Permasalahan PJJ dan PTM saat Pandemi, Sebuah Refleksi Pendidikan di Indonesia

 

Refleksi Pendidikan Indonesia
Refleksi Pendidikan Indonesia, antara PJJ dan PTM, via Canva



Permasalahan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan wacana PTM (Pembelajaran Tatap Muka) selama pandemi, menjadi sebuah refleksi pendidikan di Indonesia. 


PJJ dan PTM ini ternyata masih harus dievaluasi. Butuh dukungan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini agar pendidikan anak di Indonesia menjadi lebih baik.


Sebagai orang tua, saya pun merasakan betapa pembelajaran daring atau PJJ ini banyak sekali tantangannya, hal ini berpengaruh terhadap faktor psikologis anak dan orang tua. Anak cepat merasa bosan dan orang tua kadang tidak sesabar guru untuk mengajarkan anaknya. 



Paradigma Pembelajaran Jarak Jauh ( PJJ) saat pandemi


Paradigma PJJ
Paradigma Pembelajaran Jarak Jauh,
via Photocollage


Pada tanggal 05 Juni 2021, saya berkesempatan mengikuti webinar "Refleksi Pendidikan di Indonesia, antara PJJ dan PTM yang diselenggarakan oleh Faber Castell.


Webinar Faber Castell
Mengikuti webinar Faber Castell,
via Photocollage


Webinar pendidikan ini menghadirkan narasumber Ibu Saufi Sauniawati sebagai pemerhati pendidikan, Christian Herawan sebagai Product Manager PT Faber Castell International Indonesia dipandu oleh Andri Kurniawan sebagai Public Relations Manager Faber Castell.



Webinar Faber Castell
Narsum dan Host webinar,
via Photocollage


Masalah saat pembelajaran daring ini saya alami juga, anak saya masih berusia 4-5 tahun saat PJJ kemarin. 


Sebagai orang tua yang mendampingi anak belajar, saya melihat anak mudah sekali bosan, ingin bermain bahkan ketika di telepon gurunya anak saya malah lari-larian, pernah dia enggak mau disuruh belajar malah sembunyi di bawah meja. 


Saya hanya bisa mengelus dada kalau udah begini. Ya sudahlah namanya juga anak usia segitu, pasti masih seneng main juga dibandingkan harus duduk serius belajar.


Baca juga : Realitas stay at home dan social distancing

 


Masalah Pembelajaran Jarak Jauh



Masalah saat pembelajaran online ini dialami juga oleh guru, selain anak dan orang tua tentunya.


Jadi, anak, orang tua, dan guru sama-sama punya tantangan saat menjalankan pembelajaran secara daring. Masalah saat PJJ diantaranya :


a. Tidak semua punya ponsel cerdas atau smartphone

b. Jika sudah ada smartphone, harus ada paket internet

c. Orang tua harus secara intensif membantu proses belajar daring dari rumah

d. Anak sudah bosan belajar secara daring

e. Kurikulum dinilai belum cukup mendukung PJJ



Kendala KBM Daring


Pembelajaran Jarak Jauh atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) daring ini punya berbagai kendala, diantaranya :

 

a. Kesulitan mengakses sinyal di pelosok

b. Fasilitas gadget yang dimiliki siswa tidak sama

c. Masih banyak siswa yang hanya punya handphone biasa yang tidak bisa mendukung belajar daring

c. Keterbatasan kuota internet

d. Beban biaya yang memberatkan

e. Makin boros karena orang tua harus mengisi kuota per bulan

f. Materi pelajaran yang disampaikan guru kurang bisa diterima 



Dampak Pembelajaran Jarak Jauh


Pembelajaran daring atau PJJ punya dampak terhadap siswa, guru, dan orang tua, diantaranya :


a. Komunikasi siswa dan guru terbatas jarak

b. Siswa kesulitan menangkap isi materi setiap pelajaran

c. Pengawasan lemah bila belajar daring di rumah


Untuk anak usia dini seperti anak saya, kadang perlu referensi soal parenting buat memantau pendidikan anak.


Baca juga : Rekomendasi website parenting terbaik ala Catatan Leannie



Masalah yang dihadapi anak, orang tua dan guru selama PJJ



Masalah saat PJJ,
via Photocollage


Jika menggali lebih dalam tentang refleksi pendidikan di Indonesia apa sih masalah selama PJJ itu? Masalah PJJ ini berkaitan dengan anak, orang tua dan guru.


Masalah anak  saat mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh, diantaranya :


a. Lemahnya motivasi belajar

b. Pembagian tugas berat karena berbeda pandangan antara guru dengan orang tua

c. Kemampuan anak menggunakan perangkat pembelajaran minim

d. distorsi permainan online ketika memegang gadget

e. Paradigma tidak pergi ke sekolah adalah libur masih tertanam pada siswa

f. kurangnya sosialisasi sehingga membuat pembelajaran terasa berat


Tidak hanya anak yang mengalami masalah saat PJJ, ternyata orang tua pun mengalami hal yang sama. 


Terkadang lebih baik mengerjakan perkrjaan rumah tangga seperti nyuci, masak dibandingkan menemani anak belajar. Ada yang berpendapat seperti ini juga, sih. Pusing katanya berasa ikut belajar dan ngerjain tugas juga bareng anak.


Masalah orang tua saat menemani belajar anak selama pandemi, yaitu :


a. Orang tua terkendala dalam penyiapan fasilitas

b. Belum mengetahui secara rinci mengenai platform dan troubleshooting

c. Kendala perilaku anak

d. Perbedaan pola target pembelajaran guru dan orang tua

e. Belum dapat menjadi motivator


Sedangkan masalah  guru yang saat melakukan pembelajaran daring, diantaranya :


a. Fungsi dan pola pemberian materi berbagai platform

b. Belum memahami troubleshouting 

c. Belum bisa menciptakan bonding saat PJJ

d. Kreativitas guru yang beragam

e. Pembelajaran belum menarik dan menyenangkan


Begitu kompleksnya masalah yang dialami saat pembelajaran daring. Perlu ada sinergi antara orang tua, anak sebagai siswa dan guru agar pembelajaran jarak jauh ini dapat berjalan lancar.



