Showing posts with label gangguan kepribadian narsistik. Show all posts
Showing posts with label gangguan kepribadian narsistik. Show all posts

Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) dan Cara Menghadapinya

Cara Menghadapi NPD
Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik,
via dokumentasi pribadi dan canva

Istilah Narsistik atau Narsistik Personality Disorder baru saya ketahui beberapa bulan lalu dari media sosial Instagram dan Tiktok. Mungkin banyak orang yang belum mengenal tentang gangguan kepribadian narsistik atau NPD dan bagaimana cara menghadapinya. 


Pengidap NPD pada umumnya mempunyai level narsistik yang ekstrem. Memiliki kepercayaan diri yang besar, superior, haus pujian namun kurang memiliki empati. Pada ranah psikologi, NPD adalah gangguan mental yang membuat pengidapnya memiliki kebutuhan untuk dikagumi.


Namun, belum adanya penelitian yang absolut terhadap NPD sehingga informasi tentang NPD di Indonesia masih terbatas, oleh sebab itu edukasi dan advokasi perlu dilakukan secara holistik agar meningkatkan kewaspadaan terhadap pengidap NPD.



Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik (Narcissistic Personality Disorder)


Narcissistic Personality Disorder
Narcissistic Personality Disorder,
via dokumentasi pribadi dan canva 

Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan mental yang masuk ke dalam kelompok gangguan kepribadian. Narsistik merupakan kondisi saat seseorang merasa lebih baik dari orang lain sehingga butuh dikagumi atau mendapat perhatian lebih. 


Kondisinya membuat penderita narsistik menjadi egois dan memiliki sedikit empati sehingga menimbulkan masalah dalam  interaksi sosial. Narsistik bisa sangat percaya diri namun, sebenarnya hal itu untuk menutupi harga dirinya yang rapuh, terutama saat dikritik oleh orang lain.


Menurut  dr Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ, seseorang dengan diagnosis NPD merasa lebih unggul dibandingkan yang lainnya, mudah tersinggung, meremehkan orang lain dan anti kritik. 


Gejala halus dari narsistik adalah saat kepercayaan diri seseorang melampaui batas yang secara konsisten menyiratkan bahwa mereka lebih unggul dari orang lain. Mereka memposisikan pendapat mereka lebih berwawasan luas atau berharga. Seperti yang dipaparkan oleh dokter yang aktif mengedukasi kesehatan mental melalui akun Instagram @vivisyarif



Penyebab terjadinya NPD


Menurut Sarah Graham, konselor spesialis NPD dari Inggris, ada beberapa penyebab ilmiah mengapa seseorang terdiagnosis NPD, di antaranya:


  1. Orang tua yang Toxic dan Narsistik

Seseorang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik, biasanya berasal dari latar belakang orang tua narsistik. Orang tua narsistik ini mengendalikan setiap keputusan penting pada anaknya. Anak-anak didorong untuk saling melawan satu sama lain dan dilarang untuk mengutarakan pendapat yang berlawanan dengan orang tuanya.


  1. Anak yang tak dianggap (diabaikan)

Sebagian orang dengan NPD memiliki latar belakang tak pernah dianggap atau diabaikan oleh  orang tuanya saat kecil. Biasanya mereka anak yang pemalu, pendiam dan penyendiri sehingga tidak menarik perhatian dari orang tua yang narsistik. Akibatnya mereka merasa terabaikan dan disingkirkan dari keluarga.


  1. Mengalami trauma penolakan

Adanya penolakan atau penghasilan saat kecil menjadi kontribusi terhadap gejala NPD. Adanya trauma penolakan di masa kecil dapat memunculkan perasaan marah, benci, malu, frustasi sehingga memicu orang tersebut untuk membela diri.


  1. Faktor keturunan 

Orang tua narsistik cenderung memberi contoh perilakunya pada anak-anak yang kemudian tanpa sadar diikuti oleh anaknya sebagai kebenaran. Tak dapat dihindari dan biasanya pola atau luka akan diteruskan ke generasi berikutnya.



Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD)


Ada beberapa ciri-ciri atau karakteristik seseorang mengalami gangguan kepribadian narsistik atau Narsistik Personality Disorder. Hal ini mengacu kepada kriteria narsistik berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Menurut pedoman DSM tersebut, waspadai seseorang jika memiliki 5 dari 9 karakteristik NPD, di antaranya :


  1. Merasa dirinya lebih baik dari orang lain

  2. Membutuhkan banyak pujian dari orang lain

  3. Sibuk berkhayal tentang kesuksesan, kekuasaan, kecerdasan, kecantikan, atau memiliki pasangan yang sempurna

  4. Merasa istimewa dan hanya mau bergaul dengan orang yang dianggap setara dengannya

  5. Merasa berhak mendapatkan perlakuan khusus dari orang lain

  6. Memanfaatkan orang lain demi keuntungan diri sendiri

  7. Tidak memiliki empati dan kurangnya kepedulian terhadap orang lain

  8. Sering merasa iri pada orang lain, atau menganggap orang lain iri pada dirinya

  9. Memiliki sikap yang arogan atau sombong


Jika menemukan beberapa karakteristik atau ciri-ciri seperti di atas, bisa kita sebut dengan istilah narsistik karena kita nggak bisa menjudge seseorang dengan sebutan NPD kecuali diagnosis sudah ditegakkan oleh ahlinya setelah melewati serangkaian pemeriksaan.


Penegakkan diagnosis berdasarkan penilaian dokter ahli jiwa yang diawali tanya jawab terkait gejala, pemeriksaan fisik selanjutnya pemeriksaan psikologi secara menyeluruh. 



Break The Silence, 23 Years Survival Narcissistic Abuser with Kartika Soeminar


23 Years Survival Narcissistic Abuser with Kartika Soeminar
Break The Silence:
23 Years Survival Narcissistic Abuser,
via dokumentasi pribadi dan canva
 

Apa jadinya jika hidup berdampingan dengan NPD sekian lama, bukan hanya setahun dua tahun tetapi sampai 23 tahun seperti yang dialami Mba Kartika Soeminar.  Mengalami perlakuan abusive dari orang terdekat yang over narsistik pernah membuatnya mengalami fase depresi.


Sebagai NPD Survivor, Mba Kartika berbagi pengalaman hidup berjuang selama 23 tahun dan lepas dari jerat NPD. Mba Kartika Soeminar bersama Kumpulan Emak2 Blogger mengadakan sebuah kampanye bertajuk #BrokenButUnBroken yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, khususnya kaum perempuan dalam mengenal gangguan kepribadian narsistik dan cara menghadapinya.


Senang sekali saya berkesempatan menghadiri  acara KEB Intimate Session, Break The Silence : 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor pada tanggal 18 Mei 2024 di Lawang Wangi Creative Space yang menghadirkan Mba Kartika Soeminar, hadir pula founder Kumpulan Emak Blogger, Mak Mira Sahid dan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ


Pengalaman Mba Kartika Soeminar hidup dengan pasangan yang memiliki gangguan kepribadian narsistik sangatlah melelahkan. Mungkin ada pertanyaan mengapa bisa terjerat sekian lama bahkan sampai 23 tahun hidup bersama narsistik? Mba Kartika menyadari bahwa dahulu ia menerima perlakuan manis di fase love bombing oleh pasangannya sehingga memiliki harapan bahwa suatu saat pasangannya akan kembali menjadi lebih baik seperti dahulu saat mengenalnya.


Di awal perkenalannya, pasangan hidupnya adalah cinta pertama bagi Mba Kartika. Dia memperlakukan Mba Kartika dengan penuh perhatian, sering memberi pujian bahkan memberikan hadiah untuknya. Namun, ketika telah menikah keadaannya menjadi berbeda.


Pada awal pernikahan bahkan ketika membahas masalah seringkali dibuat merasa bingung karena tanpa ada kejelasan, sikap manipulatif pasangannya membuatnya merasa bersalah. Dalam pikirannya merasa tidak mampu membuat pasangannya bahagia. Terkadang pasangannya juga suka memutar balikkan fakta dan melakukan apa pun untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.


Menjalani hubungan bersama #narcissistic selama 23 tahun, membuat Mba Kartika Soeminar berjuang untuk keluar dari hubungan ini. Meski dia merasa tidak mudah, jangan sampai menyerah karena perempuan berhak untuk hidup bahagia.



Bagaimana Cara Menghadapi NPD? 


