Indonesia Website Awards
Showing posts with label Story. Show all posts
Showing posts with label Story. Show all posts

Cerita Idulfitri bagi Kami yang tak Pernah Mudik

Cerita Idulfitri bagi kami yang tak pernah mudik
Keluarga kecilku, abaikan Dzaky yang susah di foto 😅

Silaturahmi bersama keluarga dan sahabat jadi pengalaman yang penuh kesan di moment Idulfitri.

Beginilah berjodoh dengan tetangga, hampir setiap hari bisa berkunjung ke rumah mama. Hehe, tinggal jalan dikit sampai deh. Banyak kemudahan yang saya rasakan ketika dekat orang tua.

Bagi keluarga kami yang tak pernah mudik, kemacetan, kelelahan saat perjalanan, rasa bahagia yang membuncah saat menginjakkan kampung halaman mungkin tak pernah dirasakan karena orang tua dan mertua tinggal berdekatan dan masih satu RT.

Baca juga: Mengatasi kelelahan mudik dengan cara ini


Kadang Mama mengirimkan makanan, kue lebaran, ngasih Dzaky baju dan lain-lain. Ah ... malu rasanya saya sendiri jarang memberi, malah jadi pihak yang diberi.

Beginilah nasib anak yang enggak hobi masak atau bikin kue. Masakannya itu-itu aja dan masakan atau kue buatan mama selalu luar biasa. Padahal mama saya adalah seorang pekerja tapi setiap hari selalu menyempatkan memasak dan kadang mengirimkannya pada saya.

Setiap tahunnya mama selalu membuat kue untuk hari raya. Saya sering dikirim mama makanan karena dekat dengan beliau. Enak pake banget. Hehe, alhamdulillah 😄

Punya mertua dan orang tua berdekatan jaraknya, otomatis setelah menikah, saya dan suami tak pernah mudik. Mau mudik ke mana, masa mudik cuma dari RT 01 ke RT 05. Rumah saya di RT 01, sedangkan rumah orang tua kami di RT 05, beda RT tapi tetap aja deketan.

Kami menikah sudah empat tahun lebih, tahun ini menginjak tahun kelima pernikahan. Nano-nano rasanya. Benar sekali merasakan lima tahun pertama pernikahan adalah fase yang cukup berat. Fase penyesuaian kedua pihak terutama. Sudah empat kali berlebaran tanpa mudik, apa saja kegiatan kami selama ldulfitri?

Tahun ini moment Idulfitri kami rayakan dengan keluarga besar dan juga sahabat sekaligus rekan kerja suami. Teman-teman saya ke mana, ya? Mereka pada mudik, jadi saya jarang bertamu pada mereka. Tinggallah saya di Bandung saja.

Moment Idulfitri hari pertama keluarga kecil kami berkunjung ke rumah orang tua saya juga mertua. Keluarga saya jarang suka berfoto jadi jarang punya kenangan bareng.

Nah, di keluarga suami ada satu foto kebersamaan Kami ketika Idulfitri hari pertama. Keluarga besar memang, suami anak ketiga dari lima bersaudara. Anak tengah ceritanya, kalau saya anak pertama dari tiga bersaudara dan sama-sama orang Sunda. Hehe 😄 Inilah foto keluarga kami.

Bersama keluarga besar suami

Moment Idulfitri hari kedua, Kami berkunjung ke rumah sahabat sekaligus rekan kerjanya suami. Rumahnya ada di daerah Cikaso, dari Gedung Sate lurus terus ke arah jalan utama sampai tiba di jalan Cikaso. Masuk melalui jalan tadi, kemudian disambut rekan kerja ayahnya Dzaky di depan gapura tempat tinggalnya.

Kesan saya selama lebaran ini, jujur saja saya kekenyangan karena terlalu banyak godaan yang ingin saya cicipi. Beraneka kue lebaran buatan mama, kolang-kaling segar, ketupat dan aneka makanan khas lebaran sayang sekali jika dilewatkan.

Ketika sampai di rumah Sahabat suami, kami disambut dengan berbagai makanan. Makan lagi dan lagi. Hehe ...

Temannya suami bahkan sengaja membuatkan bala-bala atau bakwan, rujak cuka, juga baso. Wah, senangnya, tapi harus waspai timbangan sendiri.

Merasa sekali sebagai tamu dimuliakan dan dijamu dengan baik. Segala ada pokoknya. Tadinya mau ke Punclut buat makan siang, enggak jadi karena kekenyangan.

Ternyata membahagiakan tamu itu begitu dianjurkan bahkan oleh Rasulullah sendiri. Terasa sekali silaturahmi semakin erat dan lekat dengan saling berkunjung.
Alhamdulillah, semoga berkah hidup kita semuanya.

Satu lagi kenangan buat Dzaky yang suka kucing, dia senang sekali berkunjung ke sini karena bisa bermain dengan kucing Persia yang besar sekali. Katanya sih umurnya udah empat tahun dan beratnya lebih dari 4 atau 5 kilogram.

Ini dia foto Dzaky yang excited saat disuruh berfoto dengan kucingnya. (Saya jujur saja geli sama kucing apalagi bulunya, hehe ...)

Dzaky foto bareng kucing persia

Di hari ketiga lebaran, ada acara kumpul keluarga besarnya ayah di Villa Abah, salah satu villa Istana Bunga di Lembang. Nanti akan saya tulis review staycation di Villa Abah Lembang. Ada juga kenang-kenangan keluarga kecil kami di sini.

Staycation bareng keluarga di Villa Abah Lembang

Buat saya moment lebaran bisa diisi dengan ajang silaturahmi bersama keluarga atau pun sahabat. Meski tanpa mudik beginilah cara Kami memaknai Idulfitri. Bagaimana dengan cerita lebaran di keluargamu, mudik ke mana, nih?


Salam,







Kisah Nyata Keajaiban Sedekah, Disembuhkan dari Penyakit hingga Dicukupkan Rezekinya

Pic by Pexels

Ramadan bulan yang mulia, berbagai keutamaan dan pahala seakan mudah diraih oleh seorang Muslim. Ibadah di bulan ini pun akan dilipatgandakan pahalanya. Begitu pula dengan sedekah. Hal ini dibuktikan dengan kisah nyata keajaiban bersedekah.

