Showing posts with label Health. Show all posts
Showing posts with label Health. Show all posts

Pengalaman ke IGD RS untuk Kuret dengan BPJS di Masa Pandemi dan Jelang Lebaran 2020


Kuret dengan BPJS di RS saat Pandemi
Lagi di UGD RS saat akan di kuret,
dokumentasi pribadi

Masyaallah ... menuliskan kembali tentang ini jadi inget lagi akhirnya saya bisa melewati semua ini. Pengalaman kuret yang saya lakukan dengan menggunakan BPJS Kesehatan di RSIA Kota Bandung.

Kehamilan kedua yang dinantikan dan akhirnya harus saya relakan juga kalau Dia yang menitipkan, kembali mengambil titipan-Nya. Insyaallah saya sudah belajar mengikhlaskannya.


Nah, saya mau sharing, nih. Pengalaman tak terlupakan saat harus kuret pakai bpjs dan lagi pandemi COVID-19 serta jelang lebaran. Jujur, semua ini butuh perjuangan besar untuk melewatinya.

Ketika tahu harus dikuret, saya memang mengaktifkan BPJS Kesehatan yang udah off selama dua tahun lebih. Setelah dicek kalau pengen mengaktifkan kembali BPJS suami, saya dan anak, kena denda sebesar enam juta rupiah. 

Mungkin ada yang berpendapat daripada ngeluarin uang sejumlah di atas mending bayar mandiri aja. Asuransi kesehatan kan jaga-jaga buat di masa depan. Pengennya sih sehat terus tanpa ada keluhan ini dan itu.

Pertimbangan lain mengaktifkan kembali BPJS yang udah off dua tahun, karena saya juga harus operasi bedah mulut karena kasusnya ada gigi geraham belakang yang baru tumbuh dan tumbuhnya ke samping serta menembus gusi.

Hal ini yang bikin saya sering sakit gigi plus kepala juga ikut nyut-nyutan. Saya enggak mau lagi deh sakit gigi. Baik sakit hati maupun sakit gigi sama-sama enggak enak buat saya. Jadi enggak ada istilah lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati. Big No dua-duanya.

Jadi, setelah BPJS diaktifkan, suami mengubah faskes satu ke dokter pribadi yang dekat dengan rumah, letaknya di kompleks Cipta Graha. Sebelumnya di klinik kesehatan, sih. Berhubung saya mau kuret, suami dan saya meminta rujukan dari dokter yang dekat rumah.

Pukul 16.00 WIB, saya ke sana dengan suami. Meski ada tulisan buka di rumah praktiknya, ternyata dokternya enggak di tempat. Pembantunya bilang baru ada jam setengah enam mungkin. Saat itu  masih puasa. Saya kasihan aja sama suami kalau terus nunggu di tempat praktik dokter, kan dia mau buka puasa juga.

Akhirnya setelah buka puasa langsung ke tempat praktik dokter faskes satu untuk meminta rujukan.  Setelah bertemu dokternya, saya meminta surat rujukan ke rumah sakit, tapi dokter enggak memberi rujukan. Dia menyarankan agar saya langsung ke bagian IGD RS.

Saya dan suami mengikuti saran dokter untuk langsung ke IGD. Malam itu Kami langsung  ke IGD RS Mitra Kasih, selanjutnya ke Hermina Pasteur karena ternyata prosedur di IGD pun tetap meminta surat rujukan. Gimana mau ngasih rujukan, kalau dokter di faskes satunya juga langsung nyuruh datang ke IGD.

Hal yang bikin saya enggak enak saat di RS Mitra Kasih, ada salah satu perawat IGD yang luar biasa juteknya. Hanya dia aja seorang, sih, yang lainnya memperlakukan saya dengan baik.

Sayang saya enggak lihat namanya siapa. Hanya saja sebagai salah seorang nakes dulunya, sempet agak shock aja ketika ditanya perawat soal keluhannya apa. perawat IGD yang  nanya pake marah-marah soalnya.

Padahal pasien lagi meringis karena pendarahan, eh dianya malah nanya pake enggak sabaran.

"Keluhannya apa?!" Sambil agak tinggi nadanya 
"Ada mules, enggak?" Masih galak juga nanyanya.
"Keluhannya yang kerasa banget sakit pinggang, mules paling dikit." Jawab saya 
"Berarti ada mules, dong! jawabnya lagi-lagi ketus.

'Ya Allah salah saya apa coba sampai dibentak-bentak perawat IGD Mitra Kasih ini.'

Sedih pake banget rasanya. Padahal hati udah geram dan panas sama sikapnya dia. Saya ngelihatin hasil USG sebelum dan terakhir saat di Klinik Handayani. Dia masih jutek juga sama saya.

"Saya enggak nanya yang sebelumnya, yang terakhir aja!"

 Ya Allah, sampai percakapan ini juga dia masih pakai nada tinggi. Dalam hati saya mikir berbagai kemungkinan.

'Teh, Kamu enggak lagi menstruasi, kan, ya?' 
'Beban kerja Kamu berat banget, ya, sampai pasien aja kamu marah-marahin?'

Pertanyaan itu berkelebat dalam pikiran saya. Hanya saja enggak saya tanyain langsung. Lagian sungkan juga nanyanya, nanti saya disemprot lagi sama dia.

Ya Allah, tapi perawat lain biasa aja, kok. Bahkan dokter jaga dari IGD Mitra Kasih masih memperkenalkan diri secara sopan dan bertanya dengan cara yang baik. Teteh perawat yang di IGD harusnya belajar dari dokter ini bagaimana cara berinteraksi dengan pasien.

Kamu ketemu sama seorang blogger, sih, jadi apa yang Kamu lakukan pastinya saya abadikan dalam tulisan saya ini.

Saya jelasin balik. Saya kasih yang sebelumnya biar enggak di diagnosis BO. Di USG sebelumnya udah ada janin ukuran 8cm. Itu kata dokter kandungannya.

