Indonesia Website Awards
Showing posts with label Review Komik Perempuanmu. Show all posts
Showing posts with label Review Komik Perempuanmu. Show all posts

Komik Perempuanmu, Suara Hati dan Refleksi Diri Perempuan Indonesia

Komik Perempuanmu
Komik Perempuanmu


Bagaimana rasanya jadi perempuan? Lewat Komik Perempuanmu, saya membaca suara hati dan refleksi diri dari perempuan Indonesia. Membaca kisah mereka membuat saya jadi banyak belajar tentang kehidupan.


Memang benar adanya kalau akan selalu ada hal-hal yang menjadi tuntutan dari lingkungan sekitar semenjak sekolah, kuliah, bekerja, bahkan setelah menikah.


Mau kuliah di mana?

Skripsi kapan selesainya?

Kerja di mana sekarang?

Kapan menikah?

Kapan punya anak?

Kapan tambah momongan lagi?

Kok, enggak kerja, enggak sayang ijazahnya?

Sibuk banget kerja, kapan waktu untuk keluarganya? 


Deretan pertanyaan ini sering sekali ditemui. Belum lagi dibandingkan dengan orang lain yang lebih sukses. Bagaimana jadinya jika kondisi seperti ini terjadi pada kita? Siapkah menghadapi semua ini?



Menulis Sarana Terapi Diri

Penelitian membuktikan ternyata stress pada perempuan tiga kali lebih rentan terjadi jika dibandingkan laki-laki. Penyebabnya banyak, bisa berasal dari faktor genetik, hormon, tuntutan dalam masyarakat, pekerjaan atau karier, bahkan masalah dengan pasangan. 


Stress yang berkepanjangan bisa mengakibatkan depresi. Depresi pada perempuan ini bisa sangat berbahaya, sebaiknya kenali sejak dini untuk mengatasinya. 


Baca juga :  Depresi Pada Perempuan


Menulis adalah sarana yang bisa menjadi terapi diri dengan mencurahkan isi hati agar tak ada yang membebani pikiran.  


Dengan menuliskan apa yang terjadi, akan lebih mudah mengurai masalah di dalam kepala. Jika hal-hal kusut sebagai permasalahan telah terurai, maka akan lebih mudah menemukan solusinya.



Komik Perempuanmu, Suara Hati dan Refleksi Perempuan Indonesia

Komik Perempuanmu memang ada dari dan untuk perempuan Indonesia. Komik yang bergenre fragment kehidupan atau slice of life, lekat dengan kehidupan sehari-hari dan disampaikan dalam bentuk komik digital atau webtoon. Isinya penuh dengan pesan yang mendalam.


Sebuah  prolog yang saya baca ketika membaca Komik Perempuanmu hadir menjadi sahabat para perempuan.



"Kalian punya masalah yang tak bisa diceritain pada orang lain, tapi menyimpannya terlalu lama juga bisa membuat kalian tertekan?  Selamat datang, Kami adalah Perempuanmu. Kanal dari perempuan dan untuk perempuan. Bagikan keluh kesahmu di sini sebebas mungkin, karena kadang yang kita dibutuhkan hanya untuk didengar."


Dalam Komik Perempuanmu, ada beberapa kisah yang menginspirasi dan menarik dan untuk dibaca. 


Ada Drama Mums  yang ditulis oleh Tyas Widjati, Trouble Talk Perempuan karya  Zulfairy, Saya Tidak Cantik dan Saya Tidak Peduli karya Deanna El Sullivan, In Your Hand karya Liana Bahri, Not My Fault ditulis oleh Ary Nilandari, dan Kepada Sang Pemilik Hati yang ditulis oleh Haura. Semuanya dikerjakan oleh ilustrator keren Apitnobaka. 



Drama Mums, Suara Hati Seorang Ibu

Cerita Drama Mums yang ditulis Tyas Widjati menceritakan tentang kehidupan ibu rumah tangga yang kesehariannya berkutat dengan anak, kerjaan rumah, dan merasa kehilangan sesuatu dalam dirinya.

Merasa kelelahan mengurus rumah tangga, apalagi tanpa asisten rumah tangga. Belum lagi kurangnya support system terhadap peran ibu rumah tangga yang terkadang dianggap sepele. 


Drama Mums
Realitas seorang ibu


Terkadang seorang ibu pun mendapatkan omongan tentang tumbuh kembang anak. Dibandingkan dengan anak lainnya, yang sudah berjalan, berbicara dengan lancar, bahkan berat badan pun dibanding-bandingkan antara anak yang satu dengan yang lainnya. Ternyata tuntutan menjadi seorang ibu itu cukup berat. 


Seringkali sosok ibu yang kerepotan mengurus anak yang masih kecil, lupa akan dirinya sendiri. Namun, terkadang perlu juga berkaca pada kisah perempuan zaman dahulu. Mereka bukan hanya perempuan hebat tapi juga sebuah legenda.