Bisa dibayangkan bagaimana rasanya hidup dengan seseorang yang diduga narsistik? Rasanya sangat menguras energi dan melelahkan karena saya sendiri pun pernah berinteraksi dengan narsistik selama beberapa tahun lamanya. 


Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik bisa sangat berbeda sikapnya terhadap orang lain dibandingkan orang terdekat yang disebut suplainya. Di luaran sana dia bisa bersikap sangat baik, charming, friendly dan hangat terhadap orang lain. 


Berbeda ketika pengidap NPD sedang berhadapan dengan pasangannya sendiri sebagai suplai. Dia tak segan untuk memanipulasi, mengabaikan atau menghukum suplainya dengan cara silent treatment, mengontrol, menjatuhkan nama baik korbannya. 


Pengidap NPD pandai memutar balikkan fakta agar tampak sebagai korban padahal dialah pelaku abusivenya (playing victim). Bisa dibayangkan bagaimana melelahkannya berhadapan dengan NPD ini. Korbannya sering kali dibuat bingung, merasa bersalah dan terus dipojokkan oleh pelaku narsistik ini. 


Ada beberapa cara yang tepat untuk menghadapi orang dengan NPD di antaranya:

  1. Usahakan untuk tetap tenang dan terkendali

  2. Membuat batasan dan tetap teguh terhadap batasan yang dibuat

  3. Berbicara dengan tenang, jelas, terbuka, dan jujur

  4. Hindari menyerang, menyalahkan atau mengkritik 

  5. Fokus terhadap fakta dan solusi

  6. Jaga keamanan, kesehatan fisik maupun mental

  7. Bersikap bijaksana, hindari konfrontasi yang tidak perlu

  8. Pahami batasan, ingatlah bahwa kita tidak bisa mengontrol atau menyelamatkan orang dengan NPD.


Satu hal yang perlu diingat  NPD ini merupakan gangguan mental yang sangat sulit untuk disembuhkan seutuhnya. Biasanya orang dengan NPD datang pada profesional karena masalah kehidupan atau karena komorbiditas gangguan  mentalnya. 


Meskipun tak dapat disembuhkan sepenuhnya, orang dengan NPD dapat mengalami perubahan yang signifikan melalui terapi yang tepat dan adanya komitmen untuk perubahan.

Jangan habiskan energimu untuk meladeni orang dengan NPD. Jika seorang perempuan terjebak dalam toksik relationship dengan NPD, jangan lupakan bahwa setiap perempuan berhak untuk bahagia, dihargai. Cintailah diri sendiri. Jangan sampai menyakiti diri sendiri ketika berhadapan dengan seorang NPD. Salah satu pesan cinta dari Mba Kartika Soeminar untuk semua perempuan.

Menurut dokter Vivi Syarif, orang dengan NPD ini dia tidak menyadari kalau dirinya sendiri itu sakit. Dia melakukan tindakan abusive, manipulatif, berbohong, namun dia tidak menyadari perbuatannya. 

Berhadapan dengan seseorang Narcisstic itu artinya  sangat sulit diajak untuk berelasi. Oleh karena itu fokuslah terhadap diri sendiri, jaga kesehatan, self love, prioritaskan diri, berusaha untuk mandiri secara finansial. Jika belum mampu teruslah berusaha, belajar skill tertentu untuk akhirnya bisa berani mengambil keputusan dan yakin bahwa bisa melepaskan diri dan hidup tanpa narsistik. Begitulah pesan dari dokter Vivi Syarif ketika menutup acara KEB Intimate session: #BreakTheSilence : 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor

Jika mengalami berbagai masalah kesehatan mental jangan ragu untuk mendatangi ahlinya. Milikilah lingkungan yang sehat, bisa saling support satu sama lain. 


Saling support sesama perempuan
Saling support sesama perempuan,
via dokumentasi pribadi 

Dengan berbagi pengalaman hidup dari #KartikaSoeminarStory sebagai #NPDSurvivor mudah-mudahan semakin banyak masyarakat yang lebih mengenal tentang gangguan kepribadian narsistik (NPD) dan mengetahui cara terbaik menghadapinya. Semoga semakin banyak yang teredukasi dan paham mengenai #NPDAwareness.





Salam,