Baru aja dia diem, Huft ... saya juga seorang nakes, tapi enggak gitu-gitu amat pas lagi kerja dulu. Saya memang kerja di Lab Swasta yang mengutamakan kenyamanan pasien, tapi pas saya kerja di RS juga enggak gitu juga, loh, ke pasien.

Pasien yang datang ke IGD pasti punya keluhan dan indikasi. Meski pasien umum atau pengguna BPJS punya hak  yang sama untuk diperlukan dengan baik.

Tenyata dari pihak  Mitra Kasih bilang kalau dokter buat nanganin kuret lagi cuti lebaran dan adanya tanggal 28 Mei. Sedangkan saya ke sana tanggal 21 Mei 2020

Kelamaan, deh, kalau ikutin prosedur di RS ini kalau infeksi atau pendarahan enggak berhenti-berhenti gimana?

Saya disarankan untuk ke RS lain. Ya sudahlah kalau gitu. Pasrah aja, deh.
Selanjutnya saya dan suami menuju RS Hermina Pasteur.

Sampai di bagian informasi RS, saya bertanya tentang prosedur kuret di RS kalau pakai BPJS. Saya disarankan dua opsi kalau oleh petugas bagian informasi di Hermina.

Pertama, masuk IGD tapi informasi terkini di IGD Hermina saat itu lagi ada pasien PDP sama ODP, kalau masuk sekarang bakal seruangan sama mereka. Shock bangetlah saya denger ini. Saya jadi enggak mau masuk ke IGD Hermina.  Parnoannya kambuh, deh.

Kedua, kontrol dulu ke poli kandungan, tapi enggak bisa sekarang dan harus besok pagi. Itu pun harus ada rujukan dari faskes satu.

Pilihan kedua juga susah berhubung dokter faskes satu juga enggak bersedia kasih rujukan ke saya. Alasannya langsung aja ke IGD RS. Saya berasa kaya bola ping-pong yang dilempar sana sini.

Akhirnya saya minta ke suami pulang aja. Rasanya lelah dua kali bolak-balik keliling RS, dari Cimahi ke Pasteur. Mending besok aja cari rumah sakit lain pikir saya.

Besok pagi saya ke dokter yang jadi faskes satu, lagi-lagi dia enggak ada di tempat, tapi tulisannya selalu Open di tempat kerjanya.

'Dok, kalau lagi enggak di tempat Closed aja tempat praktiknya. Nanti kalau dokter ada di rumah, baru open lagi. Biar pasien kaya saya enggak bolak-balik terus.'

Lagi-lagi kecewa karena dokternya enggak ada. Harus bolak-balik dong saya ke faskes satu ini. Suami akhirnya nelpon BPJS Kesehatan buat ngajuin keluhan dan minta dikembaliin ke faskes sebelumnya di Klinik Afifa Medika.

Petugas BPJS menyanggupi dan mengubah faskes satu keluarga kami ke faskes sebelumnya karena keluhan saya dan suami yang dari kemarin bolak-balik ke tempat praktik dokter tapi dia enggak ada di tempat selama dua hari ini. Dokternya juga agak sulit diminta rujukan. Padahal urgent banget menurut saya.

Ternyata begini prosedurnya kalau ubah faskes via online. Memang kalau report online dokter "R" jadi faskes satu keluarga Kami.

Setelah suami ubah faskes secara daring, sebenarnya baru aktif sebulan ke depan. Saya dan suami kan enggak paham soal ini. Di sistem BPJS, faskes keluarga kami masih di Klinik Kesehatan Afifa Medika, faskes sebelum minta diubah.

Akhirnya suami minta cancel ubah faskes Karena kurang nyamannya Kami di dokter "R" tadi. Setelah petugas BPJS menerima laporan saya, faskes 1 dikembalikan ke sebelumnya di Klinik Afifa Medika.

Saya pun langsung ke klinik Afifa Medika buat minta pengantar ke RS. Sayangnya begitu di depan klinik ada pemberitaan bahwa Klinik tutup sementara waktu dan baru buka kembali pada tanggal 01 Juni 2020.


Ya Allah ... gimana ini? Ke IGD kemarin-kemarin aja ditanyain mana rujukannya. Sedangkan faskes satunya tutup. Dilema lagi pandemi dan jelang lebaran harus ke RS buat kuret.

Akhirnya saya minta suami buat coba RS lain yaitu ke RS Melinda dan RS Santosa. Lagi-lagi ditolak RS Melinda bilang enggak mengcover BPJS buat kuret dan ke RS Santosa enggak bisa nanganin langsung harus ada rujukan dari faskes dan RS lain.

Harus gimana lagi saya? Udah keliling empat RS di Cimahi juga Bandung tapi belum ada hasil. Apa saya harus membiarkan keadaan ini?

Ya Allah ... tolong beri kemudahan bagi saya yang mau kuret saat jelang lebaran dan lagi pandemi seperti ini.

Jadi gimana ini, ya? Saya kan ngaktifin BPJS biar terpakai buat kuret, kalau nungguin faskes buka harus nunggu awal bulan, dong? Sedangkan saya harus segera di kuret, khawatir pendarahan terus dan takut ada infeksi juga.

Selanjutnya saya akan bercerita tentang proses kuret dan kontrol pasca kuret yang saya alami. Part selanjutnya setelah ini, ya.

Ternyata curhatan saya panjang juga, ya. Masyaallah kalau curhat, tenyata bisa  ngalir begini. Moga yang baca enggak bosen, ya.

Beginilah memang kondisi pelayanan kesehatan di negara Kita yang masih harus berbenah. Semoga ke depannya lebih baik lagi dan tak mengecewakan pasien seperti yang saya alami kemarin.



Salam,





Semua Terkena Dampak COVID-19, Begini Cara Meraih Hikmah dan Keseimbangan Hidup

Pengaruh Covid-19 dalam kehidupan,
via freepik.com

COVID-19 telah menjadi pandemi yang punya pengaruh dan dampak terhadap berbagai aspek dalam kehidupan.  Saya menemukan keseimbangan hidup dan meraih hikmah melalui berbagai cara yang akan saya bagikan di sini .