Banyaknya keutamaan sedekah, terutama di Bulan Ramadan banyak disebutkan dalam kalam-Nya dan hadits Rasulullah SAW.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat Al-Hadiid:18 yang artinya:

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

Rasulullah SAW bersabda:

“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)

“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)

Dengan bersedekah tidak akan membuatmu kekurangan, justru Kamu akan dicukupkan kebutuhannya. Selain itu bersedekah juga dapat menghapuskan dosa-dosa yang pernah Kita perbuat.

Saya sendiri merasakan keajaiban sedekah ini. Ternyata berbagi dan bersedekah membuat hati lapang dan Allah SWT memberikan keajaiban bagi hidup saya.

Keajaiban sedekah dengan diberikan kesembuhan dari sakit

Beberapa tahun yang lalu, sebelum saya menikah, saya pernah berhenti bekerja karena alasan kesehatan, saat itu saya bekerja sebagai paramedis di salah satu laboratorium swasta. Saya berhenti bekerja setelah lebih dari empat tahun bekerja.

Saya juga harus dioperasi karena kondisi kesehatan yang turun, selepas operasi ternyata saya belum dinyatakan sembuh, bahkan harus dilakukan operasi yang kedua kalinya.

Saya melakukan pengobatan ke beberapa tempat dari rumah sakit, klinik hingga dokter pribadi. Alhamdulillah setelah berobat ke dokter yang terakhir, saya dinyatakan bisa sembuh tanpa harus melakukan operasi yang kedua kalinya. Saat itu saya harus rutin berobat sebagai ikhtiar saya.

Setelah saya pulang berobat dari dokter, saya melihat sebuah panti asuhan muslim dekat dengan praktik dokter tempat saya berobat. Saya tergerak masuk ke panti asuhan tersebut.

Seorang anak perempuan berusia lima tahun menyambut saya sambil tersenyum, kemudian bermain kembali dengan temannya. Saat itu saya memasukkan amplop sebagai sedekah saya untuk mereka dan meminta kesembuhan dari sakit.

Tak lama kemudian setelah saya berobat dari dokter tersebut, alhamdulillah bisa sembuh tanpa harus menjalani operasi. Alhamdulillah sampai sekarang diberikan nikmat sehat yang terus saya syukuri.


Dicukupkan rezekinya dengan sedekah

Hal ini saya rasakan kemarin-kemarin. Hati ini tergerak membantu seorang teman yang ditimpa musibah. Saya mendonasikan sisa uang yang ada di atm, saya dan keluarga juga punya kebutuhan namun, masalah yang dialami teman saya lebih urgent.

Saya percaya bersedekah tidak akan membuat diri miskin. Biarlah kebutuhan saya dipikirkan nanti setelah saya meringankan beban teman yang lebih membutuhkan. Setelah saya mentransfer uang untuk teman saya, Alhamdulillah ada yang mengirimkan paket sembako untuk keluarga saya. Rezeki untuk saya dan keluarga. Tak lupa saya mengucap syukur.

Alhamdulillah semua terganti, saya bahagia bisa membantu kesulitan teman, ternyata saya juga merasakan ada tangan lain yang membantu saya. Alhamdulillah, ya, Rabb.

Diberi kemudahan semua urusannya dengan bersedekah

Satu lagi cerita tentang buku antologi seratus puisi yang saya tulis bersama empat orang teman dan  merupakan antologi saya yang kesembilan.

Pengajuan ke penerbit,editing ternyata begitu mudah prosesnya. Dimulai dari diberikan nomor seri ISBN yang begitu cepat. Baru beberapa menit diajukan sudah keluar nomor serinya, padahal buku yang lain bisa menunggu berhari-hari untuk mendapatkan nomor seri ISBN tersebut.

Alhamdulillah setelah beberapa hari sudah ada cover bukunya. Sebentar lagi bukunya akan terbit. Ini saya rasakan sebagai keajaiban sedekah yang lainnya.


Antologi bersama Edelweiss Authors

Berkah ramadan dan keajaiban sedekah begitu terasa dalam hidup saya, dimulai dari diberikan kesembuhan atas penyakit, dicukupkan semua kebutuhan, dan dipermudah semua urusan saya.

Tak henti saya mengucap syukur atas semua yang terjadi. Semoga kisah nyata keajaiban sedekah di atas bisa menjadi ibrah bagi pembaca.


Salam,

















Kenangan Ramadan Berkesan, Masa Kecil dan Persahabatan yang Tak Terlupakan

Kenangan Ramadan Berkesan

Ramadan meninggalkan kenangan berkesan yaitu tentang masa kecil dan persahabatan. Masa kecil memang hanya sekali dan tak akan terulang kembali. Ramadan meninggalkan kenangan yang berkesan ketika saya masih berada di Sekolah Dasar. Seiring berjalannya waktu, Ramadan tidak seseru masa kecil. Entahlah, ini saya saja yang merasakan atau Kamu juga merasa begitu?

Salah seorang sahabat saya semasa kecil membuat saya terkenang dan rindu akan kebersamaan kami dahulu. It's a long time ago. Sudah lebih dari tiga dasawarsa ternyata. Lama juga kan, ya, dan jangan tanya saya usia berapa sekarang, hehe 😄

Apa saja sih kenangan ramadan berkesan versi saya, simak, yuk!

1. Ngabuburit sambil main bareng

Dulu kami sering menghabiskan waktu bersama saat menunggu datangnya waktu berbuka atau dikenal juga dengan ngabuburit. Kami sering main boneka kertas, ular tangga, monopolie, atau mendatangi rumah teman untuk bermain bersama atau berkeliling kompleks sambil jalan sore-sore cari jajanan takjil. Seneng banget rasanya kalau inget moment di atas

2.  Jalan menuju masjid dan Tarawih bareng

Kami juga selalu salat tarawih bersama. Jalan bareng menuju mesjid dan kadang sepulang tarawih bisa mencari jajanan untuk disantap usai tarawih.

3. Menulis tugas ceramah saat tarawih atau bada salat subuh

Sudah menjadi tradisi saat masih SD, untuk menulis hasil resume ceramah pada saat tarawih. Kami harus menyimak apa yang penceramah sampaikan dan menuliskannya di buku aktivitas Bulan Ramadan. 

Sepulang tarawih, kami juga harus
menunggu antrian untuk dapat cap masjid dan penceramah. 

Selain menulis resume ceramah Ramadan, ada juga evaluasi hapalan alquran, dan salat sunah yang dilakukan setiap hari di Bulan ini. Sayang sekali program ini sepertinya sudah tidak ada dalam kurikulum pelajaran SD sekarang.

