Showing posts with label Travel. Show all posts
Showing posts with label Travel. Show all posts

Serunya Mengunjungi 7 Tempat ini setelah Pandemi Covid-19 Berakhir

The Great Asia Africa, Lembang
The Great Asia Africa Lembang,
instagram.com/@thegreatasiaafrica.id

Semua pasti menginginkan kalau pandemi COVID-19 ini cepat berlalu.  Harapan ingin dapat beraktivitas secara normal tanpa kekhawatiran pun menjadi hal yang diinginkan semua orang. Saya sendiri punya keinginan bepergian bebas ke berbagai tempat seru setelah pandemi berakhir.

Diam di rumah sekian lama, phsycal distancing, juga PSBB membuat ruang gerak semakin terbatas. Sebenarnya
ada beberapa tempat yang ingin saya kunjungi bareng keluarga saat pandemi ini berakhir.


1.  Perpustakaan daerah


Perpustakaan daerah Cimahi
Perpustakaan Daerah Cimahi, galamedianews.com

Saya berencana membuat buku solo tahun ini. Rencana ini sudah ada dalam daftar hal yang ingin saya raih sejak tahun kemarin.

Saya butuh beberapa referensi untuk menulis buku. Pengen banget kunjungi perpustakaan daerah dekat rumah. Sekalian anak anakku biar pilih-pilih buku anak yang dia sukai.

Baca juga : Melukis harapan saat pandemi berlalu


2.  Rumah saudara atau sahabat


Rumah saudara dan sahabat
Home, pexels.com/@Scott Webb

Rasa kangen saya terhadap orang terdekat bisa dilakukan dengan silaturahmi ke tempat mereka. Meski dengan orang tua atau mertua sering bertemu karena jaraknya dekat rumah juga.

Beginilah enaknya punya suami tetanggaan. Kangen sama ibu, tinggal jalan aja ke rumah pakai masker tentunya. Anakku pun dipakaikan masker kalau ke luar rumah


3. Toko Buku


Gramedia Bandung
Gramedia Merdeka Bandung,
instagram.com/@gramediabandung

Selain perpustakaan, saya juga kangen mendatangi toko buku. Biasanya kalau pengen koleksi lengkap bisa mendatangi toko buku besar seperti Gramedia. Seringnya ke sini, sih. Kadang Gramed pun ada diskon buku yang kalau Kita pinter milihnya bisa dapat harga hemat.


4. Taman Kota


Taman Balai Kota Bandung
Taman Balaikota Bandung,
dokumentasi pribadi

Taman Balaikota Bandung jadi tempat seru buat menghabiskan waktu bersama keluarga. Tempat ini punya berbagai daya tarik yang cocok buat family time dan pastinya bikin betah juga.

Family time di Balaikota Bandung
Family time, dokumentasi pribadi

Baca juga: 7 Daya Tarik Taman Balaikota Bandung yang Cocok untuk Family Time


Kadang main ke Alun-Alun Bandung juga udah bikin happy banget. Kebersamaan adalah hal terpenting yang bikin bonding semakin dekat. Beberapa kali ngebuburit di sana saat Ramadan. Jadi kangen pengen ngabuburit.

Taman Alun-Alun Bandung
Bermain di Taman Alun-Alun Bandung,
dokumentasi pribadi

Baca juga : Ngabuburit di Taman Alun-Alun Bandung


5  Lapangan atau Gor olahraga,


Taman Gasibu Bandung
Lapangan Gasibu Bandung,
dokumentasi pribadi

Fasilitas publik lain yang ingin saya kunjungi adalah lapangan atau gor olahraga, contohnya Gasibu, yang setiap minggu ramai dikunjungi banyak warga Bandung.


6. Pasar Minggu


Minggu pagi di Pemkot Cimahi
Minggu pagi di Pemkot Cimahi,
dokumentasi pribadi

Satu hal yang saya kangenin adalah jalan-jalan di Pasar Minggu, bisa di pasar minggu pasteur yang dekat rumah, Gasibu yang lebih lengkap dan ramai banget. Bisa jadi jalan-jalan ke Pemkot Cimahi juga yang cukup seru buat dikunjungi bareng anak dan suami.

Bisa dapat harga murmer juga buat baju dan sayuran. Sekalian bisa jajan juga, sarapan di pasar minggu juga seru, bisa pilih banyak menu buat sarapan.


7.  Tempat Wisata Terbaru yang Ngehits

The Great Asia Africa Lembang
The Great Asia Africa Lembang,
instagram.com/@thegreatasiaafrica.id

Sebenarnya udah lama kepo sama beberapa obyek wisata terbaru yang lagi ngehits di Bandung. Ada dua tempat yang mau saya kunjungi setelah pandemi, diantaranya The Great Asia Africa Lembang dan Air mancur menari di Kiara Artha Park.

Air Mancur Menari di Kiara Park
Air mancur menari,
instagram.com/kiararthapark

Moga kesampaian mengunjungi kedua tempat ini. Rasanya udah kangen nulis traveling lagi.

Itulah berbagai tempat seru yang pengen saya kunjungi pasca pandemi. Kita hanya bisa menunggu pandemi ini cepat berakhir. Ikuti anjuran pemerintah biar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas.

Dari ketujuh tempat di atas, apa tempat yang ingin dikunjungi Sahabat Catatan Leannie?  Ada kah yang sama dengan list yang saya tulis di atas? Sharing, yuk!