Tak bisa dipungkiri bahwa semua terkena dampaknya, mulai dari kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat bahkan hampir semua negara mengalami dampak COVID-19.

Kini, keadaan sudah tak lagi sama seperti beberapa bulan yang lalu, sekarang setiap kali keluar rumah karena suatu keperluan mendesak, misalnya mencari bahan makanan menjadi kekhawatiran tersendiri apalagi saat berada di public space, seperti supermarket dekat rumah atau saat mengambil uang di atm. Saya percaya semua pasti ada hikmahnya, tak ada sesuatu pun yang sia-sia.


Hikmah di tengah Pandemi COVID-19 ala Catatan Leannie


Tak ada kejadian yang sia-sia, semua pasti ada hikmahnya. Meski, dalam keadaan teberat sekali pun. Setidaknya ada beberapa hikmah yang saya rasakan di tengah Pandemi COVID-19 ini. Bagaimana dengan Sahabat Catatan Leannie?


1.Rajin menjaga kesehatan dan kebersihan 


Rutin mencuci tangan
Rutin mencuci tangan,
via Pixabay.com/ivabalk

Kebiasaan baik ini akhirnya membuat semua orang peduli tentang kesehatan dan kebersihan. Rajin mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer saat berada di luar menjadi suatu keharusan.

Meski sempat di awal social distancing, beberapa stok makanan, multivitamin, hand wash juga hand sanitizer kosong juga. Setelah hampir sebulan, akhirnya stok di supermarket terdekat kembali tersedia. Syukurlah saya masih kebagian stoknya.


2. Menghabiskan waktu penuh bersama keluarga


Stay at home
Stay at home, via freepik.com


Stay at home dan social distancing  membawa banyak perubahan. Di rumah saja menjadi sesuatu yang berharga. Bahagia rasanya menghabiskan waktu penuh bersama keluarga.

Mengajarkan anak full time belajar di rumah  menjadi pengalaman baru buat saya yang anaknya baru masuk PAUD sebulan sebelum anjuran social distancing dan stay at home.

Belajar di rumah
Belajar di rumah, via dokumentasi pribadi


3. Bersyukur atas nikmat sehat


Berdoa dan bersyukur
Berdoa dan bersyukur, via freepik.com

Sehat adalah nikmat yang sangat berharga. Ketika sakit, seringkali orang merasa bahwa sehat itu ternyata nikmat yang harus disyukuri dan dijaga juga. Mengatur pola makan sehat menjadi salah satu ikhtiar menjaga kesehatan. Berdoa juga merupakan salah satu wujud rasa syukur pada-Nya.


4. Mencoba berbagai resep JSR dari bahan alami


Resep JSR untuk Batuk
Resep JSR untuk Batuk Berdahak,
via instagram.com/@rhosa_liena

Sejujurnya saya pernah merasakan rasa kekhawatiran yang berlebih saat diri sendiri mengalami, flu, batuk, juga alergi saat awal ditetapkannya social distancing. 

Sebagai upaya pengobatan saya memilih bahan alami rempah-rempah yang diracik menjadi resep JSR ala dr Zaidul Akbar.


Baca juga : Resep alami untuk Batuk, Flu, dan Alergi ala dr Zaidul Akbar


5. Memasak untuk keluarga dan mengurangi jajan di luar

Memasak untuk keluarga
Memasak untuk keluarga, via freepik.com


Sesekali menjadi IRT kadang ada rasa bosan dengan aktivitas harian yang berulang alhamdulillah sudah mulai menerima keadaan meski perlu proses untuk sampai ke tahap ini. Dulu sebelum nikah mikirnya kalau enggak masak, ya, beli aja, kan banyak yang jual makanan.

Namun kenyataannya memasak sendiri tenyata punya berbagai sisi positif. Selain, memastikan mengolah bahan makanan dengan bersih, mengontrol penambahan msg atau bahkan tanpa menambahkan sama sekali Msg atau penyedap rasa.

Berhubung saya pengen menerapkan pola hidup sehat, saya perlahan mengurangi bahkan tidak menambahkan sama sekali penyedap rasa yang selama ini familiar di lidah. Pengennya sih ngejalanin JSR atau Food Combining, cuman penerapannya masih menyesuaikan.


6. Mencari peluang usaha atau bisnis baru 


Jajanan Papi Martin
Bisnis kuliner keluarga,
via dokumentasi pribadi

Virus Corona ini memang berdampak dan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi. Suami memang punya visi ke depan yang cukup baik, sehingga Kami akhirnya memutuskan untuk mencari peluang usaha atau bisnis baru di bidang kuliner jelang Ramadan ini. Berharap ke depannya bisa membuka lapangan kerja baru untuk dan impian mengunjungi tanah suci bisa terwujud.



7. Peka terhadap lingkungan dengan menjaga sikap dan lisan 


Stay at home and stay safe, via freepik.com


Keadaan atau situasi sekarang membuat orang merasakan kecemasan bahkan agak sensitif juga. Cobalah bersikap peka terhadap lingkungan dan kondisi sekitar dengan menjaga sikap dan lisan.

Jangan meyebar hoax di masyarakat, cobalah memilah informasi di tengah maraknya pemberitaan di masa sekarang ini. Stay at home dan stay safe, ya, buat semuanya.


Cara Menemukan Keseimbangan Hidup Versi Catatan Leannie


Keseimbangan hidup
Relaksasi dan keseimbangan hidup,
via freepik.com

Keadaan yang tak menentu, kapan virus Corona ini berlalu membuat kecemasan meningkat di masyarakat. Bahkan saya sendiri pun sempat mengalaminya.

Kecemasan atau Anxiety merupakan salah satu respon terhadap suatu kejadian, hal ini menjadi salah satu indikator kesehatan mental. Begini cara saya menemukan Keseimbangan hidup di tengah pandemi COVID-19.

