Showing posts with label Menulis. Show all posts
Showing posts with label Menulis. Show all posts

Setahun Usia TLD Catatan Leannie, Memaknai Alasan dan Tujuan Ngeblog

Alasan dan tujuan ngeblog Catatan Leannie
Setahun usia TLD Catatan Leannie

Catatan Leannie diambil sebagai nama blog karena menggunakan nama pena saya. Leannie Azalea adalah nama pena yang saya gunakan ketika menulis fiksi. Bulan Oktober lalu tepatnya setahun sudah usia blog ini setelah migrasi ke Top Level Domain (TLD).

Catatan Leannie sebenarnya diambil dari nama saya sendiri, hanya versi ringkas, kalau Lia Yuliani berasa kepanjangan. Hehe udah gitu  kalau googling keluar nama yang sama cukup banyak. Apakah nama saya pasaran? Oops ... 

Jadi Catatan Leannie ini tadinya dokumentasi berbagai hal yang ingin saya  sampaikan, meski bukan lewat lisan, tetapi bisa saya ungkapkan lewat tulisan.

Setahun lebih usia blog Catatan Leannie, kalau bayi mungkin lagi belajar berjalan. Seperti itu juga blog ini, sedang berusaha  terus melangkah dan mengembangkan diri. Saya juga kembali melakukan perenungan, tentang makna dan alasan saya ngeblog.

Setahun ngeblog dengan TLD, pencapaian apa saja yang telah saya raih selama ini? Beberapa job blogger saya dapatkan dari review buku, pernah sekali ikut lomba blog, dan terpilih masuk ke dalam pemenang. 

Meski jarang bisa dapat job karena kendala follower Ig yang kurang banyak ternyata tak menyurutkan niat saya ngeblog.  Saya anggap bukan rezeki, karena untuk tambah follower dengan ikut follow loop seperti yang kebanyakan blogger lain lakukan, saya merasa kurang  bisa membagi waktu dan fokus. 

Saya membagi fokus untuk menulis, karena jauh sebelum ngeblog saya udah suka nulis artikel dan mengirimkan ke berbagai media online. Saya juga suka nulis puisi, pernah ikutan lomba nulis puisi dan ada beberapa antologi puisi di rumah.  Saya juga pernah punya mimpi menerbitkan novel sendiri. Intinya saya juga mau tetap nulis buku. Buku solo kalau bisa. Aamiin

Jangan tanya Domain Authority atau DA blog saya, amatlah minimalis. Dulu sewaktu masih ada Gplus nilainya belasan, sekarang minimalis banget sudah angkanya.

Mencari tahu tentang DA dengan bertanya atau share bareng blogger lain, kadang blogwalking, atau nanya ke Mbah "Google" ada yang bilang harus nyebar banyak backlink dari web dengan DA tinggi, ada yang bilang  beraihkan blog dari brokenlink.

Selain itu, ada juga yang saranin guest post dari blogger lain, nitip backlink ke blogger yang DA tinggi, banyak banget masukannya. Sampai ada blogger yang enggan balas komentar blogwalking kalau DA blogger yang komen ke dia lebih rendah. Ya sudahlah biarlah itu pilihan mereka.

Berbagai hal membuat saya kembali ke tujuan awal ngeblog. Saya suka menulis inilah salah satu alasan saya memutuskan untuk ngeblog.  Setidaknya ada tiga poin yang perlu dipertimbangkan dalam ngeblog.

Baca juga : 3 Poin Penting yang Perlu diperhatikan untuk Memulai Ngeblog

Mendokumentasikan apa yang ingin saya tuliskan. Saya suka jalan-jalan atau traveling, saya ingin berbagi keseruan mengunjungi berbagai tempat baru, bahwa ternyata traveling itu menyenangkan dan bisa meningkatkan bonding satu sama lain.

Intinya dengan ngeblog, saya bisa bebas menulis sesuai dengan apa yang saya inginkan, agak berbeda dengan menulis di media online ada ketentuan atau kaidah yang memang perlu saya perhatikan ketika mengirimkan artikel ke media.