Kisah Persahabatan di Masa Kecil

Persahabatan yang kami jalin berlanjut sampai masa SMU. Meski saat SLTP dan SMU, kami berlainan sekolah. Saya mendapatkan kabar duka kalau ibunya teman saya meninggal karena kanker payudara.

Teman saya, kakak dan ayahnya memutuskan pindah ke Malang, tempat asal orang tua mereka. Saya kuliah di Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Bandung sedangkan yang saya tahu dia kuliah di Jurusan matematika Universitas Negeri Surabaya.

Setelah menikah, sahabat saya pindah kembali ke Bandung. Saya memberikan undangan pernikahan padanya via medsos. Kami ngobrol via WA atau Fb kemudian memutuskan untuk bertemu.

Bertemu dengan sahabat saya di masa kecil dengan dua putra dan putrinya dan saya juga membawa putra saya. Kangen-kangenan Kami sambil ngasuh anak di pasar minggu.

Bertemu sahabat semasa kecil
Menemani kegiatan anak bermain pasir sambil ngobrol tentang berbagai hal, dimulai dari teman semasa SD, kehidupan pernikahan, pekerjaan sebagai irt, juga berbagi cerita menarik seputar kehidupan rumah tangga. 

Dia tak berubah tetap jadi pribadi yang menyenangkan, santun, dan selalu penuh dengan senyuman. Kami saling menghargai privasi masing-masing, berbagi banyak hal dalam hidup, dan saling menguatkan. Alhamdulillah, indahnya silaturahmi dan Persahabatan kami.

Baca kisah kami tentang Persahabatan 


Reuni plus buka puasa bersama alumni SLTPN 1 Bandung

Satu lagi kenangan berkesan adalah saat menghadiri acara buka puasa bersama.
Kali ini bersama teman saya, alumn SLTPN 1 Bandung di Treehouse Cafe. Sebuah pertemuan seru yang dihadiri alumni kelas 1-5 dan 3-5 SLTP 1 Bandung.

Reuni seru di Treehouse Cafe

Kami memilih Cafe Treehouse dengan pertimbangan mencari tempat makan plus playground anak. Serunya ngobrol bareng mereka. Bercerita tentang masa SLTP, saat masih unyu-unyu, ada kisah cinlok juga, seputar pekerjaan dan kesibukan mereka sekarang.

Baca juga cerita tentang Buka Bersama di Treehouse Cafe

Jika bukan bulan Ramadan dengan momen buka puasa bersama agak sulit rasanya mengumpulkan mereka. Alhamdulillah berkat silaturahmi dan buka puasa bersama bisa menjadi penghapus rasa rindu akan masa muda dahulu. Sekarang juga masih muda sih, berjiwa muda meski dengan predikat emak-emak. 😅

Itulah kenangan Ramadan berkesan bagi saya mengenai masa kecil dan kisah tentang persahabatan.  Bersyukur tiap tahun bertemu kembali di Bulan Ramadan. Semoga berkah Ramadan menyertai Kita semua.


Salam,







One Day One Post Blogging, Menaklukan Diri Sendiri dengan Tantangan Menulis

Tantangan menulis di blog setiap hari di Bulan Januari bersama Estrilook
Tantangan menulis ODOP with Estrilook Community

Menulis itu butuh konsistensi, salah satu cara agar konsisten menulis adalah dengan mengikuti tantangan menulis one day one post (ODOP), atau setiap hari menulis satu postingan.  ODOP blogging membuat saya menaklukan diri sendiri dengan menuntaskan tantangan menulis setiap hari selama sebulan tanpa jeda.

Menulis di blog sebenarnya aktivatas yang baru saya tekuni selama beberapa bulan ini.  Berawal dari mengikuti kelas blogging for basic dari sebuah komunitas membuat saya terpacu untuk rutin menulis di blog.

Jika dulu saya rutin menulis artikel untuk dikirim ke media, kini aktivitas saya bertambah dengan ngeblog. Jadi Narablog itu mengasyikan, nulis di blog seperti punya rumah sendiri. Kita bisa menulis apapun tapi bukan berarti sembarangan menulis juga, loh. 😅

Perjalanan menulis di dunia literasi susah setahun saya lakoni. Suka dan duka datang silih berganti, tapi tidak membuat saya berhenti karena menulis adalah passion bagi saya.

Bulan Januari ini jadwal saya cukup padat. Tetangga di rumah banyak yang bertanya pada saya.

"Enggak kerja?"

"Di rumah saja," saya jawab sambil tersenyum.

Meski diam di rumah sebenarnya saya tidak berdiam diri, loh. Ada aktivitas menulis yang jadi passion saya. Alhamdulillah sudah berbuah transferan juga. 😍 Jangan tanya nominal, ya? Soalnya saya menikmati setiap prosesnya, mau fee kecil atau besar, alhamdulillah, bersyukur aja terus biar ditambahkan nikmatnya.

ODOP bulan Januari ini berbenturan dengan jadwal saya mengajar kelas menulis artikel di sebuah komunitas, alhamdulillah ada yang mempercayakan saya sebagai mentor menulis artikel. Selain itu saya juga ada editing naskah buku antologi. Meski diam di rumah, waktu saya terpakai untuk ativitas yang postif untungnya, kalau enggak bisa jenuhlah saya 🙈

Sempat tertinggal 10 postingan di odop Januari bareng Estrilook Community, orang lain udah nulis di day 27, saya masih di day 17 karena dua aktivitas di atas yaitu mendampingi peserta kelas menulis artikel dan editing naskah.

Pernah dengar, usaha tidak akan membohongi hasil? Sering pasti, kan, ya? Bener, loh, niat plus kemauan akhirnya membuat saya berlari mengejar ketertinggalan. 10 postingan bisa saya kejar dalan waktu tiga hari kalau enggak salah. Begitu ada waktu senggang saya menulis dan menulis.

Akhirnya odop blogging Januari bisa saya tuntaskan seperti tantangan odop tahun lalu. Ternyata kalau niat dan mau usaha pasti bisa, loh. Memang harus ada yang dikorbankan terutama waktu senggang. Memang begitu kan, ya? Tidak ada sesuatu hal pun yang diraih tanpa perjuangan, kayak dapat sertifikat ini.

