Indonesia Website Awards
Showing posts with label Mencegah penyebaran hoax. Show all posts
Showing posts with label Mencegah penyebaran hoax. Show all posts

Waspadai Penyebaran Hoax saat Pandemi, Begini Cara Cek Fakta Kesehatan!

Hoax dan cek fakta
Hoax dan cek fakta, 
via Pixabay.com/@geralt
diedit dengan Canva


Kita perlu mewaspadai penyebaran hoax karena sejak pandemi Covid-19, banyak berita bermunculan di media sosial yang belum tentu kebenarannya. Sebaiknya sebelum mempercayai dan membagikan informasi lakukan cek fakta terlebih dahulu.


Berdasarkan data Kementerian Kominfo, ada 1.471 hoaks terkait Covid-19 yang tersebar di berbagai media hingga 11 Maret 2021. Beberapa kali saya menerima hoax melalaui medsos, salah satunya lewat Facebook atau What's apps.


Saya pernah menerima informasi dari sebuah Whats Apps Grup yang salah satu anggotanya membagikan informasi tentang obat Covid-19 yang bisa dibeli dan disiapkan mandiri. Saya memberikan link tentang cek fakta pada postingan yang ia bagikan. 


Setelah saya mengingatkan untuk berhati-hati mempercayai dan membagikan berita, dia malah memberi alasan kalau yang dia bagikan bukan dari orang sembarangan dan mana mungkin hoax. Seolah mengabaikan apa yang saya jelaskan, ternyata hoax ini bisa menutup mata seseorang yang sudah terlanjur percaya pada suatu informasi.


Pada tanggal 16-17 Juni 2021, saya berkesempatan untuk mengikuti Workshop Cek Fakta Kesehatan bersama Tempo. Cek Fakta Kesehatan merupakan salah satu kegiatan dari program Fellowship Global Health yang diselenggarakan oleh Cek Fakta Tempo bermitra dengan Facebook. Workshop ini dilaksanakan selama hari Rabu-Kamis tanggal 16 dan 17 Juni 2021 dengan narasumber Ika Ningtyas dan Siti Aisah dari Tim Cek Fakta Tempo.


Workshop Cek Fakta Tempo
Cek Fakta Kesehatan Tempo,
via Canva


Workshop Cek Fakta Tempo


Cek Fakta Tempo
Workshop Cek Fakta Tempo,
via Canva


Pada workshop hari pertama tanggal 16 Juni 2021 menghadirkan narasumber Ika Ningtyas, pemeriksa Fakta Tempo dan Trainer Cek Fakta AJI-Google News Initiative. Materi workshop dibuka mengenai penyebab dan tujuan penyebaran hoax.


Penyebab Hoax


Menurut laporan perusahaan media asal Inggris, We Are Social yang dirilis pada Februari 2021 menunjukkan 61,8% masyarakat Indonesia merupakan pengguna aktif media sosial. Durasi penggunaan rata-rata orang Indonesia untuk mengakses media sosial adalah 3 jam per harinya. Indonesia menjadi pengguna internet keempat terbesar di dunia yang sayangnya belum diikuti dengan literasi digital. 


Infodemik penggunaan sosmed di Indonesia
Infodemik penggunaan sosmed di Indonesia,
via materi workshop Cek Fakta Tempo


Keberadaan internet mempermudah proses penyebaran informasi, karena siapa pun dapat menyebarkan informasi, hal ini menyebabkan sirkulasi hoax semakin cepat karena warganet menerima banyak informasi per menitnya.


Sudah tahu belum kalau tingkat literasi Indonesia menempati urutan ke-70 di dunia? Nah, menurut Kominfo, indeks literasi digital Indonesia ada di angka sedang. Hal ini menyebabkan pengguna internet belum bisa membedakan informasi yang sesuai fakta dan hoax. 


Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak orang Indonesia yang berkumpul di internet dan terpapar beragam informasi tanpa adanya literasi yang memadai. Inilah alasan informasi di medsos mudah sekali diakses dan disebarluaskan.