Seperti halnya blogger lain, saya juga berpikir untuk memonetisasi blog. Salah satunya memutuskan untuk migrasi dari blogspot ke TLD bukan TDL, ya, ini sih tarif dasar listrik. Lol ...

Saya juga tertarik pasang adsense di blog meski berbagai pendapat menganai pemasangan iklan di blog ini. Baru setelah setahun TLD blog saya di ACC adsense, setelah sebelumnya di tolak, loh.

Alasan ditolak adsense di tahun 2019 kemarin karena ada settingan blog yang belum saya lakukan, jadi redirectnya belum aktif. Sempet pusing mikrinya kenapa? 

Perbaiki masalah Anda!
Situs Anda tidak terjangkau. 

Notifnya begitu terus. Enggak tahu mesti diapain. Maklum dulu pas bikin blog modal googling doang, saya belum ikut training berbayar soalnya.

Dulu saya pikir selama bisa saya coba, ya, saya akan coba sendiri. Usaha sendiri dulu aja istilahnya, uang training buat beli berbagai keperluan rumah tangga lain atau ditabung aja. Gitu pikiran saya saat itu. Maklum emak-emak mah gitu. 

Setelah itu saya juga pasang tema sendiri juga, lihat tutorial aja di blog orang lain. Meski ada settingan yang bikin bingung dengan kodingan di blog yang harus edit html. Agak rumit kadang, malah bikin tampilan jadi error kalau salah pasang kode soalnya. 

Kolom delete komentar saya di tema terdahulu enggak muncul jadi susah buat hapus brokenlink yang katanya ngaruh ke DA. Setelah itu jadi pertimbangan buat jasa percantik atau reparasi blog.

Lika liku perjalanan ngeblog selama setahun ini, ikut training bareng komunitas jadi titik awal saya buat konsisten nulis. Saya ikut odop, rutin bw juga. Odop atau one day one post blog ternyata banyak juga manfaatnya.

Baca juga : One Day One Post Blogging, Menaklukan Diri Sendiri untuk Konsisten Menulis 

Meski ada yang bilang untuk menaikkan DA odop kurang efektif atau bw pun kadang enggak berpengaruh kecuali Kita nitip backlink di web lain dengan DA tinggi. Ya oke lah kalau bicara soal teori.
Buat saya,  dengan BW kadang saya silaturahmi dan mengenal blogger lain, banyak belajar ilmu baru juga. Nulis Odop dulu lumayan blognya keisi. 

Ngeblog enggak sekadar ngurusin DA aja, kudu banyakin follower biar dapat job. Enggak cuman ini, loh, makna dan tujuan saya ngeblog. Anggaplah job blogger adalah bonus dan rezeki lain dari menulis. Tujuan saya jauh lebih dari hanya sekadar mendapatkan job, jauh lebih besar dari ini.

Saya mau apa yang saya tulis itu ada manfaatnya buat orang lain, khususnya buat pembaca Catatan Leannie. Saya kadang menulis tentang kisah inspiratif, catatan perjalanan, cerita penuh makna seputar pernikahan atau parenting. Yang terpenting bisa menulis berbagai hal yang bermanfaat dan membawa kebaikan buat penulis dan pembacanya.

Satu hal yang saya harapkan adalah tulisan saya bisa menjadi jalan kebaikan buat orang lain, selain itu bisa jadi amalan yang memberatkan timbangan kebaikan di hari akhir kelak. (Catatan Leannie)

Enggak cuman dari ngeblog, saya pun suka menulis artikel dan menulis buku juga. Ketiganya masih saya jalankan sampai sekarang. Sekadar sharing saja, buat yang baru memulai ngeblog atau mungkin udah lebih lama dari saya, terus semangat dan jangan lupa alasan dan tujuan awal ngeblog.