Sertifikat ke sekian di dunia literasi

Ternyata kelelahan, ketertinggalan menulis, membagi waktu di tengah padatnya aktivitas bisa dihempas cantik. Hihi ... kayak incess aja 😅

Menulis adalah passion bagi saya. One day one post blogging membuat saya menaklukan diri sendiri untuk menyelesaikan tantangan menulis ini.
So, are u ready for next challenge?



Salam, 





Sebuah Tempat Bernama Rumah

Pic by Pinterest

Sebuah rumah adalah tempatmu pulang, tempat melepas semua penat dan lelah. Sebuah tempat bernama rumah, apakah Kamu nyaman berada di dalamnya?

Arti penting sebuah rumah, tak hanya sebagai kebutuhan primer semata. Alhamdulillah setelah nikah punya rezeki rumah sendiri. Belajar hidup mandiri, tak lagi ada dalam naungan orang tua.

Apakah arti penting sebuah rumah untukmu? Bagi saya pribadi rumah punya nilai tersendiri, ada rasa nyaman ketika pulang ke rumah. Inilah arti sebuah rumah versi saya

1. Tempat bernaung dan kembali pulang

Rumah merupakan sebuah tempat yang melindungi Kita, tempat bernaung dari panas atau hujan juga sebagai tempat kembali pulang. Meski sudah jauh mnegelingi berbagai tempat, adakalanya kangen dan rindu pulang ke rumah.

2. Membingkai kebersamaan dengan keluarga di rumah

Sebuah rumah merupakan tempat berinteraksi antar anggota keluarga. Membangun kedekatan dengan membingkai kebersamaan dari rumah, begitu indah dan membahagiakan. My happy place ...

3. Mendidik anak dan memilih bekerja dari rumah

Inilah pilihan saya, meski sesekali menerima pekerjaan part time job di Lab, tetap saja saya menginginkan kebersamaan dengan anak saya, apalagi usianya masih balita, menjadi saksi tumbuh kembang anak juga mendidik anak dari rumah.

Sudah berbagai macam hal saya coba lakukan dari dari rumah, irt pun harus bisa berkarya, meski diam di rumah sekali pun. Saya pernah mencoba bisnis MLM, kosmetik, bahkan berjualan offline dan online. Ternyata yang paling membuat saya nyaman adalah menulis, karena menulis adalah passion bagi saya.

4. Bukan ukuran yang membuat rumah sempit, ternyata hati dan pikiran Kita sendiri

Ternyata rumah yang ukurannya kecil tidak bermakna sempit, keadaan ini terjadi karena diri Kita sendiri. Hati dan pikiran yang menguasai diri, merasa rumah sempit karena lupa bersyukur, senantiasa melihat terus ke atas, dan lupa memandang ke bawah.
Jangan membandingkan hidupmu dengan orang lain, bersyukurlah agar Kamu bahagia dan menemukan kelapangan.

5. Rumahku ... surgaku, berjuang menciptakan hal ini

Siapa sih yang tak ingin menciptakan surga dari rumah? Pastinya butuh perjuangan, kerja sama, dan terus berusaha menciptakan surga dari rumah. Mulai dari memperbaiki attitude, memberikan teladan, meningkatkan kualitas ibadah dan belajar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Rumah adalah sebuah tempat yang seharusnya membuat penghuninya nyaman dan merasakan ketenangan ketika ada di sana. Sebuah tempat yang dirindukan itu  bernama rumah. Bagaimana menurut Kamu, apa arti penting rumah untukmu?


Salam,





Setahun dalam Kenangan, Memetik 5 Pelajaran Kehidupan dari Nenek

Pic by Canva

Sebuah puisi kutuliskan untuk nenek, dalam kerinduan kutuliskan lantunan kata untuk mewakili perasaanku. Setahun dalam kenangan membuatku terkenang akan nenek. Banyak pelajaran kehidupan dari nenek yang selalu kuingat.

***

Sudut Kenangan

Namamu selalu terukir
Membekas dalam sudut kenangan
Rindu selalu menyapa

Begitu terasa ... dalam tak bertepi
Seringkali kumengingatmu
Tatkala lembayung berganti malam

Sudut kenangan hangatkan jiwa
Melebur bersama asa
Ketika rindu menjelma

Kutahu kau bertahta
Tersenyum penuh makna
Dalam keabadian

Leannie.Azalea
Ketika hujan turun di Kota Kembang, 13 Januari 2019

***

Setahun lebih beberapa hari, nenek berpulang ke rahmatullah. Nenek saya memang tinggal bersebelahan dari rumah Mama. Masih kurasa ada sesuatu yang hilang ketika masuk rumah nenek, yang sekarang ditempati oleh paman, adik bungsu ibuku, anak ketiga nenek.
Inilah nilai kehidupan dari nenek yang selalu kuingat sampai sekarang.

1. Kehilangan membuatnya bersyukur

Nenek pernah bercerita bahwa dahulu ia pernah beberapa kali melahirkan tapi umur anaknya hanya bertahan beberapa hari, beberapa tahun, bahkan pernah keguguran. Kehilangan membuatnya bersyukur masih diberikan banyak nikmat yang lain.

Kehilangan memang membuat dirinya sedih, tapi nenek mengatakan bahwa hidup harus terus berjalan. Sabar adalah kunci kehidupan. Nenek ikhlas kalau anaknya diambil kembali pemiliknya. Ia hanya memiliki tiga orang anak, Ibu saya adalah anak pertama sedangkan dua orang lagi anak lelaki nenek atau kedua paman saya.

2. Memiliki kehidupan pernikahan yang harmonis dan hidup rukun sampai akhir hayat

Saya melihat nenek dan kakek adalah pasangan yang jarang sekali bertengkar, kehidupan pernikahannya pun harmonis.
Nenek  mengatakan bahwa untuk membina pernikahan bahagia, perlu kerja sama kedua pihak.

Nenek menghormati kakek dan begitu pula sebaliknya kakek pun menghargai nenek. Nenek kadang mengalah terhadap kakek, jika ada silang pendapat. Mereka hidup rukun sampai akhir hayat.

3. Bekerja keras untuk hidup, berbagai pekerjaan dilakoni nenek

Nenekku hidup dalam berbagai generasi, ia pernah merasakan hidup di zaman penjajahan Jepang sebelum Indonesia merdeka, orde lama, orde baru, juga zaman reformasi.