Salam, 



#BPNRamadan2020
#BPNChallengeday14





Mengunjungi 9 Destinasi Menarik di Venice Van Java, Semarang

Naik sampan ala Venice di Museum 3D Old City
Berfoto Ala Venice, Museum 3D Art Tricks Old City Semarang,
via dokumentasi pribadi


Venice Van Java atau julukan lain Kota Semarang pernah menjadi bagian dari perjalanan hidupku. Setidaknya ada beberapa destinasi wisata yang penuh kesan dan sayang untuk dilewatkan saat berkunjung ke sini.

Saya mengikuti suami bekerja di sana ketika usia anak belum genap setahun, masih 10 bulan di tahun 2016 yang lalu. Meski akhirnya setahun kemudian kembali ke Kota Bandung tercinta di tahun 2017. 

Ketika berada di Semarang, saya tinggal di Jalan Mentri Supeno. Berdekatan dengan Kafe baru tempat kerja suami di sana. Suami saya memang hobi traveling, jadi saya sempat mengunjungi berbagai tempat menarik yang berkesan di Semarang.

Setiap tempat punya beragam cerita dan penuh kesan bagi saya. Saya ingin menuliskan pengalaman berkesan ketika  berkunjung ke berbagai destinasi di Semarang. Menuliskan tentang ini, berasa flashback ke masa lalu.


1. Masjid Agung Jawa Tengah


Masjid Agung Jawa Tengah beralamat di Jalan Gajah Raya, Gayamsari, Sambirejo, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah yang diresmikan oleh Bapak Soesilo Bambang Yudhoyono tanggal 10 November 2006. 




Masjid Agung Jawa Tengah
Masjid Agung Jawa Tengah,
 via dokumentasi pribadi


Masjid Agung Jawa Tengah atau MAJT ini adalah destinasi pertama yang paling ingin saya kunjungi ketika ada di Venice Van Java, Semarang.
Untuk bisa sampai ke MAJT, dari Simpang Lima Semarang kemudian menuju Jalan Jl Brigjend Sudiarto, ke Lottermart, dari Perempatan Lamper belok kiri lalu menuju Jl Gajah. Perjalanan menuju ke sini dari Simpang Lima memakan waktu sekitar dua puluh menit.
Berawal dari melihat foto kumpulan masjid di kalender rumah, membuat saya terkesan dengan kemegahan MAJT ini.
Ternyata begitu saya melihat langsung masjid ini begitu megah dengan luas 10 hektare. Selain itu, masjid ini mampu menampung 15.000 jamaah.
Satu lagi keunikan MAJT yang menjadi ciri khasnya, enam buah pilar payung elektrik raksasa setinggi 20 meter dengan diameter 14 meter di pelataran masjid. Ini seperti keenam Pilar di Masjid Nabawi. Masyaallah.

2. Puri Maerokoco, Taman Mini Jawa Tengah



Taman Mini Jawa Tengah
Berfoto di depan Puri Maerokoco,
via dokumentasi pribadi

Bukan hanya di Jakarta yang punya replika Indonesia, di Semarang pun ada taman mininya Jawa Tengah, yaitu Puri Maerokoco. Letaknya ada di Jalan Anjosmoro, Tawang Sari Semarang.

Rumah adat Semarang
Rumah adat Semarang,
via dokumentasi pribadi

Di Puri Maerokoco terdapat puluhan rumah adat di Jawa Tengah. Menarik banget, deh, ada hutan mangrove yang hijau dan asri.

Hutan Mangrove Puri Maerokoco
Hutan Mangrove nan asri,
via dokumentasi pribadi

Saya sudah pernah mengulas lebih detail mengenai Puri Maerokoco, Taman Mini Jawa Tengah. Bisa baca tulisan saya tentang Puri Maerokoco di bawah ini.

Baca juga : Puri Maerokoco, Taman Mini Jawa Tengah sebagai Wisata Budaya dan Edukasi



3. Klenteng Sam Poo Kong


Sam Poo Kong yang instagramble
Sam Poo Kong yang instagramble,
via dokumentasi pribadi

Destinasi wisata budaya yang paling terkenal di Ibu Kota Jawa Tengah adalah Klenteng Sam Poo Kong.  Letaknya ada di Jalan Simongan Raya No. 129, Semarang.

Klenteng Sam Poo Kong ini aksesnya mudah dijangkau karena letaknya tidak begitu jauh dari pusat Kota Semarang.

Dari Simpang Lima, Semarang, lalu melewati Jalan Pahlawan sampai di perempatan depan Polda Jateng.
Belok ke arah kanan dan melewati Jalan Veteran sampai di RSUP Dr. Kariadi.

Di depan RSUP Dr. Kariadi, lalu belok kiri dan ikuti jalan tersebut. Nah, Klenteng Sam Poo Kong lokasinya ada di kiri jalan setelah jembatan.

Sam Poo Kong ini nuansanya didominasi merah dan kuning dan tempatnya instagramable banget, cocok juga buat swafoto atau wefie.

Patung Cheng Ho, Sam Poo Kong
Berfoto di patung Cheng Ho,
via dokumentasi pribadi

Kali ini saya yang fotoin, jadinya pakai foto suami dan anak di depan patung Cheng Ho. Sam Poo Kong ini merupakan tempat bersejarah untuk mengenang Laksamana Cheng Ho yang pernah berlabuh di Jawa bagian utara.