Salam,



3 Poin Penting yang Harus Kamu Pertimbangkan untuk Menulis di Blog

Pic by Canva

Menulis di blog adalah aktivitas baru bagi saya, meskipun akhir tahun 2017 saya sudah membuat blog, diisinya jarang banget, kalau inget aja, alhasil postingannya baru beberapa buah saja setelah hampir setengah tahun punya blog. Hehe 😄 Kira-kira apa saja sih poin penting yang harus dipertimbangkan saat akan menulis di blog? 

Berawal dari ikut Estrilook Community, saat itu ada training free tentang blogging for basic, nah, ini, cocok banget buat yang pengen belajar tapi belum sempat ikut training. Rahasia umum seorang Emak. Emak, kan, banyak kebutuhan. (Stop curhat, deh 😅)

Nah, setelah Ikut training bareng Mbak Steffi mulailah memperbaiki tampilan blog biar lebih cantik dan betah dilihat. Ini belajarnya juga berproses, hehe ... tiap orang punya kemampuan berbeda dalam prosesnya, saya percaya itu. Percayalah Kamu istimewa dengan semua kelebihan dan kekurangan yang dititipkan-Nya. Simak, yuk, 3   poin penting yang harus Kamu pertimbangkan saat memutuskan untuk menulis di blog!

1. Segala sesuatu berawal dari niat, tentukan niat menulis Kamu

Ini poin penting soalnya, menulis di blog apa, sih, niatnya? Pastikan niat menulis Kamu buat kebaikan, ya. Menulis bisa jadi sarana atau jalan dakwah, yaitu dengan mengajak kebaikan. "Sampaikanlah walau hanya satu ayat." Itulah yang selalu saya ingat untuk menyampaikan kebaikan lewat tulisan.

Kamu bisa menulis berbagai banyak hal dalam tulisan di blogmu.  Bisa sebagai sarana untuk terapi diri juga. Kamu perlu mencatat meskipun ngeblog bisa sharing apa pun, mesti dipilah juga kalimat atau bahasan yang ingin Kamu tulis. Tetap jadi penulis santun dan jaga attitude, ya.

2.  Target atau ditujukan untuk siapa  menulis di blog

Target atau ditujukan untuk siapa menulis di blog memang perlu, dengan demikian Kita bisa menentukan apa saja yang menjadi ide untuk menulis di blog. 

Jika memutuskan untuk menulis tema parenting, mulailah mengamati sekitarmu atau mencari riset dengan membaca. Penulis harus rajin membaca agar memperkaya tulisannya. Ketika semangat sudah mulai memudar, ingatlah untuk siapa Kamu menulis, itu akan memacu diri agar konsisten menulis di blog.

3. Tentukan tujuan jangka panjang ngeblog

Nah, ini juga penting buat Kamu pertimbangkan ketika akan menulis di blog alias ngeblog. Tujuan jangka panjang apa, nih, buat bikin blog?

Ngeblog bisa buat personal branding juga, loh, pembaca bisa menilai diri penulis lewat tulisan yang dia buat.

Telah banyak juga blogger professional yang merasakan manfaat lain dari ngeblog, jika Kita paham ilmunya ternyata ngeblog itu bisa jadi sumber penghasilan tambahan, loh. Bisa dengan kerja sama klien, ikut lomba menulis atau blog competition, atau pasang adsense yang katanya bisa menambah pundi-pundi rupiah juga. Saya masih newbie, jadi masih harus banyak belajar.

Bagi saya pribadi menulis diblog sebagai terapi, media berbagi kebaikan, dan sebagai rekam jejak Kita dalam menulis. Ini bisa dijadikan portfolio juga, loh. 

Itulah 3 poin penting yang harus Kamu pertimbangkan ketika memutuskan untuk menulis di blog alias ngeblog. Gimana, nih, masih ragu untuk ngeblog? Cek dulu ketiga poin di atas, ya 😊


Salam,




Setahun di Dunia Literasi, Menemukan Passion lewat Menulis

Menulis adalah passion
Pic by Canva

Saya menemukan passion di dunia menulis, setelah setahun yang lalu ikut terjun di dunia literasi. Awalnya ada seorang teman kuliah share karya menulis antologinya di whats app grup, ada keinginan buat saya untuk memiliki karya yang sama, ya ... punya buku sendiri, meski sampai sekarang baru nulis secara antologi atau nulis bareng penulis lain. Semoga tahun ini kesampaian punya karya solo. Aamiin.

