.


Bagi saya, menulis juga bisa menjadi sebuah terapi, kadang yang saya rasakan seperti itu. Ada hal yang enggak bisa diungkapkan pada orang lain, enggak bisa dipublish di media sosial karena bersifat privasi, bisa saya tumpahkan ke dalam tulisan.


Memang lebih seperti diary yang khusus untuk saya tulis dan baca sendiri. Ini bisa melegakan hati. Kadang saya pun merasa lega setelah bermunajat pada-Nya. Curhat sama yang Maha Kuasa dan Maha segala-galanya.


Pengobatan Depresi


Jika mengetahui tanda dan gejala depresi, maka harus cepat mengambil tindakan, karena depresi bisa disembuhkan dengan penanganan yang tepat.


Perlu ada bantuan konseling dengan psikolog atau psikiater. Kemungkinan akan ada rujukan untuk menjalani berbagai terapi seperti psikoterapi atau tetapi kognitif perilaku.


Psikiater juga akan memberikan obat anti depresan untuk meredakan depresi. Obat anti depresan memerlukan waktu sekitar dua hingga empat minggu untuk bekerja dan meredakan gejala penderita depresi.


Konsumsi obat juga membutuhkan waktu yang lama, yaitu sekitar enam bulan hingga satu tahun lamanya. Pemberhentian obat harus berdasarkan anjuran dari psikiater.


Selain metode di atas penggunaan obat-obatan anti depresan atau terapi kejut listrik bahkan stimulasi magnetik.
Metode ini disesuaikan kondisi pasien.


Penderita depresi butuh dukungan pihak terdekat, terutama keluarga atau orang yang dekat dengannya. Ceritakan dengan jujur kondisi  sebenarnya pada mereka agar mereka bisa memberi dukungan dan membantu penderita agar bisa sembuh dengan cepat.


Depresi bisa berdampak buruk untuk kesehatan bisa menyebabkan penyakit hati dan gagal jantung. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa penderita depresi memiliki kemungkinan 58% lebih banyak terserang obesitas karena perubahan pola makan yang drastis dan jarang berolahraga. 


Depresi di usia muda bisa menurunkan kemampuan otak dan meningkatkan risiko Alzheimer serta stroke jika tidak ditangani dengan serius.


Memang sebagai perempuan, yang saya rasakan memang ada beberapa tuntutan tentang banyak hal selepas menikah dan punya anak, kadang bisa bikin stress juga. Tetap tenang, jangan panik, seperti yang dilakukan teman saya, Mbak Siska Dwyta yang punya pengalaman mengatasi Otitis Media


Support system memang penting juga menurut saya. Hanya saja kadang yang diharapkan bisa memberi dukungan tak pernah ada untuk seseorang yang mengalami depresi, hal ini bisa menyebabkan tingkat depresi seseorang makin parah dan berujung keinginan bunuh diri.


Depresi pada perempuan sering kali terjadi. Jangan mudah menjudge atau memberikan penilaian buruk pada penderita depresi. Berikan empati dengan tidak membully penderita depresi. Kenali penyebab dan gejala depresi sejak dini serta cara mengatasinya dengan penanganan yang tepat.



Salam, 







40 comments

  1. Perempuan memang lebih rentan ya. Masalahnya, dari lingkungan terdekat tuh sering banget yang justru jadi penyebab depresi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, perempuan ini memang lebih rentan, Karena sifatnya yang perasa juga. Kadang enggak enak hati karena omongan orang terdekat yang harusnya lebuh care, eh malah sebaliknya. Kadang dipikirin juga, malah jadi stress. Yang perlu dilakukan adalah menerima dulu keadaan yang belum sesuai harapan, Karena Kita enggak bisa mengontrol apa yang orang katakan tapi bisa mengontrol hati dan pikiran sendiri. Memang agak susah sih tapi perlu dicoba biar hatinya lega.

      Delete
  2. Sebenernya banyak lho orang-orang yang berkeinginan bunuh diri. Tinggal kita yang harus lebih peka mengawasi,menemani, bersimpati dan peduli pd keadaan mereka utk mencegah bunuh diri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, yang penting adalah empati, ya, Mbak.