Berbagai pekerjaan dijalani nenek, dimulai menjadi buruh tani, menjahit, membuat kasur busa dan menjadi buruh pabrik. Semua dilakukan untuk menyambung hidup dan membantu menyokong perekonomian.

4. Nenek adalah sosok yang sabar dan suka berbagi

Dua hal yang kukagumi dari nenek adalah ia seorang yang sabar dan suka berbagi. Nenek jarang marah, dia seringnya tersenyum dalam menghadapi berbagai hal selalu bersikap tenang dan tidak mudah emosi.

Nenek juga senang memberi terhadap keluarga yang lain juga tetangga. Ketika nenek berpulang banyak sekali orang yang mendoakannya. Semoga nenek tenang dan surga balasan untukmu.

5. Selalu menjalin silaturahmi dengan keluarga yang lain

Sewaktu saya masih TK, hampir setiap minggu diajak mengunjungi saudaranya. Meski harus berjalan agak jauh, nenek tak berkeberatan karena ingin terus menjalin silaturahmi. Nenek dekat dengan saudaranya dan selalu ada untuk mereka.

Setelah nenek tiada banyak yang merasa kehilangannya. Mungkin karena kebaikan nenek yang selalu dikenang banyak orang. Saya sangat menyayangi nenek karena sejak kecil neneklah yang mengasuh dan turut membesarkan saya.

Banyak hal yang membuat saya rindu nenek, tapi sekarang nenek sudah tiada. Setahun dalam kenangan, banyak pelajaran kehidupan yang bisa saya ambil hikmahnya. Hanya doalah yang menyertai kerinduan saya. Semoga surga balasan untukmu, Nek.


Salam,





Pengalaman Pertama Naik Pesawat Bareng Bayi, Mengesankan Banget

Naik pesawat bareng bayi
Baby Dzaky excited lihat pesawat


Traveling adalah hal yang menyenangkan, bukan? Semenjak punya pasangan setelah menikah, saya sering diajak suami jalan-jalan.  Setelah memiliki anak pun masih suka jalan-jalan, intinya suami yang senang traveling, jadi saya ya, ikut aja. Pengalaman pertama naik pesawat bareng bayi yang belum genap setahun memang benar-benar mengesankan.

Senangnya bisa mengunjungi berbagai tempat. Setiap tempat punya makna tersendiri bagi saya yang mengunjunginya. Ketika suami saya ditempatkan di Semarang sekitar Bulan September tahun 2016 yang lalu, sebulan setelah ia bekerja, saya dan Dzaky ikut pergi ke Semarang.

Kami bertiga udah stay di Bandara Husein Sastranegara sekitar jam 17.10 WIB. Foto bareng keluarga besar yang mengantar kepergian Kami ke Semarang. Pas difoto saya sempat nangis, karena berat juga ninggalin Bandung. Difoto pun masih sambil nangis.

Diantar keluarga ke Bandara Husein Sastranegara

Kami berangkat naik pesawat menuju ke Semarang dari Bandara Husein Sastranegara, Bandung menuju Bandara Ahmad Yani, Semarang dengan membawa Dzaky dan bawaan lainnya yang cukup banyak, karena Kami mau menemani suami bekerja di Semarang.

Barang bawaan dari Bandung cukup banyak sekitar 2 koper plus tas besar juga menyiapkan tas khusus berisi makanan, susu, pampers, dan barang bawaan Dzaky. Apalagi bawaan saya juga cukup banyak. Duh, maklum perempuan 😅

Lihatlah Kami, abaikan barang bawaan 

Saya juga membawa babby stroller. Agak ribet juga sih pas naik pesawat, lipet dulu strollernya, diangkat ke sana ke sini sebelumnya, apalagi pas naik tangga, perjuangan banget bawa itu. Sisi  baiknya, babby stroller membantu saya atau suami biar enggak terus-terusan gendong Dzaky yang masih berusia kurang dari setahun.

Dulu berangkat naik pesawat sore hari, sekitar pukul  18.00 WIB, dan sampai di Semarang sekitar pukul 19.45 WIB. Begitu sampai di Bandara cuacanya udah berasa enggak enak, panas banget deh walau udah malam, beda sama suasana Bandung.

Sebelum naik pesawat saya udah suapin Dzaky sama makanan instan, padahal saya jarang ngasih makanan instan yang diseduh, berhubung biar praktis dan udah masuk jam makan Dzaky, saya kasih dia makan plus minum dulu sambil nungguin naik pesawat. Memang kalau masih kurang dari setahun tidurnya bisa dua atau tiga kali sehari.

Sebelum boarding

Begitu naik pesawat, Dzaky excited banget lihat pesawat. Seneng kayaknya. Ini pengalaman pertama naik pesawat bareng bayi. Berhubung Dzaky udah kenyang makan dan minum tadi, dia ketiduran setelah naik pesawat.

Begitu di dalam pesawat, saya gendong dia  yang udah terlelap dalam dekapan setelah kenyang makan tadi.

Istirahat, ya, Nak

 "Anak baik, istirahat aja dulu, ya, Nak!"

Untungnya Dzaky enggak rewel pas naik atau turun pesawat. Traveling kali ini agak rempong sama bawaan, kasian juga suami saya, bawa ini dan itu, aslinya banyak banget. Maafin istrimu enggak bisa simpel bawa barang bawaan, apalagi niatnya mau tinggal nemenin ayahnya Dzaky kerja.

Babby stroller pun bermanfaat banget setelah turun naik pesawat, Dzaky disimpan di stroller sambil saya dan suami membawa bawaan yang aduhai, hehe ....

Alhamdulillah enggak lama kemudian datanglah mobil taksi. Dulu pakai taksi dari Bandara ke tempat tinggal ayahnya lumayan dekat cukup 15 menit atau 20 menit perjalanan dengan mobil.

Pengalaman naik pesawat bareng babby Dzaky memang mengesankan banget. Untung anaknya enggak rewel jadi asyik-asyik aja diajak ke mana pun. Gimana sama Bunda yang lain, adakah pengalaman traveling bareng anak yang tak terlupakan?


Salam,




Memories in Bali, Sebuah Kisah tentang Persahabatan

Berfoto di GWK, Bali, bersama Sahabat
Seru-seruan bareng Sahabat Kuliah di GWK, Bali

Kangen Sahabat kuliah membuat saya terkenang akan Memories in Bali, sebuah kisah tentang indahnya persahabatan. Pertama kali mengunjungi Bali saat fieldtrip D4 Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bandung tahun 2013.