Peran orang tua, guru, dan siswa dalam mendukung pembelajaran Jarak Jauh



Peran orang tua, guru, dan anak saat PJJ,
via Photocollage



Baik orang tua, guru, dan siswa punya peran tersendiri dalam mendukung pembelajaran daring.

1. Orang tua

Orang tua berperan sebagai pembimbing, pengawas, motivator, dan fasilitator. Tak hanya menyediakan fasilitas belajar memadai tapi ikut menemani, mengawasi, membimbing, dan memberikan motivasi belajar pada anak 


2. Guru atau wali kelas

Guru atau wali kelas berperan sebagai akademik, yaitu membuat materi bahan ajar yang kreatif, selain itu guru juga berperan sebagai guru pamong, pengawas dan motivator.


3. Siswa

Siswa diharapkan dapat menjadi siswa yang inovatif, inquiry dan memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.


Baik orang tua, guru, dan siswa diharapkan mampu bersinergi agar pembelajaran secara daring atau pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan maksimal. 


Ada dua indikator mutu pendidikan yang menjadi sorotan sehingga terbentuk sinergi adalah standar penilaian dan standar proses.


Aturan Tentang Pembelajaran Tatap Muka


Menurut Nadiem, pembelajaran tatap muka sudah diperbolehkan sejak Januari 2021. Sekolah yang sudah divaksin wajib mengikuti kelas tatap muka secara terbatas. Pembelajaran tatap muka terbatas adalah kombinasi antara PJJ dan PTM.


Pembelajaran tatap muka maksimal 50 % dari jumlah siswa per kelas. Selain itu orang tua juga diberikan pilihan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran tatap muka terbatas. Pelaksanaan PTM wajib mematuhi protokol kesehatan.


Hal yang harus dipersiapkan orang tua dan anak saat PJJ dan PTM


Tips untuk orang tua dan anak saat PTM
Tips orang tua dan anak saat PTM,
via Photocollage


Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan orang tua dan anak dalam penyelenggaran PJJ dan PTM, diantaranya :


a. Carilah aturan tatap muka terbatas di daerahmu

b. Mulai mendisiplinkan kembali jam tidur dan jam bangun anak

c. Orang tua masih tetap harus mengawasi dan memfasilitasi kebutuhan anak saat PJJ

d. Ajarkan protokol kesehatan pada anak seperti tidak meminta makanan atau minuman bekas teman, jangan berpelukan, dan jangan bergantian masker.


Diharapkan orang tua mampu memberikan pemahaman di atas terutama bagi anak yang masih berusia dini.


Sistem Evaluasi Pembelajaran


Sebelum pandemi, selalu dilakukan sistem evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar. Begitu pula dengan evaluasi saat PJJ atau pembelajaran daring. Sistem belajar evaluasi pembelajaran secara daring ini dilakukan secara harian, praktik, dan ujian.


Sistem evaluasi harian terdiri dari pengerjaan LKPD atau LKS dan pemberian tugas pasca meet (luring). Sedangkan sistem evaluasi praktik terdiri dari video, foto langkah pengerjaan, dan voice note. Terakhir, sistem evaluasi pembelajaran lewat ujian, yaitu lembar kerja dan aplikasi pengerjaan soal.


Sistem evaluasi pembelajaran
Contoh evaluasi pembelajaran daring,
via Photocollage


Menurut Ibu Saufi, satu permasalahan lagi terkait sistem pembelajaran daring, kadang orang tua kerepotan untuk mengeprint materi belajar anak, hal ini tidak akan terjadi jika materi evaluasi atau tugas pembelajaran dikerjakan langsung pada gawai masing-masing.



Paket Belajar Online Faber Castell


Paket Belajar Online Faber Castell,
via dokumentasi pribadi


Wacana Bulan Juli dilakukan PTM atau Pembelajaran Tatap Muka kemungkinan dipending lagi karena di tempat tinggal saya sudah diterapkan sebagai zona merah.


Sepertinya metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih akan berlanjut lebih lama. Kasihan juga, sih, padahal anak saya sudah bersemangat untuk masuk ke TK.


Berbicara tentang refleksi Pendidikan Indonesia, baik itu PJJ dan PTM memang perlu dievaluasi. Banyak sekali masalah yang terjadi saat PJJ. 


Salah satu masalah saat PJJ adalah media pendukung pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran secara online, diantaranya komputer atau laptop, printer dan alat tulis.


Media Pembelajaran Anak
Media Pembelajaran Anak,
via Photocollage


Bicara tentang salah satu media pendukung anak sekolah, saya punya produk favorit sejak dulu yaitu Faber Castell.  Saya akan ulas sekilas tentang Sejarah Faber Castell ini.


Faber Castell, sebuah perusahaan keluarga yang berdiri sejak tahun 1761 di Stein, Jerman. Pendirinya adalah Kaspar Fabel. Faber Castell masih berdiri hingga generasi ke-9 saat ini.


Lokasi produksi berada di 9 negara, dengan kantor pemasaran di 23 negara. Telah dipasarkan lebih dari 120 negara di dunia.


Faber Castell juga memiliki keragaman produk yang memberikan kualitas terbaik untuk menulis, menggambar, desain kreatif, dan pensil kosmetik.


Isi Paket Belajar Online Faber Castell
Isi Paket Belajar Online Faber Castell,
via Photocollage


Faber Castell menghadirkan berbagai produk untuk Paket Belajar Online seperti pensil 2B, pulpen, rautan, penghapus, pencase, dan stylus. Salah satu inovasi untuk mendukung pembelajaran online adalah Stylus. 


Penggunaan Stylus
Penggunaan Stylus, 
via Photocollage


Stylus ini bermanfaat untuk browsing, menulis, dan doodle di gadget. Super praktis pokoknya dan membantu banget dalam proses pembelajaran online di rumah.




Penggunaan Stylus di Hp Android,
via Photocollage


Bukan cuman buat anak aja, untuk profesi lain seperti guru, penulis, editor, bahkan illustrator juga pastinya akan terbantu dengan adanya Stylus. 