      Delete
  3. Good info ttg depresi. Untuk menghindari depresi memang butuh konseling, refreshing juga ibadah. Plus carilah solusi dari permasalahan yg membuat kita stres supaya nggak depresi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penting memang untuk mengenali penyebabnya biar bisa menagangani masalah ini dengan tepat

      Delete
    2. Kalo aku mulai stress u.booster biasanya makan duluuu hehe. Krn bawaannya laper.

      Delete
  4. Poin a sampai n semua pernah kualami. Nggak berani bilang sekarang semuanya sudah hilang tuntas. Masih berusaha berdamai dan memaafkan luka demi luka hati....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Big hug buat Teh Eno. Setiap orang pasti punya pengalaman hidup yang meninggalkan kesan mendalam. Semoga Kita mampu berdamai, menerima keadaan dan bisa terus melangkah demi masa depan yang lebih baik.

      Delete
    2. Aamiin...allahuma aamiin....

      Sisi positifnya sih, bisa lebih memahami orang lain yang sedang terluka dan depresi. Nggak seenak jidat menghakimi dia begini begitu.

      Delete
    3. Memang menghilangkan depresi itu butuh latihan, dan latihan itu butuh waktu. Dan durasi bagi tiap penderita untuk menghilangkan depresi itu beda-beda, sebagian orang kadang-kadang butuh waktu latihan sampai bertahun-tahun.

      Delete
  5. Ah tulisannya lengkap sekali mbak..
    Jadi tahu lebih banyak soap depresi. Terima kasih banyak

    ReplyDelete
  6. Selalau berpikir negatif juga merupakan gejala depresi ya mba. Semoga saya terhindar dari depresi, mwskipun kadang ada sih gejala yang disebut diatas pernah saya alami. Tapi semoga gak berlarut-larut ya mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berpikir negatif, sedih berkepanjangan, bilang minat terhadap sesuatu yang disimpan sukai, stress berkepanjangan bisa jadi gejala depresi

      Delete
  7. Depresi ini bukan hal sederhana. Karena terburuk bisa berujung bunuh diri. Suka gemes kalau ada orang yang masih ngebully apalagi mengaitkan dengan kurang iman :(
    Harusnya kita lebih peka dan berempati dengan orang yang sedang depresi supaya dia nggak merasa sendiri..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, iya, ini malah bikin orang yang kena depresi lebih parah malahan. Empati dan jangan menghakimi, ya, Mbak. Kedua hal ini penting soalnya

      Delete
  8. Saya pernah agak depresi, sampai tidak tidur beberapa hari.
    Dan jadi pengen makan terus.
    Jadi mungkin benar ya kalau depresi itu bikin rawan obesitas, kena jantung dan ginjal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak, makan jadi pelampiasan soalnya Dan bisa jadi enggak terkontrol.

      Delete
  9. Stress memang bisa memicu bnyak hal buruk pada kondisi tubuh dan jiwa kita. Seram kl sdh denger kata depresi, soalnya kerap identik dg akhir bunuh diri. That's why kita hrs pintar juga mengelola stress dan lebih peka dengan sekitar kita agar tahu lbh awal jk ada org terdekat yg menunjukkan gejala2 depresi ini ya mba. Nice info mba. Thanks bgt tulisannya ya

    ReplyDelete
  10. Saya mengalami tanda-tanda nya nih. Saya bener butuh support system. Sayangnya semua itu justru tidak saya dapatkan...

    Saya sekarang malas ngapa-ngapain. Kalau ingat masalah, udah semuanya jadi ilfil

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba cari tahu apa penyebab atau masalahnya, lalu terima keadaan atau hal yang sulit Kita terima. Self talk gitu, Mbak. Jika sekiranya butuh bantuan, bisa konseling, Mbak. Tetap semangat, ya, Mbak. Insyaallah bisa melewati semuanya.

      Delete
  11. Wah, jangan sampe lah kena depresi. Kadang pernah juga sih stress atas sebuah masalah. Untungnya keluarga dan kawan2 support 😊🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, beruntung punya keluarga dan teman yang support, ya.