Kuliah D4 ini merupakan kuliah lanjutan selama satu tahun setelah lulus D3 Analis Kesehatan. Sebelum ini saya bekerja di sebuah laboratorium klinik utama ternama di Bandung.

Setelah bekerja hampir lima tahun di laboratorium klinik swasta , saya mengambil keputusan untuk resign dan melanjutkan kuliah D4. Saat itu acara fieldtrip dilaksanakan ke Pulau Dewata, Bali.

Kami pergi dengan penerbangan pesawat dari Bandara Husein Sastranegara ke Bandara Ngurah Rai. Berangkat dari rumah pukul 05.00 WIB, baru naik pesawat sekitar pukul 06.00 WIB.

Sampai di Bali sekitar pukul 9.00 WITA atau 8 WIB.  Sesampainya di Bandara, Kami menuju berbagai tempat untuk kunjungan yaitu ke Puskesmas dan RSUD Sanglah, Denpasar.

Kunjungan ke Lab Mikrobiologi RSUD Sanglah

Kunjungan ke Laboratorium RSUD Sanglah, Denpasar memperlihatkan keadaan Laboratorium di sana. Ada juga kunjungan ke Laboratorium Mikrobiologi RS Sanglah. Seru banget bisa berkunjung ke sini, melihat berbagai alat laboratorium yang sudah canggih dan automatic.

Buat yang pengan cari oleh-oleh khas Bali yang murah meriah bisa datang ke Pasar Seni Guweng di daerah Sukowati, Gianyar, Bali. Jangan sampai kalap belanja, ya. Coba perhitungkan isi dompet Kamu kalau ke sini 😅

Shopping, yuk!

Jalan bareng Sahabat memang asyik dan seru juga. Hihi ... maklum masih mahasiswi, beginilah gaya Kami saat shopping. Hihi ...

Pada nyobain topi buat ke pantai,
entah jadi beli apa enggak 😅

Traveling ke Bali kalau belum lengkap, kalau enggak  ke Pantai,  dong, ya. Beberapa pantai kami kunjungi, Pantai Kuta, Pantai Jimbaran, dan Pantai Tanjung Benoa. Pantai di Tanjung Benoa ini asyik buat cobain banana boat dan berbagai aktivitas olahraga air lainnya, loh. 

Pantai di Jimbaran juga so sweet  alias romantis banget apalagi pas malam dihiasi lampu cantik dan Kami makan lesehan bareng Sahabat. Sebelumnya Kami sudah puas foto-foto di pantai. Masih dengan gaya mahasiswi, beginilah moment yang Kami abadikan. Seru banget pokoknya.

Mantai, nih

Biarlah ombak menerpa,
asal tangan kami saling menggenggam

Love and Friendship

Saya membayangkan suatu saat nanti bisa menikmati indahnya malam di tepi pantai bareng pasangan halal. So Romantic. Dulu pas kuliah masih gadis, alhamdulillah setelah nikah, honeymoonnya ke Bali di Bulan September 2014. Yess, mengunjungi Bali untuk yang kedua kalinya.😍

Nanti saat juga akan menuliskan pengalaman berkesan saat honeymoon ke Bali di blog ini.

Seru banget bisa menghabiskan waktu bareng Sahabat menikmati keindahan pantai-pantai di Bali. Bisa dilihat ekspresi Kami saat itu. Refreshing dulu sebelum berkutat dengan sidang atau skripsi.

Melepas penat bersama Sahabat

Garuda Wisnu Kencana atau GWK identik dengan Bali banget. Kami sempat berkumpul bareng, mengadakan games seru, dan menikmati kebersamaan sambil melihat pemandangan cantik khas Bali.

Udah kaya foto angkatan

Ngumpul bareng

Perjalanan ke Bali memang mengesankan. Keindahan alamnya, arsitekturnya, ragam budaya juga makanan khas Bali benar-benar saya suka.

Arsitektur Bali memang keren

Suka dengan arsitektur khas Bali

Selama tiga hari dua malam menghabiskan waktu di Bali rasanya belum cukup untuk menjelajahi Bali yang memesona. Akhirnya harus check out juga dari hotel tempat kami menginap di sini. Mengabadikan kenangan via foto membuat saya rindu masa-masa ini.

Akhirnya check out juga
Ketika rindu menyapa, saya teringat kembali memories in Bali, sebuah kisah tentang indahnya persahabatan. Ini adalah moment yang tak terlupakan bareng Sahabat bagi saya. Menurut Kamu, kapan moment tak terlupakan ketika teringat Sahabat?


Salam,





Kesan Menjadi Mentor Menulis Artikel di Wrc Scale Up

Training menulis artikel Wrc Scale Up

Menulis artikel ternyata menjadi passion saya. Perjalanan saya  di dunia menulis hingga menjadi mentor menulis adalah sebuah proses panjang. Belajar autodidak menulis artikel, mengamati gaya penulis lain membuat artikel, searching atau googling di browser membuat saya belajar banyak hal.

Segala sesuatu berawal dari niat. Seberapa besar impian yang ingin Kamu raih, ternyata berbanding lurus dengan usaha terbaikmu dan doa tentunya.

Berawal dari rajin mengirimkan artikel ke satu media, membuat saya belajar banyak hal. Konsisten itu, penting tentunya. Meski banyak halangan menulis terutama bagi irt tanpa art dan punya balita seperti saya. Waktu 24 jam berasa kurang ternyata. Hehe, duh, saya jadi inget setrikaan yang numpuk belum tersentuh 😅

Konsisten menulis ternyata membawa saya menjadi kontributor terbaik di salah satu platform menulis online. Hal ini tidak saya raih dengan mudah karena hampir tiap hari menulis dan mengirimkan artikel ke media.

Saya juga ikut berbagai training menulis karena upgrade ilmu itu penting buat saya. Berawal dari mengikuti training menulis fiksi di SBJF bersama Uni Dibatezal, Founder Wrc dan Najmubooks Publishing, saya mendapatkan tawaran untuk menjadi seorang mentor menulis artikel.

Awalnya kaget juga. Saya? Jadi mentor? Hehe 😄 Apa bisa, ya? Saya memang suka menulis dan jika aktivitas ini digunakan untuk berbagi ilmu. Kenapa enggak? Bukankah ilmu yang bermanfaat menjadi pahala di hari akhir nanti?