Saya mau sharing tentang bagaimana saya menemukan passion menulis yang selama setahun ini saya berkecimpung di dalamnya.

Mengenal dunia literasi setelah mencoba berbagai bisnis 

Sebelum terjun ke dunia menulis, saya pun menggeluti dunia bisnis online setelah sebelumnya ikut bisnis kecantikan yang dijalankan secara Multi Level Marketing. 

Saya akhirnya off dari bisnis kecantikan merambah ke bisnis pakaian, setahun berjualan baju kebanggaan para Emak sejagat alias "daster" dari Pekalongan dan Bali.

Sayangnya supplier membuat saya kecewa dengan seringnya melakukan kesalahan pengiriman, attitude sang supplier sampai ditikung suplier. Mungkin memang berbisnis bukan passionnya, itu kesimpulan akhir bagi saya.

Terjun di dunia literasi

Setelah saya melihat ada seorang teman kuliah yang mempunyai buku antologi, saya mulai mencari tahu tentang ilmu kepenulisan.

Mengikuti berbagai grup kepenulisan, yang paling saya suka adalah menjadi member grup "Persatuan Penulis Muda dan Pemula Indonesia" yang foundernya Kak Ikhsan Ardiansyah.

Salah satu rekomendasi grup kepenulisan dari saya 

Mendapat rekomendasi dari temen penulis Mbak Diannita Riski, saya banyak belajar ilmu kepenulisan dari grup nulis ini. Ada cikgu saya Ummi Ary Najmi dan Om Agus Maulana Sunjaya yang mengoreksi karya saya.

Awal mula gabung grup PPMPI, saya buta tentang "Ejaaan Bahasa Indonesia".  Parah banget, deh ... alhamdulillah seiring seringnya Umi Ary sama Om Agus sharing ilmu tentang kepenulisan, tulisan saya sekarang mendingan dibandingkan dulu pas awal masuk grup. Belajar itu menyenangkan, kadang ikutan kuis di PPMPI, kadang dapat hadiah juga karena terpilih tulisannya. (Kebetulan kayaknya 😅)

Selain ikut ilmu kepenulisan online, saya pernah ikut tantangan menulis bersama Najmubooks yang diadakan oleh Uni Diba Tesi atau nama penanya Dibatezal.  Saya ingat pemenang tantangan menulis ini adalah Mbak Diannita Riski, seorang novelis yang saya suka karyanya.

Sayangnya seminggu sebelum tantangan selesai, saya lagi enggak fit jadi memang kurang fokus untuk menyelesaikan tantangan. Ternyata Uni Diba seorang punya penerbitan sendiri, saya baru tahu dulu kalau Najmubooks adalah penerbit yang dikelolanya sendiri secara indie. Hehe ... kemana aja, sih, saya 😅

Saya juga mengikuti berbagai training menulis. Saya bersemangat ketika mengikuti kelas Novel bersama Bunda  Asma Nadia dan Bunda Helvy Tiana Rossa, semoga suatu saat saya bisa punya novel seperti mereka.

Sertifikat menulis Novel bersama Asma Nadia

Ternyata ikut training itu jadi candu bagi saya, tentunya harus pilih-pilih yang cocok, baik materi training, mentor sama yang terakhir isi dompet. Hehe 😄

Saya ikut juga training menulis cerita remaja atau teenlit bareng Teh Nina Kirana. Alhamdulillah terbitlah buku antologi cerpen pertama saya yang berjudul "Red Chery," tapi saya jujur ketika menulis tentang cerpen ini masih buta ilmu kepenulisan, jadi belum dieksplore dan mungkin banyak kekurangan dalam penyajian cerita. It's okay, ini jadi salah satu penyemangat untuk berkarya yang lebih baik setelah ini.