Klenteng Sam Poo Kong ini buka dari pukul 08.00-21.00 WIB. Tiket masuk saat weekday untuk dewasa adalah Rp. 7000, 00, masuk area wisata dan masuk area sembahyang Rp. 27.000,00. Untuk anak dikenai tiket Rp. 5.000,00 dan masuk area wisata dikenai tiket Rp. 15.000,00. Sedangkan bagi
wisatawan asing dikenai tiket Rp. 10.000,00 dan masuk area wisata dikenai tiket Rp. 40.000.00.

Tiket masuk saat weekend Rp. 10.000, 00, masuk area wisata dan masuk area sembahyang Rp. 28.000,00. Untuk anak dikenai tiket Rp. 8.000,00 dan masuk area wisata dikenai tiket Rp. 15.000.00.
Bagi wisatawan asing dikenai tiket Rp. 15.000,00 dan masuk area wisata dikenai tiket Rp. 45.000.00.


4. Simpang Lima Semarang


Berfoto di Simpang Lima Semarang
Simpang Lima Semarang,
via dokumentasi pribadi

Simpang Lima Semarang adalah pusat kota yang ramai dikunjungi dan dikenal dengan nama Lapangan Pancasila. Simpang Lima ini adalah pertemuan antara Jalan Pahlawan,  Pandanaran, Ahmad Yani, Gajah Mada dan Ahmad Dahlan.

Simpang Lima Semarang merupakan tempat yang cukup dekat dari tempat kerja suami dan kontrakan saya yang ada di Jalan Mentri Supeno.

Naik kendaraan hias di Simpang Lima
Naik kendaraan hias di Simpang Lima,
via dokumentasi pribadi

Jadi, saya  beberapa kali mengunjungi tempat ini. Penuh kenangan juga sih, di sini. Mengunjungi Simpang Lima pada sore jelang malam atau saat weekend merupakan saat yang paling tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.

Baca juga : Simpang Lima Semarang, Sepanjang Jalan Penuh Kenangan 



5. Kawasan Kota Lama


Gereja Blenduk Kota Lama Semarang
Berfoto di Gereja Blenduk,
via dokumentasi pribadi

Kota Lama Semarang adalah salah satu ikon ibu Kota Jawa Tengah.  Kota Lama Semarang ini banyak terdapat bangunan bersejarah dan jadi cagar budaya Indonesia. Pada abad ke 19-20, kawasan Kota Lama ini merupakan pusat perdagangan saat itu.

Ada satu ikon di Kota Lama yang cukup terkenal dan saya beserta rekan kerja suami mengabadikan foto di depan Gereja Blenduk.



6. Museum 3D Trick Art Old City


Museum 3D Trick Art Old City Semarang
Museum 3D Trick Art Old City Semarang,
via dokumentasi pribadi

Museum Trick Art Old City atau dikenal dengan nama Museum Rumah Terbalik terletak di Kawasan Kota Lama Semarang.
Museum 3D ini, sekarang sudah menjamur di beberapa kota di Indonesia. Termasuk di Bandung, juga.

Museum 3D Trick Art Old City Semarang
Berasa naik jembatan beneran,
via dokumentasi pribadi

Beberapa obyek di museum ini terlihat nyata seperti aslinya. Lumayan banyak foto yang diambil di museum ini bersama suami dan anakku.


Baca juga : Serunya Mengunjungi Museum 3D Trick Art Old City, Semarang



7. Pagoda  Avalokitesvara atau Vihara Budhagaya Wattugong 


Vihara Budhagaya Wattugong
Pagoda Avalokitesvara,
via jateng.tribunnews.com

Pagoda Avalokitesvara atau Vihara Budhagaya Wattugong berada di Jalan Raya Pudakpayung Watugong, Semarang.

Akses menuju ke Pagoda Avalokitesvara atau Vihara Budhagaya, Wattugong bisa ditempuh selama empat puluh lima menit perjalanan dari pusat Kota Semarang ke arah Unggaran atau Jalan Solo-Yogyakarta menggunakan mobil. Vihara Budhagaya ini letaknya di pinggir jalan besar dan ada di depan Markas Kodam IV Diponegoro, Watugong.

Kompleks Vihara Buddhagaya Watugong ini luasanya 2,25 hektare, yang terdiri dari 5 bangunan dengan dua bangunan utama, Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Dhammasala yang dibangun sejak tahun 1955. 

Patung Budha di Vihara Budhagaya Wattugong
Berfoto di depan patung emas Budha,
via dokumentasi pribadi

Hal menarik lainnya, di dalam kompleks Vihara Buddhagaya Watugong terdapat Monumen Watugong, patung Dewi Kwan Im, ada juga patung Buddha di bawah pohon Bodhi, letaknya ada di pelataran vihara,  selain itu ada juga patung Buddha tidur berwarna coklat dengan pakaian dan tubuh emas di bagian kiri pagoda, serta kolam teratai yang terletak di sekitar pagoda.

Design bangunan di Kawasan Budhagaya Wattugong ini mirip dengan suasana khas Thailand yang jadi salah satu daya tarik tempat ini.