Penggunaan Stylus Faber Castell,
via Photocollage


Permasalahan PJJ dan PTM selama pandemi menjadi sebuah refleksi pendidikan di Indonesia.  Buat Sahabat Catatan Leannie, yuk sharing tentang permasalahan selama mendampingi anak belajar daring dan ceritakan bagaimana solusinya!


Mengenai paket belajar online dari Faber Castell, informasi lebih lanjut, dapat di akses melalui website www.faber-castell.co.id



Salam,














Menjaga Kualitas Tidur, Kunci Produktivitas dan Hidup Sehat

 

Kualitas tidur, produktivitas dan hidup sehat
Kualitas tidur, produktivitas dan hidup Sehat, via freepik.com



Menjaga kualitas tidur ternyata menjadi kunci produktivitas dan hidup sehat. Pernah engga merasa kurang bersemangat, mudah lelah, badmood di pagi hari karena kurang tidur semalam? 


Saya pernah mengalami hal ini. Biasanya saya akan ikut tertidur di malam hari saat menemani anak tidur dan terbangun di tengah malam. Nah, setelah ini saya merasa kesulitan untuk tidur kembali sampai keesokan harinya.


Siapa yang mengalami masalah gangguan tidur juga? Suami saya tipe yang engga bisa tidur awal, dia tidurnya lewat dari tengah malam terus. Kami berdua sama-sama punya gangguan tidur. Masalah gangguan tidur ini punya pengaruh terhadap kesehatan dan produktivitas. 


Saya berkesempatan mengikuti webinar kesehatan pada hari jumat tanggal 18 Juni 2021, tentang "Kesehatan dan Produktivitas dimulai dengan Tidur yang Berkualitas," yang diselenggarakan oleh Deltomed dan komunitas IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis).


Webinar Kesehatan
Webinar IIDN x Deltomed,
via instagram.com/@ibuibudoyannulis


Webinar ini dipandu oleh Sara Neyrhiza dengan narasumber Dr (Cand) dr Inggrid Tania, MSI, Herbal, ketua umum PDPOIJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia. Selain itu ada juga apt. Drs Victor S. Ringoringo, S.E., M.Sc. (Chief Business Development dan R&D PT Deltomed Laboratories)

 

Webinar Kesehatan
Host dan narsum webinar IIDN x Deltomed
via dokumentasi webinar



Peserta webinar kesehatan
Peserta webinar IIDN x Deltomed,
via dokumentasi webinar


Pengaruh kualitas tidur terhadap kesehatan


Kualitas dan kuantitas tidur
Kualitas dan kuantitas tidur,
via Photocollage


Materi pertama disampaikan oleh Dr (Cand) dr Inggrid Tania, MSI, Herbal, ketua umum PDPOIJI (Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia mengenai "Peran Herbal dalam Memperbaiki Kualitas Tidur."


Tentunya tidur yang berkualitas menjadi dambaan tiap orang. Betapa nyamannya bisa tidur lelap dan terbangun di pagi hari dengan fresh. Sebenarnya berapa lama sih waktu tidur yang ideal? Hal ini berkaitan dengan kualitas dan kuantitas tidur Kita. Mari Kita bandingkan perbedaan keduanya.


✓ Kuantitas Tidur

Kebanyakan orang dewasa membutuhkan 7-9 jam di malam hari, tetapi kebutuhan kuantitas Tidur setiap individu tentu saja berbeda. Ada yang butuh 6 jam, bahkan 10-11 jam waktu tidur di malam hari


✓ Kualitas Tidur

Pernah dengar ungkapan, "Sleep quality refers to how well you sleep?" 


Jadi tidur yang berkualitas itu misalnya dapat tertidur dalam waktu 30 menit atau kurang, tidur di malam hari tanpa terbangun tengah malam, atau bisa jadi terbangun sekali saat malam dan kemudian dapat melanjutkan tidur setelah 20 menit setelah terbangun.



Kualitas tidur dan kesehatan


Kualitas tidur dan kesehatan
Kualitas tidur dan kesehatan,
via Photocollage


Gangguan tidur dapat menimbulkan dampak buruk, loh, karena ternyata kurangnya kualitas atau kuantitas tidur berpengaruh terhadap kesehatan. Efeknya bisa terjadi hal-hal seperti berikut ini:


1. Menurunkan sistem imun atau imunitas tubuh

2. Menurunkan fungsi kognitif dan working memory sebesar 38 %

3. Mengalami moodieness atau depresi

4. Kemungkinan mengalami kecelakaan semakin besar

5. Berpengatuh terhadap kesehatan kulit, yaitu terjadi penuaan dini

6. Kebiasaan makan lebih buruk karena cenderung mengkonsumsi junk food atau makanan yang tidak sehat.


Diantara kualitas dan kuantitas tidur, manakah yang lebih berpengaruh terhadap kesehatan? Ternyata jawabannya "Quality over Quantity." 


Menurut US National Sleep Foundation, kualitas tidur lebih dominan dibandingkan kuantitas tidur, karena menjadi indikator terhadap mood dan kepuasan hidup.


Masalah gangguan tidur yang dialami masyarakat umumnya adalah insomnia. Insomnia adalah ketidakmampuan menjaga atau mempertahanan kuantitas dan kualitas tidur yang baik. Sekitar 1 dari 3 orang di dunia mengalami insomnia dalam derajat yang bervariasi. 


Saat kurang tidur, dapat menyebabkan seseorang terkena penyakit. Hal ini berkaitan dengan sistem innate daya tahan tubuh. 


Pada saat tidur lelap, Interleukin-1, Tumor Necrosis Factor (TNF), dan Natural Kill Cell (NKC) akan tinggi dalam darah, dan menurun ketika bangun tidur. Hal ini menunjukkan bahwa tidur yang berkualitas akan meningkatkan daya tahan tubuh.


Di masa pandemi seperti sekarang ini, berdasarkan survei SleepHelp.org, sebanyak 22 % masyarakat menyatakan bahwa kualitas tidurnya memburuk karena stress, ketakutan, dan kecemasan terhadap Covid-19.