Tujuan penyebaran hoax


Ada beberapa tujuan penyebaran hoax atau 7 alasan di balik misinformasi diantaranya :


a. Jurnalisme yang lemah tanpa verifikasi sumber asli,

b. Hanya sekadar lelucon, dibuat satire atau parodi,

c. Sengaja melakukan provokasi,

d.  Partisanship, untuk kepentingan partai atau kelompok

e. Mencari uang melalui judul yang clickbait

f. Adanya gerakan politik,

g. Propaganda, contohnya isue tentang Sara.


Apapun itu tujannya, penyebaran hoax pasti akan menimbulkan dampak negatif dan merugikan masyarakat.


Alasan mis-disinformasi
Alasan mis-disinformasi,
via materi workshop Cek Fakta


Hoax menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat contohnya saja timbul polarisasi, seperti pasca Pilpres 2014/2019 yang lalu, adanya kebencian berdasarkan SARA, masyarakat menjadi kurang mempercayai pemerintah terhadap penanganan bencana atau penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. 



Cara membedakan situs yang kredibel dengan situs abal-abal


Identifikasi situs abal-abal,
via Pexels.com/@picjumbo.com
edit by Snapseed


Pada materi pertama workshop cek fakta, dipelajari juga mengenai cara membedakan situs yang kredibel dengan situs abal-abal. Pernah engga, sih, mendapatkan informasi dari suatu situs yang "mencurigakan," atau menyebarkan hoax?


Menurut Menkominfo ada 900 ribu situs penyebar hoax, wah, banyak sekali, ternyata, ya! Sekadar berbagi tips untuk identifikasi situs abal-abal, diantaranya:


a.  Cek alamat situsnya

Bagaimana cara mengecek alamat situs? Jika alamat situsnya jika meragukan, lakukan pengecekan melalui sejumlah situs, seperti salah satunya who.is dan domainbigdata.com. Ada juga situs abal-abal yang hanya beralamat di blogspot. 


b. Cek data perusahaan media di Dewan Pers

Cara melakukan pengecekan perusahaan media di direktori Dewan Pers melalui https://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers. Namun, perlu diketahui, ada beberapa media kredibel yang tidak berbadan hukum.


c. Cek detail visual

Cobalah mengecek detail visual lewat logo situs abal-abal. Ada yang logonya mirip situs media mainstream. Ada juga gambar yang logonya kurang bagus. Hal ini bisa jadi salah satu penilaian bahwa situs tersebut tidak kredibel atau situs abal-abal.


d. Situs terlalu banyak iklan

Waspadai situs yang terlalu banyak iklan, biasanya media abal-abal sekadar mencari click untuk mendapatkan iklan dan uang.


e. Coba bandingkan dengan ciri-ciri pakem media mainstream

Bandingkan sejumlah ciri yang menjadi pakem khas jurnalistik di media mainstream. Misalnya, nama penulisnya jelas, cara menulis tanggal di badan berita, hyperlink-nya yang disediakan mengarah ke mana, narasumbernya kredibel atau tidak, dan lain-lain.


f. Cek About Us

Jangan lupa untuk mengecek "About Us" yang ada pada situs media. Media abal-abal biasanya selalu anonim. Berdasarkan UU Pers, sudah seharusnya situs terpercaya punya badan hukum dan penanggung jawabnya. Cek juga mengenai alamat yang jelas dan siapa saja orang-orangnya pada situs tersebut. Selain itu harus ada Pedoman Pemberitaan Media Siber.


f. Waspada dengan judul-judul sensasional atau judul yang sifatnya clickbait

Waspada jika menemukan berita dengan judul-judul yang sensasional atau clickbait. Baca beritanya sampai selesai, jangan hanya membaca judul kemudian berkomentar di medsos.


g. Cek ke situs media mainstream

Bandingkan dengan situs media mainstream untuk memastikan informasi yang dimuat sebuah situs non-mainstream terpercaya atau tidak. Coba bandingkan bagaimana situs mainstream melaporkan hal tersebut. Selain itu, penting untuk melakukan verifikasi untuk memastikan sumber pertama dan melihat konten aslinya seperti apa.


h. Cek Google Reverse Image search pada foto utama

Cobalah untuk mengecek juga foto utama, pernahkah dimuat di tempat lain, terutama situs mainstream. Ciri situs abal-abal biasanya selalu mencuri foto dari situs lainnya.