8.Water Blaster Semarang 

Water Blaster Semarang
Water Blaster Semarang,
via dokumentasi pribadi

Water Blaster Semarang yang terletak di Jalan Bukit Candi Golf Nomor 1 merupakan salah satu wisata air pertama dan punya beragam fasilitas yang lengkap.

Letaknya sekitar 7 KM dari Simpang Lima Semarang. Carilah jalur menuju Jalan Dr Wahidin lalu belok kanan sebelum SPBU menuju Jalan Candi Golf Boulevard.

Waterblaster Semarang
Kenangan sama si kecil,
via dokumentasi pribadi

Kamu bisa mencoba Slider, Slide Race, Family Side, Lazy River, Cross Over, Flying Fox, Paint Ball dan kolam ombak. Seru banget, deh, mencoba berbagai wahana di sini.

Water Blaster ini buka saat weekday dari pukul 10.00-17.00 WIB dengan tiket masuk sebesar Rp. 60.000,00, sedangkan saat weekend dibuka dari pukul 07.00-17.00 WIB dengan tiket masuk sebesar Rp. 80.000,00.

9. Taman Indonesia Kaya (Dulu Taman KB)


Taman KB Semarang
Taman KB (Dahulu), via dokumentasi pribadi

Sejak tanggal 10 Oktober 2018 yang lalu Taman KB diganti namanya menjadi Taman Indonesia Kaya dan diresmikan Pemerintah Kota Semarang, yaitu Hendar Priyadi sebagai Walikota Semarang dan Bakti Budaya Djarum Foundation.

Taman Indonesia Kaya,
via seputarsemarang.com

Taman Indonesia Kaya yang dahulu dikenal dengan Taman KB terletak di Jl. Menteri Supeno, Semarang telah direnovasi menjadi Taman dengan berbagai galeri dan panggung seni pertunjukan terbuka sebagai wadah bagi para seniman dan pekerja seni untuk menyalurkan kreativitasnya.

Sebenarnya Lawang Sewu pun masuk ke dalam daftar destinasi wisata yang ingin saya dikunjungi karena ini adalah icon Kota Semarang. Namun, suami udah duluan ke sini, ketika diajak kembali dia malah ngajak ke tempat lain yang belum dikunjunginya.

Alhasil hanya lewat aja ke Lawang Sewu, icon Kota Venice Van Java ini. Sayang banget memang. Padahal penasaran sama tempat ini. Pengen lihat dalamnya. Rasanya seneng banget bisa mengunjungi destinasi menarik di Semarang. 

Itulah kesembilan tempat yang pernah saya kunjungi di Venice Van Java, Semarang. Penuh kesan dan kenangan. Gimana Sahabat Catatan Leannie, tertarik enggak buat ngunjungin berbagai destinasi keren di sana?




Salam,


Romantic Dinner di Congo Cafe and Gallery, Salah Satu Cafe Terkeren di Bandung


Congo Cafe and Gallery yang instagramble
Congo Cafe and Gallery yang instagramble,
via dokumentasi pribadi

Congo Cafe and Gallery terletak di daerah Dago Atas, bernuansa kayu yang artistik, elegan, dan jadi salah satu tempat makan romantis di Bandung. Congo Cafe adalah salah satu cafe yang bikin saya pengen balik lagi ke sana.

Seneng banget pernah ngerasain romantic dinner di sini. Setelah lihat dekorasi cafe dan view sekelilingnya, pas banget dapet nuansa romantisnya.

Kesan elegant,   instagramble, romantis dapat banget. Suka, deh, buat saya Congo Cafe and Gallery jadi salah satu cafe terkeren di Bandung dan jadi favorit saya.

Romantic Dinner di Congo Cafe ini bukan berarti makan malam berdua aja dengan pasangan, soalnya tetep anakku dibawa ke mana-mana. Memang jarang banget pergi berdua, soalnya anak pasti ngikut.
Di bawa happy aja, sih, meski jarang banget we time berdua.

Sebenarnya kunjungan ini edisi latepost, sepulang saya mengunjungi Lembang Wonderland beberapa waktu yang lalu. Kamu bisa membaca saat saya mengunjungi salah satu destinasi wisata terbaru di sana.

Baca juga : Lembang Wonderland, Destinasi Wisata Bak di Negeri Dongeng yang Instagramble

Tadinya setelah dari Lembang Wonderland mau ke Sierra Cafe, setelah sampai sana, sepi banget Cafenya. Di tempat parkir, hanya ada satu atau dua kendaraan saja. Akhirnya suami memutusnya mencari cafe lain, dan pilihan jatuh ke Congo Cafe and Gallery ini.

Daya Tarik Congo Cafe and Gallery

Bagian depan Congo Cafe
Bagian depan Congo Cafe,
via dokumentasi pribadi

Congo Cafe beralamat di Jl. Ranca Kendal Luhur No.8 Dago, Ciburial, Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat 40191.

Diberi nama Solid Wood Gallery & Cafe karena ternyata Cafe yang romantis ini punya design bangunanan sebagai galeri seni dengan karya seni yang indah dan artistik,  terbuat dari dari pahatan kayu  furnitur yang didominasi oleh kayu. Cukup unik, artistik, dan keren.

Saya mengunjungi Congo Cafe and Gallery ini pada malam hari setelah salat magrib di Lembang Wonderland, jadi kira-kira sampai ke sini sekitar jam setengah delapan malam.