Gangguan tidur karena pandemi
Gangguan tidur akibat Pandemi,
via Photocollage


Baca juga : Berbeda dengan flu biasa, inilah Pandemi Covid-19 yang menyita perhatian dunia

Penyebab gangguan tidur


Penyebab masalah tidur
Penyebab gangguan tidur,
via Photocollage


Ada beberapa hal yang menjadi penyebab gangguan tidur, diantaranya :

a. Gangguan fisik, seperti sakit kepala, nyeri sendi dan nyeri perut

b. Isue medis

c. Gangguan psikologik dan psikiatrik, seperti stress, depresi, dan anxietas

d. Gangguan lingkungan, seperti lampu kamar terlalu terang atau suara berisik,

e. Genetik

f. Penuaan atau faktor usia yang dialami lansia berusia 65 tahun ke atas

g. Obat-obatan, seperti obat hipertensi, anti depresi, dan yang mengandung kafein

h. Bekerja di malam hari, karena aktivitas ini berlawanan dengan biological clock.



Memperbaiki kualitas tidur dengan Antangin Good Night


Kandungan herbal dan kualitas tidur
Bahan herbal membantu kualitas tidur,
via Photocollage


Kualitas tidur yang baik berperan penting dalam produktivitas dan kesehatan terutama di tengah pandemi seperti sekarang ini. Dengan tidur yang berkualitas, produktivitas dan daya tahan tubuh meningkat.


Ada beberapa tips yang disampaikan dr Inggrid untuk menjaga kualitas tidur, diantaranya mematikan televisi atau komputer, olahraga, tidur dengan suasana atau pencahayaan yang gelap, meditasi, makan makanan yang mengandung Zinc juga magnesium, membaca buku, mengurangi konsumsi kafein, dan mandi dengan menggunakan air hangat.

 

Cara lainnya untuk memperbaiki kualitas tidur adalah dengan menggunakan bahan-bahan herbal diantaranya Passion Flower, Valerian, dan Gingger (Sari Jahe). Ketiga bahan herbal ini terkandung dalam produk barunya Antangin Good Night dari Deltomed Laboratories.


Khasiat Antangin Good Night
Khasiat Antangin Good Night,
via instagram.com/@antangin_id


Antangin Good Night dari Deltomed ini sudah ada logo halal dan punya izin BPOM. PT Deltomed sendiri sudah terstandarisasi ISO 9001 : 2015. Jadi engga usah ragu lagi akan kualitas dan jaminan mutunya. 


Antangin Good Night menggunakan berbagai bahan herbal seperti Passion Flower, Valerian, dan Gingger (Sari Jahe) dan bahan alami lainnya.


Kandungan Antangin Good Night
Kandungan Antangin Good Night,
via Photocollage


Passion Flower dan Valerian ini berkhasiat untuk menenangkan dan membantu kualitas tidur  menjadi lebih baik serta pulas. Sari Jahe dalam kandungan Antangin Good Night juga efektif mengatasi masuk angin dan menghangatkan badan. Dosis yang digunakan adalah 2- 4 tablet sebelum tidur.


Khasiat Antangin Good Night
Khasiat Antangin Good Night,
via Photocollage


Antangin Good Night ini dapat diperoleh secara online di Deltomed Store Official seperti Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada, dan JD.ID. Untuk pembelian secara offline bisa lewat apotek atau toko obat retail, ya. 


Ingat, ya, tidur berkualitas atau menjaga kualitas tidur menjadi kunci produktivitas dan awal tubuh yang sehat. Buat yang punya gangguan tidur, Antangin Good Night bisa dijadikan solusinya. Bagaimana dengan Sahabat Catatan Leannie, sudahkah kualitas tidurnya baik selama ini? 



Salam,










Sapu Lidi Lembang Bandung: Staycation dan Makan di Sawah ala Pedesaan


Sapul Lidi Cafe, Resort and Gallery
Sapu Lidi Lembang,
  dokumentasi pribadi


Senangnya bisa staycation sekaligus makan di sawah ala pedesaan di Sapu Lidi Cafe, Resort, and Gallery.  Sapu Lidi Lembang Bandung adalah tempat yang dipilih untuk staycation saat hari kelahiran suami di Bulan Maret yang lalu.


Ini adalah staycation perdana sejak pandemi, yang terpenting bagi Kami adalah selalu menjalankan protokol kesehatan. Sapu Lidi, nama yang cukup unik, hingga saya pun tergerak untuk googling saat suami bilang mau staycation di sini.


Ternyata tempatnya ada di Lembang, pasti udaranya masih sejuk dan asri. Senangnya karena di Sapu Lidi ini nuansa khas pedesaan dapet banget.


Bisa makan di sawah, naik perahu, dan resortnya juga tampak nyaman. Nuansa pedesaannya kental banget, berasa kangen kampung halaman alm kakek dan nenek saya di Garut. 


Jadi kangen pulkam, memori masa kecil saya banyak dihabiskan di saat saat moment Idulfitri. Hal yang unik dari Sapu Lidi ini adalah taglinenya "Makan di Sawah," berasa banget tinggal di pedesaan. 


Saya suka banget staycation bernuansa alam kaya gini. Seperti pengalaman saya staycation di  The Green Forest Lembang. Adem banget dan berkesan sampai sekarang, meski itu udah beberapa tahun lalu.



Sapu Lidi Cafe, Resort and Gallery 



Sapu Lidi Resort Lembang
Berfoto di pintu masuk Sapu Lidi,
dokumentasi pribadi


Sapu Lidi ini beralamat di Jalan.Sersan Bajuri, Kompleks Graha Puspa Cihideung Lembang, Bandung 40391, Jawa Barat. Suasananya cukup adem, asri, dan menawarkan view pedesaan yang jadi salah satu daya tarik tempat ini. 


Daerah Lembang memang jadi salah satu destinasi wisata favorit saya di Bandung, selain Dago dan Punclut.


Baca juga : Destinasi Wisata Punclut yang Keren


Sapu Lidi Cafe, Resort and Gallery ini menjadi kawasan wisata dengan konsep Cafe, Resort dan Galeri seni dengan tagline ” Makan di Sawah.” Pokoknya bisa refresh sejenak di sini, suasana alam yang sejuk, asri, bikin adem. Nuansa alam pedesaannya paling saya suka.