Reverse Image dari Google bisa digunakan untuk mencari unggahan foto pertama sebuah website. Tools ini berguna untuk menelusuri foto-foto yang diambil dari internet. Alternatif tools lainnya yaitu Bing.com milik Microsoft dan Baidu



Metode verifikasi video


Metode verifikasi video
Metode verifikasi video,
via materi workshop Cek Fakta


Ada dua langkah untuk memverifikasi video, pertama yakni menggunakan kata kunci di mesin pencari atau di media sosial (Youtube, Facebook, Twitter, Instagram). Kedua, memfragmentasi video menjadi gambar lalu menggunakan Reverse Image Tools.


Tips memverifikasi video
Tips memverifikasi video,
via materi workshop Cek Fakta


Saat menemukan video di media sosial, tonton dan dengarkan video tersebut sampai selesai. Carilah petunjuk di dalam video seperti bentuk bangunan, rambu-rambu jalan, plat nomor kendaraan, nama-nama jalan, nama-nama bangunan, dan lain-lain. Dengarkan juga audionya, terkait bahasa, obrolan orang-orang dalam video atau dialeknya. Gunakan petunjuk tersebut sebagai kata kunci. 


Tips verifikasi foto atau video
Tips verifikasi video,
via materi workshop Cek Fakta


Cara kedua adalah dengan menjadikan video menjadi potongan gambar lalu ditelusuri dengan Reverse Image Tool. Untuk memfragmentasi video menjadi gambar bisa dengan cara manual dengan screen capture atau menggunakan tool InVID


InVID punya berbagai keunggulan yakni memiliki fitur fragmentasi video dan reverse image tool sekaligus, dapat memfragmentasi video dari seluruh tautan media sosial dan file lokal serta dilengkapi fitur lain seperti memeriksa metadata dan analisis forensik foto.



Cek Fakta Kesehatan


Cek Fakta Kesehatan Tempo
Cek Fakta Kesehatan Tempo,
via Canva


Hari kedua workshop tanggal 17 Juni 2021 membahas tentang Cek Fakta Kesehatan dengan narasumber Siti Aisah, Facebook Global Health Flow. Lulusan Biologi dan Kesehatan Masyarakat.


Materi hari kedua ini membahas tentang misinformasi kesehatan dan dampak negatif bagi masyarakat. Selain itu dipelajari juga tentang kemampuan dasar cek fakta kesehatan.


Contoh hoax kesehatan
Contoh hoax kesehatan saat pandemi,
via materi workshop Cek Fakta


Mis atau Disinformasi Kesehatan


Mis/Disinformasi kesehatan
Mis/Disinformasi kesehatan di Indonesia,
via materi Workshop Cek Fakta


Berdasarkan data Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), jumlah hoaks kesehatan meningkat dari 7% (86 hoaks dalam setahun pada 2019) menjadi 56% (519 hoaks dalam setengah tahun pada 2020). Jumlah hoaks Covid-19 yang diklarifikasi oleh MAFINDO adalah berjumlah 492 hoaks (94,8%) dari total hoaks kesehatan selama enam bulan pertama tahun 2020.  


Ternyata begitu banyak hoax yang beredar di masyarakat, terutama hoax tentang kesehatan di masa pandemi ini. Sekali lagi sebagai pembaca perlu berhati-hati dalam menerima bahkan membagikan informasi.


Baca juga : Stop panik, kurangi risiko penyebaran Covid-19 dengan 7 cara ini!


Dampak Mis atau Disinformasi Kesehatan


Dampak Mis/Disinformasi Kesehatan
Dampak Mis/Disinformasi Kesehatan,
via materi workshop Cek Fakta


Mis atau Disinformasi tentang kesehatan terkait pandemi mengakibatkan efek atau dampak buruk bagi masyarakat. Apalagi kalau hoax menyebar dengan cepat.