Tempat parkirnya cukup luas dan sudah lumayan banyak pengunjung yang datang ke Cafe ini. Saat itu suami lagi libur kerja di hari senin, jadi jalanan dari Lembang ke Dago cukup bersahabat, enggak seperti saat week end.


Tempat parkir yang luas di Congo Cafe
Tempat parkir Congo Cafe cukup luas,
via dokumentasi pribadi

Ada tempat main anak juga sih di sini, sempat saya fotoin tapi berhubung kamera gawai saya cukup old, beginilah tampilannya. Agak gelap dan kurang jelas memang.

Playground anak, via dokumentasi pribadi

Ketika melewati pintu masuk Congo Cafe ini, sudah membuat saya terkesima dengan indahnya warna-warni lampu saat itu.

Congo Cafe penuh lampu warna-warni
Congo Cafe dengan lampu warna-warni,
Via dokumentasi pribadi 

Nuansa cafe dengan kayu-kayu yang menampilkan kesan klasik dan juga keren banget bagi saya. Konon katanya pemilik cafe ini merupakan pengelola hasil hutan khususnya perkayuan, pantas aja nuansa cafe ini dipenuhi berbagai ornamen kayu.

Jadi, memang Congo Cafe ini konsepnya semi outdoor gitu. Diberi nama Congo Cafe karena terinspirasi oleh eksotisme hutan Congo di Afrika. 

Semuanya bernuansa kayu yang terkesan artistik juga elegan.  Congo Cafe and Gallery ini terdiri dari tiga lantai.

Lantai bawah Cafe adalah ruang terbuka, sedangkan lantai kedua dan ketiga merupakan ruangan cafe yang ornamen dindingnya didominasi dengan kaca besar, agar pengunjung Congo Cafe ini  bisa leluasa menikmati view indah dan romantis di kawasan Dago Pakar 
sambil menikmati berbagai kuliner lezat di sini.

Congo Cafe di Kawasan Dago yang asri
Congo Cafe di kawasan Dago yang Asri,
via dokumentasi pribadi

Meskipun udaranya dingin karena memang Dago Atas hawanya sejuk banget tapi tetep enggak masalah karena suka tempat ini, viewnya cantik dan instagramble.

Congo Cafe yang keren dan Instagramable
Congo Cafe yang keren dan instagramable,
via dokumentasi pribadi

Nah, di lantai ketiga ini ada live musicnya. Ruangannya cukup luas buat acara gathering keluarga atau meeting kantor. 
Sebenarnya Congo Cafe juga cocok buat tempat prewed atau tempat makan pilihan saat honeymoon karena suasananya yang romantis.

Jadi, setelah suamiku posting foto di instagramnya tentang  kunjungannya ke Cafe ini, temen kerjanya jadi pengen ikutan dinner di sini buat ngerayain anniversary. Baiknya lagi management cafe memperbolehkan booking tempat makan dan ngerias sendiri mejanya. 

Biasanya kalau di tempat lain, terutama di hotel, buat dekorasi dinner harus dilakukan oleh management cafe dan kena biaya yang cukup lumayan. Bisa sekitar dua jutaan buat sekali dinner. Ini setelah survey ke The Green Forest Resort Lembang. Soalnya saya pernah staycation di sini.

Berhubung suami dulunya pernah kerja  di  Treehouse Cafe Bandung, dia juga sedikitnya bisa ngedekor berbagai event kayak acara ultah atau pun pernikahan. Pernah punya Event Organizer sendiri, sih dulu.

Sebenarnya pas nikah pun semua dihandle sendiri pakai EO dari suami. Dekorasi rumah sendiri pun suami yang ngerjain, saya sih cuman tahu beres aja dan hasilnya juga oke, sih.


Nah, inilah hasil dekorasi meja buat anniversary temen kerjanya suami. Jadi beberapa hari setelah Kami makan di sini, suami balik lagi buat reservasi dinner.

Dekorasi dinner di Congo Cafe Bandung
Hasil dekorasi suami buat temennya,
via dokumentasi pribadi

Kali ini, suami mengajak sepupu perempuan sebagai asisten dan ibu mertua juga. Tujuannya biar mereka sekalian makan juga di sini.

Berfoto di Congo Cafe yang instagramble
Foto cantik di depan Congo Cafe,
via dokumentasi pribadi

Saya enggak ikut ke sini lagi soalnya jagain anak aja di rumah, takutnya kalau anakku ikut dia malah ikut memeriahkan suasana pas lagi ngedekor. Tahu, kan, maksud saya? Lol ... Biasalah anak kecil kan lagi aktif-aktifnya.

Foto ini diambil pas sore hari, enggak terlalu gelap, sih. Jadinya tetep bagus juga view Cafe Congo and Gallery ini.

Berfoto di ruang terbuka Congo Cafe,
via dokumentasi pribadi

Pokoknya cafe ini unik dengan nuansa kayunya, sampai tempat berwudu pun unik juga, loh.

Tempat wudu di Congo Cafe Bandung,
via dokumentasi pribadi

Menu Makanan di Congo Cafe and Gallery


Ketika melihat menu makanan di Cafe Congo ini ternyata ada perpaduan menu western dan tradisional juga. Hanya kalau bertanya soal harga, cafe ini mematok harga antara Rp. 40.000,00 – Rp.80.000 / porsi.