Sapul Lidi ini bangunan resto dan cafenya dibuat dengan suasana khas jawa barat, ada saung di tengah sawah, menu dan makanannya traditional khas Sunda. Resort Sapu Lidi juga rumah bernuansa kayu, berasa tinggal di Pedesaan zaman dulu.


Resepsionis di Sapu Lidi Resort
Resepsionis  di Sapu Lidi Resort,
dokumentasi pribadi


Sapu Lidi yang ada di kawasan wisata Lembang ini cukup luas dengan area seluas enam hektar yang bisa dikunjungi kapasitas seribu orang, loh, Sahabat. 


Cocok banget buat family atau company gathering.  Cocok juga buat pasangan yang mau pre-wedding, honeymoon, anniversary,dinner,staycation dengan suasana alam pedesaan.



Akses Menuju Sapu Lidi


Bagian depan Sapu Lidi
Bagian depan Resepsionis Sapu Lidi,
dokumentasi pribadi


Sapu Lidi Cafe and Resort yang terletak di daerah Lembang, sama saja dengan rute tempat wisata lainnya yang pernah saya kunjungi di Lembang. Tempat parkirnya cukup luas dikelilingi cantiknya alam Lembang.


Kamu bisa berwisata sekalian family time di seperti The Green Forest Lembang, Lembang Wonderland, Farm House Susu Lembang, dan Floating Market Lembang . Rute yang terdekat arahnya menuju Sapu Lidi adalah The Green Forest Resort Lembang.


Baca juga : The Green Forest Resort Lembang


Ada beberapa rute menuju kawasan wisata Sapu Lidi diantaranya: 


Buat yang berasal dari luar Kota, terutama Jakarta, Tangerang atau Bekasi, bisa melalui Tol Cipularang, lalu keluar lewat Tol Sadang. Lanjutkan perjalanan ke Purwakarta, lalu cari jalan Menuju Segalaherang. Setelah itu, lanjutkan perjalanan ke Jalan Cagak Subang, belok ke arah Ciater kemudian menuju Lembang.


Untuk yang berasal dari Bandung dan melewati Tol Padalarang, lalu masuk Tol Padaleunyi dan keluar lewat Tol Pasteur. Sekitar 500 meter dari pintu tol, melewati perempatan menuju ke arah Setrasari, lurus terus sampai ke Jalan Dr Setiabudhi, lalu melawati Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). 


Dari UPI, naik terus sampai ke Terminal Ledeng, dari sini belok ke kiri, lurus terus sampai ke Jalan Sersan Bajuri Lembang, lalu masuk ke area perumahan yang menjadi Kawasan wisata Sapu Lidi Cafe Resort and Gallery.



Staycation di Sapu Lidi Resort Lembang


Kamar yang luas di Sapu Lidi, 
dokumentasi pribadi


Staycation di Sapu Lidi Resort pada Bulan Maret 2021 yang lalu adalah pertama kalinya keluarga Kami menginap di resort saat pandemi. Sebelumnya memang Kami engga pernah traveling dari Bulan Maret sampai Agustus 2020.


Begitu masuk new normal, keluarga saya mengunjungi penangkaran Rusa di Rancaupas. Sengaja memilih destinasi alam, biar engga terlalu berinteraksi dengan pengunjung lain dan memang udah pengen refreshing aja, udah berbulan-bulan stay at home.


Kami berangkat Siang Hari sekitar pukul 13.00 WIB Dari rumah saya yang ada di daerah Gunung Batu. Letaknya dekat dengan Tol Pasteur. 


Saat itu engga terlalu macet, alhamdulillah jalan lancar. Tepat pukul 14.00 WIB, Kami cek in di Sapu Lidi. Bagian front office resto cukup unik. Bernuansa kayu dan seperti bangunan zaman dulu. Nuansanya persis seperti pedesaan yang saya sukai. Hijau, adem, dan asri.


Akhirnya Kami berjalan menuju resort. Namanya unik, Nguma-Ngome adalah pondok yang saya tempati. Udara di sini fresh banget. 


Resort yang kami tempati,
dokumentasi pribadi


Saya melihat resto dengan view sawah dan juga ada perahu menuju salah satu resort. Setelah menyimpan koper dan barang lainnya, Kami menaiki perahu. Seru banget, deh.


Resort di tepi danau,
dokumentasi pribadi


Kesannya kaya menyebrangi danau saat ada di daerah pedesaan. Kami sempat  mengabadikan moment ini dengan berfoto sambil naik perahu. 



Naik perahu mengelilingi danau,
dokumentasi pribadi


Engga kerasa jalan-jalan sekitar Sapu Lidi, naik perahu, mengambil spot foto instagramable ternyata udah sore aja. Akhirnya Kami kembali ke resort. Saya mau mandiin anak dulu pastinya. Saya suka banget tinggal di resort ini. 


Fasiltas dan sarana di kamar resort Sapu Lidi Bandung ini cukup lengkap, dari tempat tidur, TV, koneksi wi fi, ada juga pemanas air di kamar mandi. Liburan berasa di rumah sendiri pokoknya. 



Kamar yang luas dan romantis,
dokumentasi pribadi


Saya suka dengan kamarnya yang luas. Ada kelambu di tempat tidur yang bernuansa kayu, ada bathtub yang cukup luas, bisa buat anak saya berenang di sini, kamar mandi juga ada etnik kayunya. Bagian wastafel juga begitu. 


Cuman pas giliran saya mau mandi, lama juga ngatur air supaya panas. Di sini dingin banget soalnya, engga mungkin mandi pakai air dingin. Ini aja sih, paling yang jadi kekurangannya.


Sayangnya engga ada hairdryer di sini, kalau buat yang berhijab kan engga nyaman aja kalau keluar pakai kerudung tapi kondisi rambut masih basah,  jadi buat yang mau ke sini dan merasa perlu hairdryer,  bawa aja dari rumah, ya. 