✅ Acceptance atau penerimaan dalam hidup


✅ Pausing atau rehat sejenak


✅ Relaksasi dan melepaskan kekhawatiran 


✅Affimasi positif terhadap diri


✅Bersyukur dalam setiap keadaan


Hal pertama yang perlu dilakukan adalah acceptance atau penerimaan terhadap keadaan. Jika masih ada rasa kekhawatiran, cobalah pausing  atau rehat sejenak, bisa dengan mengurangi informasi terkait virus Corona yang meresahkan.

Cobalah relaksasi untuk mengurangi tingkat stress dengan tarik napas sejenak untuk melepaskan kekhawatiran. Affirmasi positif terhadap diri sendiri terlebih dahulu agar emosi lebih stabil. Katakan pada diri bahwa saya bisa menghadapi situasi ini dan keadaan akan membaik setelah pandemi berlalu.

Saat sudah bisa menerima keadaan, hati yang lapang akan mudah merespon keadaan sebagai tanda bersyukur terhadap setiap keadaan.

Meski, saya pribadi tidak tahu kapan pandemi COVID-19 berakhir, mari tetap dukung upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Corona. Lakukan pencegahan dan lindungi keluarga dengan memperkuat sistem imun tubuh.

Semua merasakan pengaruh dan dampak COVID-19, temukan hikmah dan keseimbangan hidup seperti yang saya lakukan agar emosi lebih stabil di tengah pandemi ini. Semoga semua Sahabat Catatan Leannie diberi kesehatan dan keberkahan. Aamiin.



Salam, 



#BPNRamadan2020
#BPNChallengeday2


Berbeda dari Flu Biasa, Inilah Pandemi COVID-19 yang Menyita Perhatian Dunia

Pandemi COVID-19, freepik.com


Corona Virus Disease-2019 atau dikenal dengan COVID-19 telah menjadi pandemi yang menyita perhatian dunia. Covid-19 ditetapkan oleh WHO sebagai Pandemi pada tanggal 11 Maret 2020.

Apa itu Pandemi? Pandemi merupakan peningkatan jumlah kasus penyakit yang menyebar ke berbagai negara di dunia.

Sebelum Pandemi COVID-19, tahun 1918 terjadi pandemi terparah di dunia yaitu kasus Flu Spanyol yang mengakibatkan kematian sebanyak lima puluh juta orang.  Pada tahun 2009, Strain Influenza H1N1 atau Flu Babi menyebar ke seluruh dunia.


Menurut data dari Worldometers, pada hari senin, tanggal 20 April 2020, tercatat sebanyak  2.414.098 kasus COVID-19 di dunia, 629.390 dilaporkan sembuh dan 165.153 meninggal dunia.


Mengenal Corona Virus Disease-2019 (COVID-19)


Morfologi Virus Corona
Morfologi virus Corona, freepik.com


Pada  tanggal 20 Januari 2020, Virus Corona jenis baru yaitu SARS-CoV-2, pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.  Otoritas Kesehatan Kota Wuhan menyatakan bahwa tiga orang meninggal setelah menderita Pneumonia yang disebabkan virus Corona.

Dikutip dari BBC, Michelle Roberts dan James Gallager sebagai koresponden kesehatan dan sains BBC, mengatakan  di pasar grosir hewan dan makanan laut Kota Wuhan dijual hewan liar seperti ular dan kelelawar. Dugaan virus corona baru ini berasal dari hewan liar tersebut. .

Dalam istilah kedokteran, virus Corona jenis baru yang menjadi pandemi saat adalah  2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Secara morfologi, virus Corona ini berbentuk bulat dan memiliki tanduk berbentuk mahkota. Penyebaran virus ini terjadi dari hewan ke manusia, kemudian dari manusia ke manusia lainnya.

Manifestasi klinik Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan sistem pernapasan, infeksi paru-paru berat, hingga berujung kematian.



Perbedaan Gejala Virus Corona atau COVID-19 dengan Flu Biasa


Gejala virus Corona
Gejala virus Corona, freepik.com

Berbagai informasi terkait Virus Corona ini membuat saya sendiri merasa ada suatu kekhawatiran ketika mengalami flu biasa atau terkena influenza saat awal ditetapkannya social distancing.

Tak perlu panik berlebihan, ketahui terlebih dahulu perbedaan gejala Virus Corona dengan Flu biasa. Simak, yuk, perbedaan keduanya di bawah ini!

1. Gejala Flu Biasa


Setelah terjadi Infeksi virus, gejala flu atau pilek memuncak dalam 2-3 hari. Umumnya gejala flu biasa terdiri dari:

✅Bersin
✅Hidung tersumbat atau pilek
✅Sakit tenggorokan atau tenggorokan terasa gatal dan kering
✅Batuk
✅Cairan hidung mengental
✅Mata berair
✅Demam atau meriang


Pada kenyataannya, beberapa orang tidak mengalami demam, hanya merasa flu saja.
Beberapa gejala flu yaitu pilek, hidung tersumbat dan batuk bisa  bertahan selama sepuluh sampai empat belas hari. Pada jangka waktu tersebut, semua gejala di atas akan berangsur membaik.

2. Gejala COVID-19


Gejala COVID-19 umumnya muncul setelah 2-14 hari terinfeksi. Biasanya muncul gejala seperti: 

✅Demam
✅Batuk
✅Sesak napas


Menurut jurnal penelitian The Lancet, gejala lainnya seperti Sakit tenggorokan dan Pilek, dilaporkan sebanyak 5% pasien, sedangkan Diare, Mual, dan Muntah, dilaporkan oleh 1 -2% pasien.

Berdasarkan The New York Times,  pada pasien COVID-19 dilaporkan gejala Pneumonia, bahkan pada kasus yang tidak parah.


Cegah Penyebaran COVID-19 dengan Upaya ini


Pencegahan COVID-19 dengan Germas
10  langkah Germas untuk mencegah virus Corona,
kemenkes.go.id

Virus Corona SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab Covid-19 dianggap lebih berbahaya karena penyebaran dan penularannya lebih cepat, yaitu melalui perantara percikan (droplet), dan kontak langsung dengan benda yang terinfeksi virus.  Virus Corona ini mampu bertahan lama pada suatu benda, tergantung jenis permukaannya.