Harga tertinggi makanan untuk berbagai menu Steak and grill bisa mencapai harga lebih dari seratus ribuan. Saya memesan menu tradisional nasi timbel komplit seharga Rp. 56.000,00. Rasanya enak banget asli, deh. Komplit banget isinya, sebenarnya bisa buat makan berdua juga, hehe ... tinggal tambah nasi aja paling kalau kurang. Lol ...

Nasi timbel komplit Congo Cafe Bandung
Nasi timbel komplit, yummy ...
via dokumentasi pribadi

Menu makanan di Congo Cafe terdiri dari Mushroom cream soup, Corn cream soup
Singkong goreng, Ebony Steak, T-Bone Steak, Grilled Dory, Tanzania Sirloin, French fries & sausages, Potato wedges, 
Buntut bakar, Gindara Steak, chicken steak, Iga Steak. 

Ada juga menu tradisional seperti nasi timbel komplit, nasi liwet dan nasi bakar. Cemilan kayak cireng pun ada di sini. Menu khas Sunda yang jadi favoritnya banyak orang, termasuk saya. Nah, buat yang di daerah Sumatra bisa cobain kuliner unik di Pondok Paranginan yang enggak kalah lezat.

Menu minuman terdiri dari Fruit Punch, Ice green tea, Milkshake choco, Winter Sky, Vanila latte, ada Bandrek juga sebagai minuman tradisonal.

Untuk menu minumannya sendiri, dikisaran rata-rata antara Rp. 15.000,00 hingga Rp. 30.000,00/porsi. Minumannya saya pesan bandrek biar anget. Suami pesen teh anget.

Biasanya saya suka pengen pesen ice cream, tapi lagi enggak pengen makan  es soalnya hawa di sini dingin, jadi pilih minuman yang bikin anget tenggorokan.  

Bandrek anget, via ig@congogallery

Fotonya dapat dari Instagram @congogallery, soalnya saat itu fokus nyuapin anak, jadi enggak sempat foto minuman. 

Meski saya enggak foto langsung menunya, bisa dilihat di sini pilihan berbagai jenis makanan dan minuman di Congo Cafe and Gallery.

Menu makanan Congo Cafe
Menu makanan di Congo Cafe,
via pergikuliner.com

Menu minuman Congo Cafe
Menu minuman Congo Cafe,
via zomato.com


Denger-denger katanya steak di sini enak, cuman kurang cocok sama lidah saya yang tradisonal ini. Nah, ... Buat yang penasaran saya kasih contoh menu steak yang saya ambil dari instagram resminya  @congogallery.

Steak enak di Congo Cafe,
via @congogallery

Jam Buka Congo Cafe and Gallery ini  setiap hari mulai pukul 07.00 – 23.00 WIB. Jadi bisa sarapan pagi alias breakfast sambil menikmati view Dago Atas yang cantik atau diner romantis di sini juga.

Untuk keperluan reservasi atau layanan jasa lainnya secara detail bisa hubungi nomor telepon Congo Cafe Bandung di (022) 2531065 & WA 0817-022-1788. Selain itu, bisa kepoin ig @congogallery, dan websitenya di www.congosolidwood.com

Nah, itulah review dari saya tentang Congo Cafe and Gallery. Salah satu tempat makan terkeren di Bandung dan jadi favoritnya saya. Gimana sama Kamu, tertarik enggak, nih, makan di Congo Cafe?


Salam, 










Lembang Wonderland, Destinasi Wisata Bak Negeri Dongeng yang Instagramble di Bandung

Lembang Wonderland, Negeri Dongeng penuh warna
Lembang Wonderland bak di Negeri Dongeng

Lembang, salah satu destinasi wisata yang jadi favoritnya orang Bandung dan wisatawan luar kota ternyata punya tempat wisata terbaru, Lembang Wonderland yang cukup ngehits dan instagramble. Ada yang pernah datang ke tempat ini?

Mengenal Bumi dan Sejarah Kehidupan di Museum Geologi Bandung

Museum Geologi Bandung
Mengunjungi Museum Geologi,
via dokumentasi pribadi

Kunjungan saya dan keluarga ke Museum Geologi Bandung adalah edisi latepost tahun 2019 yang lalu. Mengapa memilih ke Museum? Bagi saya selalu ada hal yang menarik ketika mengunjungi museum.

Museum punya arti penting bagi bangsa dan negara karena menyimpan bukti sejarah alam dan warisan kebudayaan sebuah bangsa. Salah satunya adalah Museum Geologi yang ada di Kota Bandung dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat nasional.

Museum ini punya beragam koleksi mengenai Bumi, dinamika, serta sejarah kehidupan yang ada di dalamnya. Museum Geologi menjadi salah satu Cagar Budaya Indonesia yang harus dilestarikan.

Sejarah Museum Geologi

Museum Geologi zaman Hindia Belanda
Museum Geologi di Zaman Hindia Belanda,
 via bgl.esdm.go.id

Museum Geologi ini didirikan sejak tahun 1928 pada masa pemerintahan Belanda oleh arsitek yang bernama Wnalda Van Scholtwenburg.

Museum Geologi Bandung berawal dari pembentukan sebuah lembaga yang bernama Dienst van het Mijnwezen, tahun 1850. Bangunan museum ini bergaya Art Deco dengan dua lantai ke arah selatan. Pada awalnya merupakan ruang dokumentasi koleksi, dari batuan, mineral, dan fosil hasil penyelidikan Geologi Indonesia sejak tahun 1850 sebagai bahan penelitian di laboratorium dan tempat untuk memamerkan koleksi.