Wastafel bernuansa kayu,
dokumentasi pribadi


Bathtub Resort,
dokumentasi pribadi


Nah, di bagian depan resort, ada teras dan kursi untuk duduk bersantai sambil menikmati nuansa asri pemandangan alam sekitar Sapu Lidi Resort. Indah banget. Masyaallah. Rasanya beneran kaya tinggal di pedesaan. Buat yang kangen kampung halaman bisa cobain staycation di sini.



Bagian depan resort,
dokumentasi pribadi


Saat malam hari, udah ngerasa lapar juga. Akhirnya Kami makan malam sama Sate Taichan Jajanan Papi di Sukagalih, bisa order via Gofood juga buat dinner, ya, Sahabat Catatan Leannie. 


Baca juga : Sate Taichan Jajanan Papi Sukagalih Bandung


Dinner dengan Sate Taichan,
dokumentasi pribadi


Daerah Lembang ini terkenal sama cuacanya yang dingin, jadi bawa jaket atau Kaos kaki juga ya buat yang engga tahan dingin. Soalnya makin malam suhu udara juga makin dingin.



Makan di Sawah ala Sapu Lidi Cafe and Resto


Makan di Sawah,
dokumentasi pribadi


Senangnya staycation di Sapu Lidi. Tidur lumayan nyenyak juga. Sebelum breakfast, saya mengajak anak saya berkeliling lagi mengitari Sapu Lidi. Seneng banget rasanya ngajak anakku jalan-jalan pagi, merasakan sejuknya udara khas Lembang.


Jalan-jalan pagi di Sapu Lidi Resort,
dokumentasi pribadi


Setelah mandi, akhirnya sarapan juga. Meski agak siang juga sih waktunya. Ternyata resto buka jam 10 pagi. Jadi sarapannya paling nyeduh teh, makan kue ultah papinya Dzaky. Lumayan buat ganjel perut. Cuman buat saya, rasanya kalau belum ketemu nasi, ya, belum makan. Siapa, nih, yang kaya gini juga?


Serunya berfoto di Sawah,
dokumentasi pribadi


Akhirnya tepat jam 10.00 WIB Kami menuju resto Sapu Lidi. Tagline Sapu Lidi ini unik juga "Makan di Sawah." Saya pun pesan makanan khas Sunda. 


Menu makanan Sapu Lidi Resto,
dokumentasi pribadi


Berhubung masih pandemi, engga terlalu banyak juga yang makan di resto ini. Suami dan saya pesan menu yang sama, yaitu nasi liwet dengan ayam bakar, karena menu ayam bakar belum ada, diganti ayam yang diasapkan. Kami juga pesan oseng-oseng genjer dan pisang bakar keju request darri anakku.


Menu makanan di Sapu Lidi Resto ini menyajikan menu makanan tradisonal khas Sunda. Sesuai tagline "Makan di Sawah," memang makannya di tengah sawah, sambil duduk manis di saung beralaskan bambu yang diberi tikar dan beratapkan ijuk. Khas saung pedesaannya dapet banget sambil lihat hamparan padi di sekeliling resto ini.


Senengnya makan di sawah,
dokumentasi pribadi


Minumnya saya pesen bajigur sama teh manis anget. Meski udah siang, udara Lembang memang sejuk dan berasa dingin kalau buat yang engga terbiasa. 


Makanan di sini seperti makan makanan di resto tradisional khas Sunda lainnya. Menu makanannya bisa di lihat di bawah ini. Soal harga standar resto, lah. Harga makanan dimulai dari Rp. 50.000,00/pax. 


Menu makanan Sapu Lidi
Menu makanan di Sapu Lidi,
via makandisawah.com


Jam buka Sapu Lidi Resto and Cafe ini setiap hari Senin – Minggu dari mulai pukul 10.00 – 23.00 WIB. Untuk tiket masuk ke Sapu Lidi tidak dikenakan biaya masuk alias gratis. 


Nah itulah keseruan staycation dan makan di Sawah di Sapu Lidi Lembang Bandung. Gimana, nih, Sahabat Catatan Leannie tertarik engga buat mengunjungi Sapu Lidi Resort, Cafe and Gallery?



Sapu Lidi Cafe, Resort & Gallery

Jalan Sersan Bajuri – Kompleks Graha Puspa Cihideung Lembang,Bandung 40391 – Jawa Barat 

(022)2786461 ( Sapu Lidi Cafe and Resto)

(022)2786915 ( Sapu Lidi Resort )

Folow akun Instagram: @sapulidisawah




Salam, 









Hindari Stigma Negatif, Begini Penanganan Kusta saat Pandemi

 

Hindari Stigma Negatif Kusta
Penyakit Kusta, via halodoc.com


Indonesia masih belum bebas kusta, bahkan menjadi negara dengan total kasus kusta terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan India. Penderita kusta banyak mendapatkan stigma negatif dari masyarakat, padahal ada berbagai cara untuk mencegah dan mengobati kusta, terlebih saat pandemi seperti sekarang ini.


Meski sudah ada target Indonesia bebas kusta tahun 2020, namun kenyataanya ada delapan provinsi endemis kusta, diantaranya Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Penyebabnya daerah tersebut sulit dijangkau dan masih tertinggal sehingga kesulitan untuk mengakses informasi. 


Selain itu, kusta juga menyerang masyarakat yang tidak mampu dan asupan gizi yang kurang sehingga daya tahan tubuhnya melemah dan mudah terjangkit kusta. Target untuk memberantas kusta di tahun 2020 mendapat tantangan karena pandemi, namun bukan berhenti begitu saja.



Mengenal Kusta


Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Kusta dapat menyerang kulit,  selaput lendir pada saluran pernapasan atas, sistem saraf perifer, serta mata. Kusta dapat menyebabkan luka pada kulit, kerusakan saraf, melemahnya otot, dan mati rasa.


Kusta atau lepra ditandai dengan rasa lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki, lalu diikuti munculnya lesi pada kulit. Kusta atau lepra disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat menyebar lewat percikan ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin.


Seseorang dapat tertular kusta jika kontak dengan penderita dalam waktu yang lama. Seseorang tidak akan tertular oleh penyakit kusta karena bersalaman, duduk bersama, atau hubungan seksual. Kusta juga tidak ditularkan dari ibu ke janin yang dikandungnya.