Menurut situs Kememkes.go.id, untuk menjaga diri dan keluarga  dalam mencegah penularan virus Corona, yaitu dengan melaksanakan 10 Gerakan Masyarakat Sehat atau Germas, diantaranya:


1. Makan makanan bergizi

2. Rajin olahraga dan istirahat

3. Sering cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir

4. Gunakan masker bila batuk atau tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam

5. Tidak merokok

6. Minum air putih 8 gelas/hari

7. Makan makanan yang dimasak sempurna dan jangan makan daging dari hewan yang berpotensi menularkan

8. Jaga kebersihan lingkungan

9. Bila demam dan sesak napas segera ke fasilitas kesehatan

10. Jangan lupa berdoa




Pemerintah menganjurkan social distancing dan stay at home sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona agar tidak cepat meluas. Meski realitasnya kadang tidak sama seperti yang dianjurkan.


Baca juga : Realitas Stay at Home pasca Social Distancing


Demikianlah berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan juga penyebaran COVID-19 agar tidak meningkat. Mari jaga dan lindungi keluarga dari pandemi ini dengan menjaga imunitas keluarga dan mendukung upaya pemerintah melakukan social distancing dan stay at home.

Memang Virus Corona ini berbeda dari flu biasa, maka penting bagi Kita untuk mengetahui gejala COVID-19 dan mewaspadai penyebarannya. Semoga keadaan cepat membaik dan pandemi ini cepat berlalu.



Salam,




#BPNRamadan2020
#BPNChallengeday1









Resep JSR dr Zaidul Akbar untuk Batuk, Flu, dan Alergi dengan Bahan Alami Rempah-rempah

Resep JSR untuk Batuk,
 via instagram.com/@rhosa_liena

Untuk menjaga imunitas keluarga, ada beberapa orang yang memilih bahan alami rempah-rempah sebagai upaya untuk meningkatkan imunitas tubuh dan mengobati berbagai keluhan atau penyakit seperti batuk, flu, dan alergi.

Memang berobat ke dokter diperlukan, tetapi untuk kondisi seperti saya yang punya alergi obat-obatan tertentu, pilihan bahan alami sepertinya bisa menjadi solusi masalah saya.

Selama dimulai social distancing dan stay at home sebagai anjuran pemerintah untuk menanggulangi penyebaran virus Corona semakin meluas, sebenarnya saya sudah mengalami beberapa masalah kesehatan. Sudah berobat ke dokter dan masih belum fit seperti sedia kala.

Saya mengikuti dr Zaidul Akbar di Instagram resminya dan sudah mengenal JSR atau jurus sehat rasulullah dengan bahan rimpang.

Yuk, buat ramuan JSR ala dr Zaidul Akbar buat meningkatkan imunitas tubuh, mengatasi berbagai masalah kesehatan, yang sering saya alami.

Di bawah ini ada beberapa jenis ramuan JSR yang sering saya buat buat buat kondisi saya di atas dengan berbagai keluhan seperti batuk, flu, alergi, Saya ambil gambar dari instagramnya @rhosa_liena dan @ninacuisine_ yang menyimpan dengan baik resep atau ramuan JSR.

1. Resep JSR untuk Batuk


Saya itu punya alergi dingin, jadi selama musim penghujan dan cuaca dingin akan sering batuk-batuk.  Nah, untuk batuk dan flu ada beberapa ramuan atau resep yang bisa digunakan dengan metode JSR.  Beda gejala, beda juga resepnya. Yuk, simak, di bawah ini.

a. Resep batuk kering

Resep JSR  Batuk Kering
Resep JSR untuk Batuk Kering,
via instagram.com/@rhosa_liena

Untuk batuk kering, sediakan 1-2 buah lemon, 2-3 sdm madu. Pada segelas air hangat ditambahkan perasan lemon dan ditambahkan madu. Jangan diberi tambahan gula pasir, ya!

b. Resep batuk berdahak

Resep JSR batuk berdahak
Resep JSR Batuk Berdahak,
via instagram.com/ nanacuisine_

Pada batuk berdahak, sediakan bahan seperti 1 sdt cengkeh, 3 buah Bunga Lawang atau Star Anise. Seduh dengan air panas (kira-kira 300 ml). Setelah hangat tambahkan 2-3 sdm madu.

Resep atau ramuan JSR ini berfungsi sebagai anti bakteri, antibiotik, meningkatkan sistem imun, anti parasit juga.

c. Resep batuk kering pada dewasa disertai tenggorokan gatal

Resep JSR batuk kering dewasa
Resep Batuk kering pada dewasa,
via instagram.com/nanacuisine_

Ada kalanya sebelum batuk, tenggorokan terasa gatal. Saya sering mengalami hal ini soalnya. Bisa jadi mengalami radang tenggorokan sehingga menyebabkan batuk kering.

Resep untuk batuk kering pada dewasa disertai tenggorokan gatal adalah siapkan satu buah sereh, satu atau dua ruas jahe, satu buah lemon, dan madu. 
Caranya jahe diiris tipis, geprek, atau boleh diparut bersama sereh, lalu dipanaskan dengan api kecil selama kurang lebih dua menit. Setelah hangat beri perasan lemon dan madu.

Jangan lupa berdoa sebelum minum ramuan ini. Minum sehari sekali untuk meredakan batuk dan gatal pada tenggorokan.

2. Resep JSR untuk Flu

Resep JSR untuk Flu
Resep JSR untuk Flu,
via instagram.com/@rhosa_liena

Untuk resep flu, siapkan bahan-bahan seperti satu ruas jahe, satu batang kayu manis ukuran sedang, tiga buah cengkeh, satu sendok makan madu, setengah sendok beepolen (saya skip karena enggak ada stoknya di rumah) dan air sebanyak 200-300 cc. Jahe digeprek, lalu tambahkan kayu manis, cengkeh pada seduhan air panas, setelah hangat beri tambahan madu. Aduk merata.