Apa yang dikeluhkan sekarang, ternyata bukan apa-apa bagi mereka. Mereka tidak butuh pengakuan dalam bentuk follower atau, mereka hanya melakukan yang terbaik untuk keluarga. Bagi mereka itu cukup. 


“If you’re not happy with the drama you’re in, change it. And if you can’t change it, do add a little fun to it.” 

 


Sebuah renungan kembali saat membaca cerita ini. Menjadi seorang ibu bukan berarti harus kehilangan jati diri. Temukan passion, sesuatu yang membuatmu merasa lebih baik tentunya.



Trouble Talk Perempuan, Refleksi  Keseharian Masyarakat 

Cerita selanjutnya yang cukup menarik, terinspirasi dari film pendek Tilik dengan mengangkat tema trouble talk perempuan yang ditulis oleh Zulfairy. Sosok Bu Tejo ini jadi viral di media sosial.


Bu Tejo ini diangkat dari kisah nyata keseharian Kita. Akan ada sosok yang seperti pribadi Bu Tejo, sosok yang sibuk mengurusi urusan orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain dengan menggiring opini buruk sehingga yang mendengar pun akan mempercayai ceritanya. 



Toxic people seperti Bu Tejo ini berpikiran negatif terhadap orang lain, mudah menghakimi, mencari-cari kesalahan orang lain, merasa paling benar dan mengabaikan perasaan orang lain.


Disebut toxic people karena menjadi racun bagi lingkungan sekitarnya secara psikologis atau pun emosional. Apa yang diucapkannya demi keuntungannya sendiri, senang mengadu domba dan juga memanipulasi untuk mendapatkan yang ia inginkan.


Dia juga merasa paling benar, selalu mencari cara untuk menyalahkan orang lain, meski sebenernya dia sendiri yang keliru. Ketika ditegur pun, dia akan mencari pembenaran sendiri.


Jika sudah bertemu sosok seperti ini, memang lebih baik menghindar saja. Tidak menanggapi pembicaran akan lebih baik menurut saya. Membuat batasan dengan tegas dan menghindari mereka. 


Berbicara tentang trouble talk, alias kecenderungan membicarakan orang lain saat berkumpul dengan perempuan, memang sering ditemui di masyarakat.



Semua karena perempuan cenderung ingin membicarakan orang lain, ingin didengar, cari perhatian, membangun koneksi sesama perempuan.


Bagaimana sebaiknya harus bersikap? Kita perlu punya empati terhadap orang lain. Tak perlu mengurusi hidup orang lain,  mengomentari banyak hal tentang mereka.


Mencoba memposisikan diri sebagai orang lain, berempati terhadap keadaan yang menimpa mereka, terkadang mereka hanya butuh didengar bukan dihakimi.



Menghadapi Bullying dari Kisah Saya Tidak Cantik dan Saya Tidak Peduli

Saya Tidak Cantik dan Saya Tidak Peduli, karya Deanna El Sullivan


Kisah lain tentang bullying,  yang ditulis oleh Deanna El Sullivan yang merasa bahwa dia sangatlah buruk. Membuat kepercayaan dirinya rapuh. 



Kasus Bullying


Bullying
membuat seseorang murung dan tidak percaya diri. Namun, ketidakpercayaan diri ini perlu ditepis. Saatnya melangkah, keluar dari zona yang tak nyaman. 


Saatnya memberikan kesempatan untuk diri sendiri

Saatnya memberikan kesempatan untuk diri sendiri. Berdamai dengan keadaan. Qoute yang menarik dari kisah Saya Tidak Cantik dan Saya Tidak Peduli karya Deanna El Sullivan.


“The best thing you can do for yourself is give yourself a chance to get better, tomorrow needs you to be okay and happy."

“You’re allowed to scream. You’re allowed to cry. But, don’t give up.”

“Find yourself, be yourself, love yourself.”

“Self love isn’t about always feeling good it’s about knowing you are worthy even when you don’t feel it.”


Cantik itu relatif, ternyata kepribadian lebih penting dari sekadar cantik saja karena menjadi perempuan itu bukan hanya soal menjadi cantik tetapi menjadi tapi soal menjadi manusia. 


Love yourself


Terus melangkah, berjuang, dan bangkit sehingga bisa menjadi seseorang yang lebih berarti.

Semua kisah di komik perempuanmu memang mengangkat kisah nyata yang terjadi di masyarakat. Menceritakan suara hati dan refleksi perempuan di Indonesia. 


Komik Perempuanmu
Komik Perempuanmu


Nah, Kalian bisa membaca berbagai kisah yang menginspirasi lainnya dari Komik Perempuanmu. Jangan lupa untuk follow IG Komik Perempuanmu juga, ya!



Salam,