Antologi Teenlit Red Chery

Cerpen karya saya

Saya juga ikut training SBJF atau Semua Bisa Jadi Fiksi yang diselenggarakan oleh Uni Diba dan founder Wrc juga. Lewat kelas inilah saya belajar lebih dalam lagi menulis fiksi. Tertarik ikutan Wrc juga, alhasil ikut Wrc Batch 7. Sekarang Wrc udah Batch 11 apa 12 kalau enggak salah.

Setelah kelas usai, ada tugas membuat cerpen. Saya dan Mbak Eda Suhaedah mengunpulkan paling awal tugas akhir ini, akhirnya Kami berdua diculik buat jadi editor magang di Najmubooks. Seru ternyata menggeluti bidang editing naskah, ternyata butuh perjuangan buat ngedit, sering kali saya puyeng baca tulisan orang dan akhirnya "seblak" adalah obatnya. Hehe ... 😄

Selain ikut berbagai training, saya pun ikut lomba menulis, alhamdulillah ada yang nyangkut. Hehe 😄 Ada dua antologi puisi hasil karya lomba menulis sebagai penulis puisi terpilih.  Antologi puisi "First Sight" dari Jejak Publisher dan Antologi puisi tema perempuan berjudul "Endure" dari Elunar Publisher menjadi dua karya saya. Menulis puisi dan traveling adalah hobi saya memang.

Antologi puisi pertama saya

Antologi puisi kedua

Menulis artikel menjadi passion saya

Satu lagi hal yang menjadi passion saya di dunia menulis, yaitu menulis artikel. Awalnya memang niat nulis fiksi tapi setelah saya terjun ke dunia nulis artikel, ini mengasyikan dan jadi candu.

Belajar otodidak nulis artikel, nanya Mbah Google, sharing penulis lain, mengamati penulis lain menulis artikel, terutama Mbak Muyassaroh. Saya sempat kepoin cara dia nulis artikel, nyerap ilmunya juga sih.

Akhirnya pede ngirim artikel ke berbagai  platform menulis. Lebih dari tiga bulan akhirnya saya menjadi kontributor terbaik di salah satu platform bergenre remaja, sebenarnya karena saya rajin nulis dan ngirim artikel jadi dapat poin terbanyak selama sebulan di sana. Sudah ada sekitar 72 buah artikel di tahun 2018 yang lalu,
41 artikel yang dibuat penulis di platform takaitu.com, 9 artikel di Basagita.com dan  11 artikel di Estrilook.com sejak April 2018 dan 1 artikel di Idn Times. Pernah menjadi kontributor terkece Takaitu bulan September 2018.

Alhamdulillah digaet juga sama Wrc buat buka kelas menulis artikel. Kelas menulis artikel "Wrc Scale Up" sudah masuk Batch 2. Semoga saya bisa sharing bareng peserta training, meski sebenarnya ilmu saya belum seberapa. Mungkin karena konsisten menulis, itulah kuncinya.



Setahun di dunia literasi saya menemukan passion saya, bahagia rasanya bisa menulis, selain terapi bisa sharing juga menyampaikan pesan kebaikan lewat tulisan. Berkarya lewat menulis, bonusnya dapat transferan. Alhamdulillah disyukuri berapa pun yang diterima, semoga berkah buat saya dan orang lain. Terus konsisten menulis dan menebar kebaikan.  Insyaallah selalu ingat tujuan saya dalam menulis.



 Salam,




Merajut Mimpi dengan Menulis


Foto by Pexels.com


Menulis bagiku adalah suatu passion. Hal yang menjadi penyemangat diri untuk berkarya dan mewujudkan helai demi helai mimpi yang sedang kurajut hingga kini.