Resep Anti Flu atau pencegahan agar tidak terkena Flu yaitu bisa dengan menyiapkan satu kelingking kunyit, satu buah lemon peras. Rebus kunyit dengan  air sebanyak 300 cc, jangan sampai mendidih airnya. Setelah hangat tambahkan perasan lemon dan madu.


3. Resep JSR untuk Alergi

Resep JSR untuk Alergi,
via instagram.com/@rhosa_liena


Sebenarnya saya baru kemarin-kemarin mengalami alergi yang cukup berat. Biasanya alergi hanya sebatas batuk saat cuaca dingin saja tetapi kemarin-kemarin saat diberlakukannya stay at home dan social distancing, saya mengalami alergi sampai tangan, kaki dan seluruh badan saya kemerahan. 


Urticaria, via dokumentasi pribadi

Ternyata saya mengalami urticaria atau biduran. Kondisi alergi saya sudah pada tahap ini kemarin-kemarin. Urticaria atau dikenal dengan biduran merupakan reaksi kulit dengan rasa gatal dan kemerahan.  

Biduran atau urticaria ini dapat muncul secara tiba-tiba di bagian tangan, kaki, bahkan seluruh bagian tubuh. Hal ini bisa dipicu oleh berbagai faktor. Penjelasan tentang Uricaria lebih lengkap bisa diakses di sini.

Setelah saya pikir sepertinya ada makanan yang saya konsumsi sebagai pemicunya.  Sebelumnya saya makan ikan asin plus sambal terasi, biasanya sih enggak apa-apa, tapi sepertinya ini jadi salah satu pemicu alergi saya.

Nah, saat kondisi daya tahan tubuh melemah, saat itu seluruh badan saya kemerahan. Untung saja keesokan harinya sudah baikan. Alhamdulillah.

Saya makan juga telur rebus setelah alergi saya hilang kemarin, ternyata keesokan harinya tangan, kaki juga badan saya merah-merah lagi. Nah, kan, berarti setelah makan ikan asin, sambal terasi juga telur rebus ternyata bisa jadi pemicu alergi bagi saya.

Saya mencoba mencari resep alergi dari bahan alami. Alhamdulillah setelah dua atau tiga hari kondisi alergi saya mereda dengan ramuan JSR anti alergi ini.

Tips mengatasi alergi dengan metode JSR dr Zaidul Akbar yaitu dengan meminum air alkali, bisa dari infused water kurma atau rempah, sayuran juga buah-buahan.

Untuk mengatasi alergi, siapkan bahan rempah-rempah yaitu satu buah kayu manis ukuran sedang, tiga sampai lima buah cengkeh, tiga buah bunga lawang, segelas air kira-kira 200-300 cc dan madu. 
Seduh dengan air panas atau dipanaskan dengan api kecil selama kurang lebih dua menit. Setelah hangat beri tambahan dua sendok makan madu. 


Sejujurnya untuk kondisi sekarang yang mengharuskan stay at home, cobalah untuk peduli kesehatan keluarga dengan meningkatkan imunitas tubuh.

Baca juga : 7 Tips Jitu untuk Menangkal Corona dengan Meningkatkan Sistem Imun Tubuh

Sebelumnya, saya dulu tipe yang begitu sakit langsung ke dokter, akan tetapi ternyata tubuh saya alergi terhadap obat-obatan tertentu, karena sering kali setelah minum antibiotik, saya mengalami gatal-gatal, terutama di bagian tangan.

Makanya begitu tahu JSR Zaidul Akbar ini merasa senang dan ingin mencoba resepnya saat saya mengalami berbagai keluhan seperti batuk, flu juga alergi seperti yang sering saya alami.

Baca juga : Realitas Stay at Home Pasca Social Distancing

Jika ada yang bertanya mengenai bahan-bahan di atas diperoleh dari mana? Saya sendiri membeli di marketplace seperti shoppee untuk menyetok berbagai rempah-rempah di rumah.

Itulah berbagai resep alami  JSR dari Zaidul Akbar untuk batuk kering, batuk berdahak, batuk disertai tenggorokan kering, flu dan dan alergi yang saya terapkan di rumah. Semoga Sahabat Catatan Leannie diberi kesehatan dan ada dalam lindungan-Nya. Aamiin.



Salam,







7 Tips Jitu Meningkatkan Sistem Imun Tubuh untuk Menangkal Virus Corona


Meningkatkan imunitas untuk menangkal Corona
Meningkatkan imunitas untuk  menangkal Corona, via freepik.com


Virus Corona telah menjadi pandemi atau wabah yang mengegerkan dunia. Sosial distancing dipilih pemerintah sebagai cara untuk mencegah penularan virus corona meluas. Selain itu, memperkuat sistem imunitas tubuh menjadi kunci untuk menangkal virus Corona.

Nah, mulailah peduli dengan kesehatan keluarga. Salah satu caranya dengan  memperkuat sistem imunitas keluarga untuk menangkal Covid-19 atau Corona Virus Disease-2019. Setidaknya ada 7 tips jitu untuk memperkuat sistem imun tubuh yang nanti akan saya bahas pada artikel ini.

Sebelum membahas tentang cara meningkatkan imunitas keluarga, mari Kita simak mengenai Corona Virus Disease-2019 atau Covid-19 di bawah ini!


Tentang Corona Virus Disease-2019


Diberi nama Corona Virus Disease-2019 atau Covid 19 karena kasus awal yang dilaporkan akhir tahun 2019 adalah ditemukannya kasus Pneumonia di Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Corona Virus ini adalah jenis Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus ini berbentuk bulat dan memiliki tanduk mirip dengan tanduk mahkota.


Anatomi virus Corona
Anatomi virus Corona, via freepik.com


Penyebabnya berasal dari hewan atau zoonotic, yang bisa menular pada manusia dengan berbagai metode penularan. 