Bakteri ini membutuhkan waktu 6 bulan hingga 40 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Tanda dan gejala kusta bisa saja muncul 1 hingga 20 tahun setelah adanya infeksi bakteri pada tubuh penderita.


Bakteri ini dapat tumbuh pesat pada bagian tubuh yang bersuhu lebih dingin seperti tangan, wajah, kaki, dan lutut. Apabila terlambat diobati bisa menyebabkan cacat tubuh atau disabilitas, seperti jari membengkok, luka, atau bahkan putus, mata tidak menutup dan kaki melemah.



Faktor Risiko Penyakit Kusta


Ada beberapa faktor  risiko yang mengakibatkan seseorang terkena penyakit Kusta, di antaranya:

1. Melakukan kontak fisik dengan hewan penyebar bakteri kusta tanpa memakai sarung tangan

2. Tinggal di daerah endemik kusta

3. Mempunyai kelainan genetik yang berakibat terhadap sistem kekebalan tubuh



Stigma Negatif atau Mitos tentang Kusta


Penyakit Kusta masih ditakuti masyarakat karena dianggap menular dan sulit disembuhkan. Bahkan, orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) terisolir dari dunia luar, padahal penyakit ini bisa dicegah dan diobati jika dilakukan penanganan yang benar.


Ada beberapa stigma negatif atau mitos tentang kusta yang masih dipercayai masyarakat, meski hal tersebut hanya tidak benar. Stigma negatif atau mitos kusta tersebut diantaranya :


1. Kusta adalah sebuah kutukan


Penyakit kusta bukanlah kutukan, karena penyebabnya adalah infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Infeksi bakteri ini ke dalam tubuh melalui permukaan kulit atau lendir saluran pernapasan.


2. Kusta membuat jari kaki dan tangan menghilang


Orang dengan penyakit kusta, biasanya jari tangan dan kaki mereka tidak normal. Hal itu disebabkan infeksi bakteri di bagian jari tangan maupun kaki yang menyebabkan jari tangan maupun kaki menjadi kaku dan akhirnya mati rasa.


3. Kusta mudah menular dan mewabah


Kusta memang bisa menular, tapi penularannya tidak mudah. Jika saat ini seseorang kontak dengan orang yang punya penyakit kusta, 2 sampai 3 tahun bahkan 10 tahun lagi kemungkinan muncul penyakit ini, namun dengan daya tahan tubuh yang kuat, mampu terhindar dari penyakit ini.


4. Kusta tak akan bisa disembuhkan


Kusta bisa disembuhkan meski dalam waktu yang lama dan pengobatan teratur. Biasanya penderita kusta akan mendapatkan antibiotik khusus untuk mematikan bakteri sekitar 6-24 bulan.


5. Penderita kusta harus dikucilkan masyarakat


Dengan berjabat tangan atau melakukan kontak fisik lainnya dengan pemderita kusta, tak akan langsung terkena kusta. Terlebih  jika penderita kusta itu sudah melakukan pengobatan, maka penyakitnya sudah tidak menular.


Orang dengan penyakit kusta  membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitarnya saat menjalani pengobatan, bukan untuk dikucilkan 


6. Kusta hanya bisa menyerang lansia


Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, meskipun usianya masih muda.  Namun, memang bakteri penyebab kusta memiliki masa inkubasi yang lama, sehingga baru akan menimbulkan penyakit setelah sekian lama. Jadi, kebanyakan baru terdeteksi ketika sudah memasuki usia yang tidak muda.



Ketahui Pencegahan Penyakit Kusta


Lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan? Upaya pencegahan diharapkan bisa menekan penambahan jumlah penderita kusta di Indonesia. Sampai sekarang belum ada vaksin untuk pencegahan kusta. 


Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat merupakan cara terbaik untuk mencegah komplikasi dan penularan penyakit meluas. Selain itu, hindari juga kontak dengan hewan pembawa bakteri kusta sebagai upaya untuk mencegah kusta.


Pandemi belum juga usai, tetap jalankan prokes seperti memakai masker, jaga jarak, mencuci tangan dengan air mengalir, sabun atau antiseptik pun ikut menurunkan risiko terkena berbagai penyakit, termasuk kusta.


Masyarakat perlu berperan serta untuk menanggungi kusta. Adanya gerakan terpadu dari pemerintah bertujuan untuk memberi pemahaman tentang penyakit kusta pada masyarakat, terutama di daerah endemik.


Hal ini menjadi langkah penting untuk mendorong para penderita agar memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan. 


Pemberian informasi ini juga diharapkan dapat membuat masyarakat menjadi lebih paham dan berhenti memberi stigma negatif tentang kusta dan diskriminasi terhadap penderita kusta.


Pada tanggal 31 Mei 2021, saya mengikuti Youtube Live di Ruang Publik KBR yang berkolaborasi dengan NLRI tentang "Geliat Pemberantasan Kusta dan Pembangunan Inklusif Disabilitas di Tengah Pandemi."


Talkshow tentang Kusta
Talkshow tentang Kusta,
via dokumentasi pribadi


Tantangan dalam pemberantasan Kusta saat pandemi


Talkshow "Geliat Pemberantasan Kusta dan Pembangunan Inklusif Disabilitas di Tengah Pandemi" ini dibawakan oleh Host Ines Nirmala dan dua orang narsum yaitu Bapak Komarudin, S.Sos,M.Kes dari Wakil Supervisor Kusta Kan Bone dan Bapak DR Rohman Budijanto, SH,MH. dari Direktur Eksekutif The Jawa Post Pro Otonomi JPIP Lembaga  Nirlaba Jawa Pos yang bergerak di bidang otonomi daerah.


Geliat Pemberantasan Kusta
Geliat Pemberantasan Kusta,
 Ruang Publik KBR


Target Indonesia bebas kusta tahun 2020 yang lalu, menjadi tantangan karena ada pandemi Covid-19. Namun, upaya pemberantasan kusta yang mengalami hambatan terkait pandemi ini bukan berarti terhenti.


Ada beberapa program pemerintah yang menjadi target belum terlaksana karena saat pandemi ada larangan untuk pengumpulan masa, meskipun itu untuk penanggulangan penyakit kusta.