Sudah sejak zaman masih Sekolah Dasar, saya suka menulis. Pelajaran bahasa Indonesia terutama mengarang adalah hal yang membuat imajinasi saya terbang bebas. Saya juga mulai suka menulis buku harian atau diary

Zaman SLTP saya suka menulis puisi. Puisi yang saya buat semua tersimpan dalam buku diary, sebuah catatan hati yang kini entah ke mana.

Pada waktu SMU saya masuk ekstrakurikuler Theater yang bernama T420. Teather 420 merupakan ekskul SMU 4 Bandung dengan sejumput  memori indah saat saya berada di masa putih abu. Pernah saya mengikuti psikotest saat SMU, hasilnya kemampuan bahasa lebih dari lainnya. Pekerjaan yang cocok untuk saya berdasarkan hasil psikotest adalah jurnalis, diplomat dan juga paramedis. Wow, keren, ya. Ah, entahlah, saya sendiri tidak terlalu menjadikan rujukan hasil psikotest ini.

Qadarullah, saya kuliah di Poltekkes Bandung Jurusan Analis Kesehatan. Yapt, ada benarnya juga hasil psikotest waktu SMU, ternyata saya jadi paramedis juga akhirnya.

Semenjak kuliah, saya menjadi anggota. Medkres atau mading kampus. Dari sinilah saya bisa menulis kembali, menulis cerpen, artikel ilmiah dan puisi. Saya merasa menemukan kembali passion saya dengan menulis.

Semenjak, lulus kuliah dan bekerja, saya berhenti menulis. Menikah dan memiliki seorang putra pun tak ada pikiran untuk kembali menulis.

Suatu ketika teman kuliah saya, yang juga rekan saya di mading kampus menawarkan suatu antologi karyanya dengan suatu komunitas menulis.

Saya jadi tertarik untuk mengikuti komunitas menulis seperti dia. Berawal menjadi leader Indscript membawa saya mengenal dunia literasi. Dunia yang membuat saya tertarik untuk mendalaminya.

Saya mulai konsisten menulis ketika Uni Diba Tesi Zalziyati mengadakan tantangan menulis selama sebulan, meski saya tidak mengikuti sampai akhir dikarenakan sakit. Ini jadi memicu semangat saya untuk terus berkarya.

Berbagai usaha saya lakukan untuk mendalami ilmu menulis, selain mengikuti komunitas online, training online, saya juga belajar otodidak dari Mbah Google.

Hampir setahun lamanya saya berada di dunia literasi, dunia menulis yang ternyata menjadi passion saya. Saya belajar menulis artikel, mengikuti event menulis, training online dan membuat saya tergerak untuk mengirimkan tulisan ke media online. Satu demi satu tulisan saya diapprove sebuah platform menulis. Saya jadi menikmati rasanya menulis.

Apakah yang menjadi alasan saya untuk terus menulis hingga kini?

1. Menulis sebagai Terapi

Mengapa terapi? Ada hal-hal yang tak bisa saya sampaikan langsung tapi bisa terwakili dengan tulisan. Saya bisa menulis puisi atau cerpen. Daripada saya komplain terhadap ini dan itu, lebih baik saya salurkan semuanya ke dalam tulisan. Ini lebih aman dan membuat saya lega.

2. Menulis untuk Berbagi

Bagi saya menulis juga untuk berbagi informasi, pengetahuan, atau hal yang penting dibaca oleh orang lain. Semoga dengan berbagi tulisan bisa mencerahkan dan membuat orang lain terinspirasi.

3. Menulis untuk Menyampaikan Pesan Kebaikan

Yang tak kalah penting dari menulis adalah menyampaikan pesan kebaikan. Tulisan yang kita buat akan dibaca orang lain, maka tulislah hal yang baik. Jangan menulis hal yang bisa menyebabkan permusuhan dan memecah persatuan.

Itulah tiga alasan saya untuk terus menulis. Saya masih memiliki impian lain dengan menulis. Semoga dengan konsisten dan terus berjuang, saya mampu merajut mimpi dengan jalan menulis.

Aamiin ...



Salam,