Dulu memang pernah menjadi assdos di salah satu Stikes di Bandung, berhubung backgroundnya di bidang kesehatan. Kangen ngajar, akhirnya saya terima tawaran sebagai mentor menulis artikel. Alhamdulillah, ada yang percaya pada saya 😊

Mengambil materi dari berbagai sumber, akhirnya saya pun mempersiapkan training menulis artikel ini dari basic, mulai dari mencari ide, menuliskan judul yang menarik, mereview artikel peserta, mengarahkan mereka untuk mendaftar sebagai kontributor media online.

Pada peserta artikel Wrc Scale Up Batch 1, ini adalah kesan pertama saya sharing materi kepenulisan. Saya senang sekali karena mereka begitu excited mengikuti training ini. Alhamdulillah setelah kelas usai sampai kemarin saya cek sudah ada sekitar 12-14 artikel yang dibuat alumni Wrc Scale Up Batch 1 jebol media.

Soal waktu memang agak sulit bagi saya menentukan kapan akan memberi materi, karena tugas di rumah pun menanti saya sebagai seorang ibu, istri, dan mengurus rumah tanpa art.

Kesan saya selama menjadi mentor menulis artikel begitu menyenangkan. Bisa berbagi ilmu dan saat mereka berhasil jebol media, saya pun ikut merasa bahagia.

Kesan dari peserta training menulis artikel Wrc Scale up bisa dilihat di sini

Tanggal 21 Januari ini kelas menulis artikel batch 2 pun usai. Sebenarnya saya agak sedih sih jika peserta training wapri kemudian bertanya banyak hal, yang sebenarnya udah saya jelaskan di materi. Dibaca enggak, ya, sebelum bertanya. Ini yang selalu saya pikirkan.

Ada yang paham dan menanggapi  dengan cepat materi yang masuk, ada juga yang lambat menyimak serta beberapa orang telat mengerjakan tugas, bahkan tidak mengerjakan tugas dari saya. Memang tiap peserta berbeda-beda.

Sayang banget ikut kelas berbayar tapi tidak dioptimalkan. Saya sendiri mencari ilmu menulis artikel cukup lama, berbulan-bulan sampai akhirnya paham juga.

Mungkin tak semua orang kondisinya sama, ada yang punya banyak waktu luang dan ada juga yang merasa sempit. Pintar-pintarlah mencari celah kapan bisa menyimak materi dan menerapkannya.
Konsisten itu diciptakan, lahir dari tekad yang kuat dan butuh perjuangan untuk meraihya.

Terlepas dari itu saya pun sebagai manusia merasa banyak kekurangan. Menebar manfaat melalui tulisan ternyata menyenangkan bagi saya. Teruslah menulis, nikmati prosesnya dan menulis sajalah terus. Itulah kesan saya menjadi mentor menulis artikel dua batch di Wrc Scale Up.


Salam,





Ketika Emak Sakit, Inilah yang Dia Rasakan

Pic by Pinterest

Seorang ibu atau istri, seringkali saya pun menyebut diri dengan sapaan Emak. Kayanya lebih familiar saja. Ketika Emak sedang sakit, apa sih yang ada di dalam pikirannya?

Emak pun manusia, kadang adakalanya dia pun sakit.  Banyak penyebabnya sih mungkin karena kurang memperhatikan. kesehatan diri karena berfokus pada keluarganya. Apa yang ia rasakan ketika seorang ibu sedang sakit? inilah yang dia rasakan!

1. Keluarga tetap jadi prioritasnya

Punya anak masih balita kadang kasian juga kalau emaknya sakit, terus gimana sama dia? Siapa yang menyiapkan makanannya, memandikan dan mengurusnya.

Seorang istri juga kadang merasa kasihan terhadap suaminya, siapa juga yang menyiapkan makanannya ketika ia sakit?

2. Apa kabar kerjaan rumah?

Bagi seorang ibu rumah tangga tanpa asisten, istirahat sehari saja. Apa yang terjadi? Hehe ... udah bisa dibayangin  cucian piring, baju, rumah udah kayak kapal pecah. Terkadang saya memberi waktu rehat sebentar bagi tubuh beristirahat kemudian jika sudah baikan kembali mengerjakan pekerjaan rumah. Sabar, ya, Mak!

3. Emak harus cepat sembuh, segera minum obat dan ke dokter adalah solusi

Terkadang kalau anak sakit seorang Emak sigapnya luar biasa. Ketika dia sakit? Nah, jangan kelamaan. Beristirahat pun tak tenang, rasanya pengen tiduran seharian. Mungkin enggak, ya? Anaknya dititipin paling kalau masih kecil? Kadang kasihan juga yang dititipin takut kerepotan. Makanya Emak kudu cepat sembuh. Minum obat dulu, kalau enggak mempan segera ke dokter.

Seorang Ibu atau Emak adalah posisi yang mulia dan luar biasa. Meski kadang saya sendiri merasa belum sempurna menjadi ibu , saya mau tetap berusaha melakukan yang terbaik. Insyaallah terus belajar. Nah, ketika sedang sakit ternyata itulah yang dirasakan seorang Emak alias Ibu.


Salam,





Setahun di Dunia Literasi, Menemukan Passion lewat Menulis

Menulis adalah passion
Pic by Canva

Saya menemukan passion di dunia menulis, setelah setahun yang lalu ikut terjun di dunia literasi. Awalnya ada seorang teman kuliah share karya menulis antologinya di whats app grup, ada keinginan buat saya untuk memiliki karya yang sama, ya ... punya buku sendiri, meski sampai sekarang baru nulis secara antologi atau nulis bareng penulis lain. Semoga tahun ini kesampaian punya karya solo. Aamiin.

Saya mau sharing tentang bagaimana saya menemukan passion menulis yang selama setahun ini saya berkecimpung di dalamnya.

Mengenal dunia literasi setelah mencoba berbagai bisnis 

Sebelum terjun ke dunia menulis, saya pun menggeluti dunia bisnis online setelah sebelumnya ikut bisnis kecantikan yang dijalankan secara Multi Level Marketing. 

Saya akhirnya off dari bisnis kecantikan merambah ke bisnis pakaian, setahun berjualan baju kebanggaan para Emak sejagat alias "daster" dari Pekalongan dan Bali.

Sayangnya supplier membuat saya kecewa dengan seringnya melakukan kesalahan pengiriman, attitude sang supplier sampai ditikung suplier. Mungkin memang berbisnis bukan passionnya, itu kesimpulan akhir bagi saya.