Menurut Bapak Komarudin, berdasarkan temuan kasus kusta di Bone pada tahun 2020, jika dibandingkan dengan tahun 2019 terjadi penurunan dari 195 kasus menjadi 140. Terjadi penurunan sebanyak 55 orang atau 28%.


Penurunan karena pandemi ini salah satunya disebabkan pihak dinkes tidak bisa mengadakan kunjungan langsung ke masyarakat karena pandemi. Kemungkinan penemuan kasus pun berkurang.


Upaya deteksi dini penyakit kusta di masyarakat ini mengalami hambatan karena tenaga kesehatan tidak diperbolehkan bertemu masyarakat, terutama di awal pandemi. Namun, program pemberantasan kusta ini harus tetap dilanjutkan dan tak boleh terhenti agar penyebaran penyakit tidak meluas. 


Namun, kini para kader atau bidan desa melakukan pendataan langsung ke masyarat dengan memakai APD dan memperhatikan protokol kesehatan. Selanjutnya ditindaklanjuti pihak puskesmas dengan melakukan pemeriksaan pada pasien di rumah, Balai desa atau di Puskesmas.


Prevelensi kusta di tahun ini selama masa pandemi mengalami penurunan menjadi 1.7 % per 10.000 penduduk. Padahal, sebelum pandemi prevelensi kusta ini tidak pernah lebih dari 2 %. 


Sepanjang sejarah di Kab Bone selama 20 tahun terakhir prevelensi kusta sebesar 2.5 % per 10.000 penduduk. Kemungkinan penemuan kasus berkurang karena pandemi.


Penularan, deteksi awal, dan penanganan penyakit Kusta


Penularan kusta ini mirip Covid-19, yaitu lewat air liur, sputum atau dahak, droplet, tetapi perbedaannya efek Covid-19 dapat menyerang organ dalam sedangkan kusta kondisi fisiknya lebih terlihat sehingga mudah diidentifikasi.


Program kerja Pemerintah Bone untuk pemberantasan kusta ini bekerja sama dengan pihak puskesmas, diantaranya :

1. Pemberian obat kusta Kemoprofilaksis

2. Pemeriksaan penderita kusta secara berkelanjutan

3. Survei atau pemeriksaan anak di sekolah

4. Kampanye tentang eliminasi kusta yang melibatkan kader juga bidan desa.


Deteksi awal gejala kusta biasanya sulit untuk ditemukan, namun saat adanya kelainan kulit, dilakukan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis kusta. 


Tidak ada kebiasaan yang bisa menyebabkan kusta tetapi penularan kusta terjadi karena adanya penderita kusta yang tidak atau terlambat berobat yang berpotensi menularkan pada keluarga maupun tetangga. 


Berdasarkan survei, dari 100 orang ternyata 95 % tidak mudah terkena kusta, sedangkan yang 5%, terjangkit kusta. 


Penularan dari penderita kusta tergantung kekebalan tubuh juga. Meski kusta ini penyakit menular, tetapi penderita kusta pun perlu mendapat perhatian dan dukungan. 


Penyakit kusta bisa menyebabkan kecacatan, tetapi hal ini bisa bisa dicegah jika penderita kusta selalu memeriksakan tangan, mata, dan kaki. 


Penderita perlu mengecek apakah ada luka pada tangan, cek juga apakah matanya berkabut atau kaki mengalami mati rasa? Penderita juga perlu secepatnya berobat dan melakukan perawatan diri. 


Jika ada luka pada kaki, perawatannya yaitu merendam dengan air, bersihkan, dioles dan dibalut. Lakukan perawatan ini secara teratur sampai luka bisa sembuh. Perlu juga terus berobat dan dilakukan monitoring untuk memantau kesehatan pasien.


Solusi yang dilakukan pemerintah Bone dalam rangka pemberantasan kusta yaitu dengan mengadakan penyuluhan di desa maupun sekolah. Selain itu mengajak masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan sesuai kondisi sekarang yang belum bebas dari pandemi.


Baca juga : Dampak Covid-19 dan cara meraih keseimbangan hidup



Kesetaraan disabilitas dalam bekerja dan berkarya


Talkshow tentang Kusta
Kesetaraan disabilitas dalam Jawa Post,
Ruang Publik KBR


Dalam Talkshow tentang "Geliat Pemberantasan Kusta dan Pembangunan Inklusif Disabilitas di Tengah Pandemi" Bapak DR Rohman Budijanto, SH,MH. dari Direktur Eksekutif The Jawa Post Pro Otonomi JPIP Lembaga  Nirlaba Jawa Pos yang bergerak di bidang otonomi daerah berbicara tentang isu inklusifitas tidak boleh diabaikan.


Dalam ruang intrinsik Jawa Post, isu inklusifitas ini memang tidak pernah secara spesifik dikampanyekan, namun pihak Jawa Pos sendiri tak pernah melakukan diskriminasi atau membeda-bedakan saat rekruitmen atau penerimaan kerja.


Pihak Jawa Post memberi ruang untuk bekerja dan berkarya. Jawa Post mempekerjakan difabel yang mengalami bibir sumbing menjadi editor yang kompeten, ada juga layouter yang kakinya cacat, alih bahasa yang badannya cebol. Semua itu bukan halangan bagi difabel untuk bekerja selama mereka memiliki kompetensi yang baik.


Stigma buruk bagi penderita kusta juga perlu diperbaiki. Sekecil apapun jumlah penderita kusta mereka tetap warga negara Indonesia yang berhak mendapatkan pengobatan, perhatian, bukan untuk dikucilkan. 


Mereka bisa diajarkan berbagai keterampilan agar bisa tetap semangat untuk sembuh dan menjalani hidup lebih baik. Selain itu mereka juga bisa diajarkan untuk berbisnis online agar tidak khawatir bertemu dengan orang lain secara langsung.


Mari peduli terhadap kusta dengan hindari stigma negatif tentang mereka. Kusta juga bisa dicegah, diobati dan berpotensi untuk sembuh. Harapan Kita semua, semoga nantinya Indonesia akan benar-benar bebas dari kusta.




Salam,