Pada tahun 1922, lembaga ini berganti nama menjadi Dienst van den Mijnbouw. Awal berdirinya lembaga ini bernama Mijnwezen, kemudian berubah menjadi Mijnbouw, yang artinya pertambangan. Lembaga ini melakukan penyelidikan geologi serta sumber daya mineral di Indonesia, berupa batuan, mineral, fosil, dan lainnya. 

Untuk menganalisis dan menyimpan hasil penyelidikan tersebut, Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung tahun 1928 yang bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut sebagai Geologisch Museum atau sekarang dikenal dengan nama Museum Geologi.

Ilmun peserta kongres Pasipik IV
Ilmuan peserta kongres ilmu pengetahuan Pasipik IV
via museum.geology

Pembangunan gedung ini dimulai pada tahun 1928. Museum ini diresmikan bersamaan dengan  kongres Ilmu Pengetahuan se- Pasipik IV di Bandung pada tanggal 16 Mei 1929

Pada tahun 1998, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Jepang untuk mengembangkan museum. Setelah dilakukan renovasi, Museum Geologi dibuka kembali pada tanggal 23 Agustus 2000 oleh Megawati Soekarnoputri.

Pada tahun 2012, Museum ini statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Geologi di bawah manajemen dan pengelolaan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Akses Menuju ke Museum Geologi

Mengunjungi Museum Geologi, Cagar Budaya Indonesia
Mengunjungi Museum Geologi,
via dokumentasi pribadi

Museum Geologi yang terletak di Jalan Dipenogoro No.57, Cihaur Geulis, Kec. Cibeunying Kaler, Kota Bandung, Jawa Barat 40122.

Untuk menuju ke Museum Geologi ini tidaklah sulit karena letaknya ada di pusat Kota Bandung, dekat dengan Lapangan Gasibu, Gedung Telkom, Gedung Sate, Taman Lansia. Lokasinya berdekatan dengan Masjid Pusdai dan sekitar empat kilometer dari Alun-Alun Bandung.

Museum ini mudah dijangkau  baik dengan kendaraan pribadi atau umum. Jika menggunakan kendaraan pribadi,
setelah keluar Pintu tol Pasteur, akan melewati lampu stopan perempatan Gunung batu-Surya Sumantri-Pasteur.  Masuk ke jalan layang Pasopati, di ujung Jalan Surapati akan terlihat Lapangan Gasibu dan Gedung Sate di sebelah kanan.

Ambil lajur kanan untuk kemudian belok kanan di lampu stopan ujung lapang Gasibu masuk ke jalan Sentot Alibasyah. Selanjutnya, ambil lajur kiri, untuk masuk ke Jl. Dipenogoro. Lokasi Museum Geologi ini berada di Jalan Dipenogoro Nomor 57.

Jika menggunakan kendaraan umum, dari Stasiun Bandung Naik angkot 26 Jurusan Cisitu-Tegalega turun di pertigaan Taman Sari ke Sulanjana atau Balubur. Setelah itu naik angkot 05 Jurusan Cicaheum-Ledeng, turun di depan Museum Geologi. Dari
Terminal Bus Cicaheum bisa diakses dengan angkutan kota Cicaheum-Ledeng, kemudian menuju ke Museum Geologi.

Dari Bandara Husein Sastranegara, naik ojek sekitar 500 meter arah selatan ke perlintasan rel kereta Halteu Garuda, lalu naik angkot 34 Jurusan Caringin-Sadang Serang turun pertigaan Taman Sari ke Sulanjana atau Balubur. Setelah itu naik angkot 05 Jurusan Cicaheum-Ledeng, turun di depan Museum Geologi.

Mengenal Bumi dan Sejarah Kehidupan di Museum Geologi


Mengenal sejarah kehidupan di Museum Geologi
Sejarah Kehidupan via dokumentasi pribadi

Museum ini memiliki berbagai
koleksi yang  bermanfaat untuk pendidikan dan mengandung nilai-nilai sejarah kehidupan serta pelestarian alam.

Beragam koleksi yang dimiliki oleh Museum Geologi Bandung, diantaranya bebatuan, fosil, dan mineral. Selain itu, pengunjung dapat mengenal bumi dan dinamikanya, mengetahui bencana alam, cara memanfaatkan sumber daya alam dan mengolah energi dengan benar.

Di museum Geologi terdiri dari dua lantai, lantai satu ada tiga ruang utama yaitu ruang orientasi di bagian tengah, ruang sayap barat dan ruang sayap timur. Begitu pula di lantai dua terdapat tiga ruang, yaitu ruang bagian barat, timur, dan tengah. Ruang bagian barat lantai dua ini merupakan ruangan khusus untuk staf museum.

Kunjungan saya beberapa waktu ke Museum Geologi, meskipun bukan yang pertama kalinya, ada beberapa hal yang menjadi daya tarik museum ini, diantaranya:

1. Ruang Geologi Indonesia

Mengenal bumi di ruang Geologi
Mengenal Bumi di ruang Geologi,
via dokumentasi pribadi

Di lantai satu, ruangan barat merupakan ruang Geologi, Kita  dapat mengenal bumi lebih dekat, mengetahui asal mula bumi, struktur dan pergerakan kerak bumi, batuan, mineral, pelapukan juga erosi, mengetahui geologi pulau-pulau yang ada di Indonesia, penyebaran gunung api serta kars.