Terjun di dunia literasi

Setelah saya melihat ada seorang teman kuliah yang mempunyai buku antologi, saya mulai mencari tahu tentang ilmu kepenulisan.

Mengikuti berbagai grup kepenulisan, yang paling saya suka adalah menjadi member grup "Persatuan Penulis Muda dan Pemula Indonesia" yang foundernya Kak Ikhsan Ardiansyah.

Salah satu rekomendasi grup kepenulisan dari saya 

Mendapat rekomendasi dari temen penulis Mbak Diannita Riski, saya banyak belajar ilmu kepenulisan dari grup nulis ini. Ada cikgu saya Ummi Ary Najmi dan Om Agus Maulana Sunjaya yang mengoreksi karya saya.

Awal mula gabung grup PPMPI, saya buta tentang "Ejaaan Bahasa Indonesia".  Parah banget, deh ... alhamdulillah seiring seringnya Umi Ary sama Om Agus sharing ilmu tentang kepenulisan, tulisan saya sekarang mendingan dibandingkan dulu pas awal masuk grup. Belajar itu menyenangkan, kadang ikutan kuis di PPMPI, kadang dapat hadiah juga karena terpilih tulisannya. (Kebetulan kayaknya 😅)

Selain ikut ilmu kepenulisan online, saya pernah ikut tantangan menulis bersama Najmubooks yang diadakan oleh Uni Diba Tesi atau nama penanya Dibatezal.  Saya ingat pemenang tantangan menulis ini adalah Mbak Diannita Riski, seorang novelis yang saya suka karyanya.

Sayangnya seminggu sebelum tantangan selesai, saya lagi enggak fit jadi memang kurang fokus untuk menyelesaikan tantangan. Ternyata Uni Diba seorang punya penerbitan sendiri, saya baru tahu dulu kalau Najmubooks adalah penerbit yang dikelolanya sendiri secara indie. Hehe ... kemana aja, sih, saya 😅

Saya juga mengikuti berbagai training menulis. Saya bersemangat ketika mengikuti kelas Novel bersama Bunda  Asma Nadia dan Bunda Helvy Tiana Rossa, semoga suatu saat saya bisa punya novel seperti mereka.

Sertifikat menulis Novel bersama Asma Nadia

Ternyata ikut training itu jadi candu bagi saya, tentunya harus pilih-pilih yang cocok, baik materi training, mentor sama yang terakhir isi dompet. Hehe 😄

Saya ikut juga training menulis cerita remaja atau teenlit bareng Teh Nina Kirana. Alhamdulillah terbitlah buku antologi cerpen pertama saya yang berjudul "Red Chery," tapi saya jujur ketika menulis tentang cerpen ini masih buta ilmu kepenulisan, jadi belum dieksplore dan mungkin banyak kekurangan dalam penyajian cerita. It's okay, ini jadi salah satu penyemangat untuk berkarya yang lebih baik setelah ini.

Antologi Teenlit Red Chery

Cerpen karya saya

Saya juga ikut training SBJF atau Semua Bisa Jadi Fiksi yang diselenggarakan oleh Uni Diba dan founder Wrc juga. Lewat kelas inilah saya belajar lebih dalam lagi menulis fiksi. Tertarik ikutan Wrc juga, alhasil ikut Wrc Batch 7. Sekarang Wrc udah Batch 11 apa 12 kalau enggak salah.

Setelah kelas usai, ada tugas membuat cerpen. Saya dan Mbak Eda Suhaedah mengunpulkan paling awal tugas akhir ini, akhirnya Kami berdua diculik buat jadi editor magang di Najmubooks. Seru ternyata menggeluti bidang editing naskah, ternyata butuh perjuangan buat ngedit, sering kali saya puyeng baca tulisan orang dan akhirnya "seblak" adalah obatnya. Hehe ... 😄

Selain ikut berbagai training, saya pun ikut lomba menulis, alhamdulillah ada yang nyangkut. Hehe 😄 Ada dua antologi puisi hasil karya lomba menulis sebagai penulis puisi terpilih.  Antologi puisi "First Sight" dari Jejak Publisher dan Antologi puisi tema perempuan berjudul "Endure" dari Elunar Publisher menjadi dua karya saya. Menulis puisi dan traveling adalah hobi saya memang.

Antologi puisi pertama saya

Antologi puisi kedua

Menulis artikel menjadi passion saya

Satu lagi hal yang menjadi passion saya di dunia menulis, yaitu menulis artikel. Awalnya memang niat nulis fiksi tapi setelah saya terjun ke dunia nulis artikel, ini mengasyikan dan jadi candu.

Belajar otodidak nulis artikel, nanya Mbah Google, sharing penulis lain, mengamati penulis lain menulis artikel, terutama Mbak Muyassaroh. Saya sempat kepoin cara dia nulis artikel, nyerap ilmunya juga sih.

Akhirnya pede ngirim artikel ke berbagai  platform menulis. Lebih dari tiga bulan akhirnya saya menjadi kontributor terbaik di salah satu platform bergenre remaja, sebenarnya karena saya rajin nulis dan ngirim artikel jadi dapat poin terbanyak selama sebulan di sana. Sudah ada sekitar 72 buah artikel di tahun 2018 yang lalu,
41 artikel yang dibuat penulis di platform takaitu.com, 9 artikel di Basagita.com dan  11 artikel di Estrilook.com sejak April 2018 dan 1 artikel di Idn Times. Pernah menjadi kontributor terkece Takaitu bulan September 2018.

Alhamdulillah digaet juga sama Wrc buat buka kelas menulis artikel. Kelas menulis artikel "Wrc Scale Up" sudah masuk Batch 2. Semoga saya bisa sharing bareng peserta training, meski sebenarnya ilmu saya belum seberapa. Mungkin karena konsisten menulis, itulah kuncinya.



Setahun di dunia literasi saya menemukan passion saya, bahagia rasanya bisa menulis, selain terapi bisa sharing juga menyampaikan pesan kebaikan lewat tulisan. Berkarya lewat menulis, bonusnya dapat transferan. Alhamdulillah disyukuri berapa pun yang diterima, semoga berkah buat saya dan orang lain. Terus konsisten menulis dan menebar kebaikan.  Insyaallah selalu ingat tujuan saya dalam menulis.



 Salam,