Dampak negatif dari mis atau disinformasi kesehatan bagi masyarakat, antara lain:


a. Menyebabkan kebingungan dan kepanikan di masyarakat

b. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah, otoritas kesehatan dan ilmu pengatahuan (sains)

c. Demotivasi untuk mengikuti perilaku protektif yang direkomendasikan

d. Sikap apatis

Sikap apatis yang memiliki konsekuensi besar karena berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat, seperti membahayakan kesehatan, bahkan sampai menimbulkan risiko kematian. 


Seperti kejadian yang pernah terjadi jelang lebaran tahun 2021 lalu, di satu sisi mudik tidak diperbolehkan atau dilarang, tetapi di sisi lain mengunjungi tempat wisata di dalam kota diperbolehkan. Dua kebijakan yang bersebrangan dan jadi polemik untuk masyarakat tentunya.



Kemampuan Dasar Cek Fakta Kesehatan


Kemampuan dasar cek fakta kesehatan
Kemampuan dasar cek fakta kesehatan,
via materi workshop Cek Fakta


Untuk melakukan cek fakta kesehatan, ada beberapa kemampuan dasar Yang perlu dimiliki. Kemampuan dasar cek fakta kesehatan, diantaranya :


a.  Cek sumber aslinya

Cobalah mengecek sumber asli, cek juga siapa yang membagikan informasi tersebut dan dari mana informasi tersebut berasal. Tetap periksa sumbernya, meski informasi tersebut berasal dari teman atau keluarga.


b. Jangan hanya membaca judulnya saja

Jangan hanya membaca judul, karena judul kemungkinan sengaja dibuat sensasiona, clickbait atau provokatif agar jumlah klik tinggi.  


c. Identifikasi penulis

Lakukan identifikasi penulisnya, coba telusuri nama penulis secara online untuk melihat apakah penulis adalah seseorang yang kredibel dan nyata.


d. Cek tanggal

Periksa juga apakah informasi tersebut adalah informasi terbaru, up to date dan relevan dengan kejadian terkini. Periksa apakah judul, gambar atau statistik yang digunakan sudah sesuai dengan konteks. 


e. Cek bukti pendukung lain

Informasi yang kredibel mendukung klaim dengan fakta. Jika tidak menemukan bukti pendukung lainnya, informasi tersebut kemungkinan tidak bisa dipercaya.


f. Cek bias

Pikirkan bahwa bias pribadi ternyata dapat mempengaruhi penilaian terhadap hal yang dipercaya atau tidak.  


g. Cek organisasi pemeriksa fakta

Satu hal penting untuk mengecek informasi adalah dengan tulisan atau temuan yang sudah diverifikasi oleh organisasi pemeriksa fakta, dalam ruang lingkup nasional, seperti Cek Fakta Tempo, atau media nasional lainnya maupun pemeriksa fakta internasional seperti AFP factcheck, dan Washington Post factcheckers.  


Setelah mengikuti dua hari workshop cek fakta bersama Tempo, banyak hal yang saya pelajari diantaranya mengetahui penyebab dan dampak hoaks, membedakan misinformasi atau disinformasi, menggunakan beberapa tools untuk memverifikasi fakta, baik itu mengecek kebenaran suatu foto atau video, membedakan situs yang kredibel dengan situs abal-abal, dan menambah referensi tentang fakta yang sebenarnya dari suatu peristiwa.


Mengikuti Workshop Cek Fakta Kesehatan
Mengikuti Workshop Cek Fakta Kesehatan,
via dokumentasi pribadi


Mengingat pentingnya cek fakta ini, terutama cek fakta kesehatan karena saat ini masih banyak beredar misinformasi atau hoax. Saat menerima informasi atau berita jangan terburu-buru percaya kemudian langsung membagikannya ke media sosial. Mari bersama-sama mencegah penyebaran hoax meluas di masyarakat, kalau bukan Kita, siapa lagi?




Salam,