Virus corona COVID-19 memiliki gejala klinis sebagai berikut:

- demam
- batuk-batuk
- pernafasan cepat dan tak normal
- dahak kental (kuning-kehijauan)
- anggota tubuh lemas
- sinar x pada paru-paru

Virus Corona adalah keluarga dari coronaviridae,  dengan manifestasi klinis   dari ringan, sedang, hingga berat ketika menginfeksi manusia.


Perkembangan terkini kasus Covid-19 di Indonesia


Kasus Corona ini terus bertambah di seluruh dunia, begitu pula di Indonesia. Pada tanggal 02 Maret 2020, Indonesia mengumumkan secara resmi bahwa ada 2 kasus positif COVID-19.

Berdasarkan Liputan6.com pada tanggal 22 Maret 2020,  juru bicara pemerintah untuk virus Corona yaitu Achmad Yurianto mengatakan jumlah kasus positif Covid-19 pada Minggu (22/3/2020) bertambah 64 orang. Sehingga totalnya adalah 514 orang,  jumlah pasien sembuh totalnya 29 orang yang diizinkan pulang, sedangkan untuk kasus meninggal akibat Covid-19 totalnya mencapai 48 orang.

Kasus Corona ini membuat pemerintah menerapkan social distancing, yakni menjaga jarak sosial untuk mengontrol penyebaran Covid-19.


Social distancing
Social distancing, via Pixabay.com


Cara ini dianggap efektif karena penyebaran virus SARS-CoV-2  terjadi lewat droplet atau percikan air liur, bukan dari aerosol atau penyebaran di udara.

Contohnya saja saat orang batuk atau bersin di tempat umum tanpa menutup mulutnya maka air liurnya jatuh ke berbagai permukaan yang kemungkinan dipegang oleh orang lain. Jadi menghindari kontak sosial dianggap efektif untuk mencegah penyebaran virus Corona ini.


7 Tips Jitu untuk menangkal Virus Corona dengan memperkuat sistem imun


Selain menjalankan upaya Social distancing atau menghindari kontak sosial di masyarakat, mulailah peduli dengan kesehatan keluarga.

Setidaknya ada 7 tips jitu yang bisa dilakukan untuk memperkuat sistem imun tubuh agar virus corona tidak menyebar luas. Simak, yuk, di bawah ini!

1. Makan secara teratur dan tepat waktu

Makan teratur dan tepat waktu,
via freepik.com

Tips jitu yang pertama dalam meningkatkan imunitas tubuh adalah makan secara teratur dan tepat waktu. Ketika imunitas tubuh kurang baik, maka asupan yang berasal dari makanan seperti vitamin dan mineral dapat membantu pemulihan kondisi tubuh.

Pastikan konsumsi makanan yang kaya
antioksidan, vitamin, A,C,E dan lainnya untuk meningkatkan imunitas tubuh. Jangan lupa makan secara teratur meski dengan segudang aktivitas.


2. Memperbanyak konsumsi sayur dan buah


Memperbanyak sayur dan buah
Memperbanyak konsumsi sayur dan buah,
via Shutterstock.com


Cobalah untuk memperbanyak sayur dan buah untuk menjaga dan meningkatkan sistem imun tubuh. Vitamin dan mineral pada sayur dan buah dapat menguatkan sistem imunitas tubuh dalam melawan bakteri atau virus.

3. Olahraga secara rutin

Olahraga secara rutin
Rutin berolahraga, via freepik.com


Olahraga secara rutin bisa membuat badan terasa bugar dan membuat tubuh terlindung dari berbagai penyakit. Kamu bisa coba olahraga ringan seperti berjalan kaki  tiga puluh menit setiap harinya, jogging, atau olah raga lainnya.

Dengan diberlakukannya social distancing, olahraga pun  tak harus selalu ke luar rumah, coba saja aktivitas atau olahraga lain, seserti yoga atau senam yang bisa dilakukan di rumah.

4. Istirahat yang cukup

Cukup beristirahat
Cukup beristirahat, via Shutterstock.com


Kurang tidur bisa berdampak buruk terhadap kesehatan karena antibodi yang dihasilkan hanya sedikit saat kurang tidur. Istirahat yang kurang bisa menyebabkan insomnia atau stress. Cobalah untuk tidur setidaknya 7-8 jam tiap harinya.

5. Relaksasi untuk mengurangi stress

Jauhi stress
Relaksasi untuk mengurangi  stress, via freepik.com


Ternyata stress bisa meningkatkan produksi hormon kortisol yang dapat menurunkan kekebalan tubuh. Menjauhi stress yang berlebihan jadi kunci untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh.

Cobalah melakukan kegiatan yang disukai, seperti menjalankan hobi yang menyenangkan untuk melepas penat dan hindari stress. Cobalah menyaring kembali berita atau kurangi penggunaan medsos jika dirasa membuat kekhawatiran bertambah.

Semenjak virus Corona ini merebak, kadang menonton berita atau membuka medsos malah bisa membuat makin khawatir. Cobalah tarik napas sejenak, embuskan perlahan. Ulangi berkali-kali. Teknik relaksasi ini penting buat mengurangi stress.

6. Konsumsi air putih secara rutin

Rutin minum air putih
Minum air putih, via Shutterstock.com


Ternyata konsumsi air putih secara rutin dapat meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh karena air membawa oksigen ke sel tubuh sehingga sistem organ menjadi lancar. 

Air juga dapat membersihkan racun berbahaya dalam tubuh. Oleh karena itu, Kita disarankan minum air putih minimal delapan gelas per hari.


7. Konsumsi vitamin C secara rutin

konsumsi vitamin c
Konsumsi vitamin C, via Shutterstock.com


Konsumsi vitamin c secara rutin merupakan hal terakhir untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Vitamin C atau asam askorbat merupakan nutrisi yang bermanfaat bagi imunitas tubuh.

Asupan vitamin c secara alami bisa didapatkan dari berbagai buah-buahan seperti jeruk, stroberi, jambu biji, pepaya dan buah lainnya.