Alan semesta dan terbentuknya bumi
Alam semesta dan terbentuknya Bumi, via dokumentasi pribadi
Pelapukan, erosi, dan pengendapan
Pelapukan, Erosi, dan Pengendapan,via dokumentasi pribadi


Penyebaran Gunung Api di Indonesia
Penyebaran Gunung Api di Indonesia, via dokumentasi pribadi

Di ruangan ini dilengkapi dengan video interaktif juga.

2. Ruang Sejarah Kehidupan

Rekonstruksi Pithecanthropus
Rekontruksi Pithecantrophus Erectus,
via dokumentasi pribadi

Ruangan ini terdapat di sebelah Timur, di dalamnya terbagi ke dalam 4 sudut peraga (Pra Kambrium dan Paleozoikum, Mesozoikum, Kenozoikum yang terdiri dari Zaman Tersier dan Zaman Kuarter.



Fosil Trex di Museum Geologi
Fosil T-Rex, via dokumentasi pribadi

Daya tarik utama di ruang ini adalah replika fosil dinosaurus yang terkenal yaitu Tyrannosaurus rex, ada juga manusia purba Homo Erectus, juga  fosil gajah purba Stegodon Trigonocephalus.

Fosil Gajah Purba di Museum Geologi
Koleksi fosil gajah purba,via dokumentasi pribadi


3. Ruang Sumber Daya Geologi


Ruangan ini terletak di lantai dua sebelah timur, di dalamnya terdapat 8 sudut peragaan yaitu pengenalan Sumber Daya Geologi, Mineral Logam, Non Logam, Batu Mulia, Minyak dan Gas Bumi, Batubara, Panas bumi dan Sumber Daya Air.

4. Ruang Manfaat dan Bencana Geologi


Ruangan ini juga terletak di lantai 2, di dalam ruangan ini disajikan Informasi tentang pemanfaatan sumber daya geologi dari zaman ke zaman yang dimulai dari zaman pra sejarah, zaman sejarah dan zaman modern, serta informasi tentang bencana geologi (Gempabumi, Gunungapi, Tanah Longsor dan Tsunami).

5. Ruang Dokumentasi Koleksi

Ruang dokumentasi koleksi di Museum Geologi
Ruang dokumentasi koleksi,via museum.geology.esdm.go.id

Museum Geologi memiliki banyak koleksi, mineral, batuan, fosil dan artefak.  Di ruang dokumentasi inilah koleksi-koleksi tersebut disimpan.

Koleksi yang tersimpan di sini merupakan koleksi dari zaman Belanda hingga hasil penelitian para ahli sekarang.

Ruang Dokumentasi digunakan untuk menyimpan koleksi, melakukan kegiatan preparasi dan restorasi.

Museum ini buka pada saat weekday, hari Senin-Kamis pukul 08.00-16.00 WIB. Sedangkan saat weekend, yaitu hari Sabtu-Minggu buka pada pukul 08.00-14.00 WIB. Museum Geologi Bandung ditutup pada hari Jumat dan hari libur nasional.

Harga tiket untuk pengunjung pelajar dan mahasiswa sebesar Rp 2.000,00, sedangkan untuk umum sebesar Rp 3.000,00 dan pengunjung asing sebesar Rp 10.000,00

Museum Geologi sebagai Cagar Budaya Indonesia


Museum Geologi, Cagar Budaya Indonesia
Museum Geologi, Cagar Budaya Indonesia,via bgl.esdm.go.id

Berdasarkan UU RI No. 11 Tahun 2010, pengertian Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Penetapan Museum Geologi sebagai Cagar Budaya ditetapkan oleh
SK Menteri NoPM.04/PW.007/MKP/2010
SK Menteri No184/M/2017. 

Museum ini merupakan kategori cagar budaya bangunan yang ada di Kota Bandung. Museum Geologi memiliki peringkat Cagar Budaya Nasional dan kini dikelola oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Penerapan Museum Geologi sebagai Cagar Budaya Nasional
Penetapan Museum Geologi sebagai Cagar Budaya Nasional, via bgl.esdm.go.id

Museum Geologi merupakan salah satu aset terpilih karena bangunan ini merupakan bangunan Cagar Budaya dan  ditetapkan sebagai Cagar Budaya tingkat Nasional. Selain itu, Museum Geologi juga memiliki beragam koleksi benda Cagar Budaya dan perlu untuk didaftarkan.

Sebagai Cagar Budaya, Museum Geologi memiliki tugas ganda, untuk melindungi, memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan peninggalam sejarah alam, sumber daya geologi, dan kebudayaan masa lalu, selain itu Museum Geologi juga memiliki kewajiban untuk melestarikan bangunan museumnya.

Oleh karena itu, museum dan cagar budaya merupakan dua unsur yang saling berkaitan dan mendukung satu sama lainnya.

Merawat cagar budaya berarti melestarikan warisan budaya bagi generasi mendatang. Melestarikan bukti sejarah dan nilai penting yang menunjukkan identitas atau jati diri bangsa. Jika bukan oleh Kita yang menjaga dan melestarikan cagar budaya, siapa lagi?


Salam,