      Delete
  12. Aku lumayan ngeri ya mendengar kata depresi. Jangan sampai, jauhkan ... Ya Allah. Tapi kalau ada orang di sekitar kita yang mengalami depresi ya nggak bisa menyalahkan juga. Siapa tahu memang sekian lama memendam masalah yang berat. Kita nggak bisa mengukurnya pakai parameter diri sendiri.

    Menjadi nasehat bagi diri sendiri juga agar senantiasa menjaga keseimbangan kesehatan mental. Jauhkan diri dari hal-hal yang mendorong terjadinya depresi. Bercerita pada orang yang dapat dipercaya dan senantiasa berserah pada Allah SWT untuk semua masalah yang kita hadapi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju, Mbak. Kita enggak bisa menjudge apa yang orang lain rasakan, empati dulu aja dan kasih support

      Delete
  13. Ya ampun, banyak banget yaa ternyata gejala depresi itu. Dari yang ringan (dan ternyata sering banget saya alami), hingga yang berat. Semoga kita semua bisa mengatasinya yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Tahapannya macam-macam dari yang ringan sampai berat. Aamiin.

      Delete
  14. depresi itu berbahaya ya kalau gak segera ditangani, jangan malu juga untuk konsultasi ya jika merasa ada gejala sebelum berlarut.
    duh, semoga kita dijauhkan ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hopely begitu ya Mbak. Moga enggak sampai kena depresi

      Delete
  15. Bener kalau depresi itu perlu Pendamping dn suppot seluruh keluarga jgn mngucilkan perlu pengertian semua pihak

    ReplyDelete
  16. Depresi bukan berarti seseorang nggak punya iman. Karena ini adalah penyakit mental. Cukup miris saya dengan anggapan kebanyakan pihak yang bilang depresi itu kurang ibadah. Mungkin, tapi masih banyak faktor lainnya.

    ReplyDelete
  17. Depresi dan stres memang gak boleh dianggap gampang ya. Sebab dan akibatnya bisa fatal jika tidak segera ditangani. Utamanya untuk para wanita yang seringkali melibatkan perasaan dalam setiap tindakan dan pikiran. Semoga tidak terjadi pada kita ya Mbak Lia. InshaAllah dengan rajin menulis, kita mampu menghalau segala pemicu depresi dan stres

    ReplyDelete
  18. Masalah depresi ini patut diwaspadai ya Mbak apalagi bagi perempuan ya yang memang rentan terserang depresi. Makanya kita kaum perempuan butuh banget yang namanya support system. Selain itu punya hobi seperti menulis ini juga bisa membantu banget ya agar kita tetap bisa jaga kewarasan.

    ReplyDelete
  19. sedih banget bacanya mba, dan perempuan ternyata rentan depresi ya. Jujur aja dari gejalanya kayaknya aku pernah ketika setelah melahirkan. Makanya aku trauma punya anak lagi hehe, apalagi pas masih bayi, hiks. Semoga kita semua bahagia selalu ya mba, dan empati pada sesama perempuan :)

    ReplyDelete
  20. Serem yaaa, padahal jika di awal sudah terdeteksi, dan penderitanya juga mau utk berobat , depresi bisa dicegah . Kebanyakan orang2 yg akhirnya mau konsultasi ke psikolog, malah udh tahap yang parah.

    Tp kalo kuperhatiin, dari kalangan temen2 yg menderita penyakit ini, semuanya Krn kurang support dari keluarga terdekat mba. Dianggab hanya manja, cari perhatian :(. Padahal mereka beneran butuh bantuan, dan temen yg mau mendengar :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kadang kenapa enggak ngerti, ya. Hanya berpikir manja or cari perhatian. Padahal Kan aslinya enggak begitu

      Delete
  21. Tulisan yang sangat komplit dan informatif sekali nih, Teh Lia. Yup, memang ya, kaum perempuan memang rentan sekali terkena depresi walau tak bisa kita pungkiri bahwa kaum laki2 juga berpotensi.

    Ah, mau share tulisan ini ke beberapa teman yang aku yakin akan sgt terbantu oleh postingan ini.

    Thanks for share, Teh.

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya. Moderasi komentar saya aktifkan, ya. Komentar akan muncul setelah saya setujui. Mohon tidak berkomentar sebagai anonim atau menyertakan link hidup. Link hidup akan saya delete. Maaf jika ada komentar yang belum terbalas.