Pencegahan Terhadap Virus Corona


Gejala dan pencegahan Virus Corona
Ketahui gejala dan pencegahan Virus Corona,
via promkes.kemenkes.go.id


Kita perlu mewaspadai penyebaran virus Corona yang kini semakin meningkat. Tak perlu panik berlebihan dalam menanggapi situasi ini. Patuhi kebijakan pemerintah untuk melakukan social distancing dan cobalah ketujuh tips di atas untuk meningkatkan sistem imun keluarga.

Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan sebelum makan dengan sabun, gunakan masker ketika harus ke luar rumah, berhati-hati kontak dengan binatang, tetap stay at home dan bila ada gejala sakit seperti batuk, pilek, bahkan sesak napas, segeralah periksakan diri ke dokter.

Cobalah untuk melakukan berbagai hal yang postif  dan tetap produktif meski  ada di rumah.

Stay at home, via pixabay.com



Stay at home identik dengan full time mom. Sebenarnya sebagai seorang perempuan yang memutuskan menjadi full time mom atau working mom keduanya punya sisi positif. Tak perlu diperdebatkan lagi, ya!

Baca juga :  Full Time Mom vs Working Mom Tak Selalu Negatif, Inilah 5 Sisi Positif Keduanya

Satu hal lagi, jangan melakukan panic buying yang akan merugikan orang lain. Tak perlu berlebihan apalagi sampai menimbun stok masker sehingga merugikan orang lain yang benar-benar membutuhkan.

Dengan mengetahui tentang virus Corona, penyebaran, gejala, juga pencegahannya. Mari bersama-sama memerangi virus Corona agar tidak menyebar lebih luas.

Itulah 7 tips jitu untuk meningkatkan sistem imun tubuh. Mulailah dari diri sendiri dan keluarga dengan menerapkan ketujuh cara di atas sebagai upaya menangkal virus Corona. Semoga wabah atau pandemi ini cepat berlalu. Aamiin.



Salam,










Mengenal Imunoterapi, Kemajuan Teknologi Terkini untuk Kalahkan Kanker

Teknologi terkini Imunoterapi Kanker
Imunoterapi Kanker, sumber nova.grid.id

Mendengar kata kanker masih menjadi hal yang menakutkan apalagi ternyata kasus kanker ini menjadi penyebab kematian terbanyak kedua di dunia. Seiring kemajuan teknologi, kini ada metode pengobatan terbaru, yaitu Imunoterapi untuk kalahkan kanker.

Imunoterapi merupakan sebuah inovasi yang menjadi harapan baru agar kualitas hidup penyintas kanker menjadi lebih baik.

Kanker merupakan penyakit yang disebabkan adanya pertumbuhan sel abnormal yang  tumbuh tidak terkendali dalam tubuh sehingga dapat merusak sel normal disekitarnya dan di bagian tubuh lainnya.

Kanker merupakan penyakit kronis yang menjadi salah satu hal yang menyebabkan kematian jutaan penduduk yang ada  di dunia.  Tahun 2018 yang lalu , ada 18,1 juta kasus baru kanker di dunia dengan angka kematian sebesar 9,6 juta.

Di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian kedua penyakit tidak menular. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi kanker di Indonesia mengalami peningkatan dari 1,4 per 1.000 penduduk di 2013 menjadi 1,8 per 1.000 penduduk pada 2018. Di Indonesia, jenis kanker yang menyebabkan kematian terbanyak pada pria adalah kanker paru-paru, sedangkan pada wanita adalah kanker payudara.


Pengertian, Penyebab, dan Gejala Kanker


Pengertian Kanker, Penyebab Kanker, Gejala Kanker
Penderita Kanker, sumber Liputan6.com

Penyakit Kanker merupakan penyakit yang menyebabkan kematian, karena pada  tahapan awal perkembangannya tidak menimbulkan gejala sehingga baru diketahui dan diobati setelah stadium lanjut.

Penyebab kanker ini  disebabkan adanya perubahan atau  mutasi genetik pada sel yang membuat sel menjadi abnormal. Sebenarnya, tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk menghancurkan sel abnormal, namun kegagalan dalam. mekanisme  ini akan membuat sel abnormal tumbuh secara tidak terkendali.

Ada beberapa faktor  yang dapat meningkatkan risiko kanker diantaranya :
✓Memiliki riwayat penyakit kanker dalam keluarga

✓ Usia di atas 65 tahun

✓ Merokok

✓Terpapar radiasi, zat kimia seperti  asbes atau benzene atau sinar matahari

✓Terinfeksi virus, seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HPV

✓Terpapar hormon dalam kadar tinggi atau jangka yang panjang

✓ Obesitas

✓Tubuh kurang bergerak dan tidak rutin melakukan olahraga

✓ Menderita penyakit yang menyebabkan inflamasi kronis atau peradangan jangka panjang, seperti kolitis ulseratif

✓Menurunnya sistem kekebalan tubuh, contohnya pada penderita HIV/AIDS.

Gejala kanker ini bervariasi tergantung jenis dan organ tubuh yang terkena kanker.  Gejala yang dialami penderita  kanker diantaranya:

✓ Muncul benjolan,

✓ Nyeri di salah satu bagian tubuh,

✓ Pucat, lemas, dan cepat lelah,

✓ Penurunan berat badan yang drastis,

✓Gangguan buang air atau buang air besar,
 
✓ Batuk kronis,

✓ Demam yang terus berulang,

✓Memar atau mengalami pendarahan spontan

Pasien dengan memiliki gejala di atas, perlu berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan dan pengobatan  yang tepat.


Mekanisme Tubuh terhadap Kanker

Mekanisme Tubuh terhadap Kanker
Mekanisme tubuh terhadap kanker,
sumber kalahkankanker.com

Pada kondisi normal, sistem imun dalam tubuh berfungsi  mendeteksi dan menghancurkan sel “asing”  atau abnormal dengan mengerahkan pasukan sel T.

Cara kerja sistem imun dalam tubuh terdiri dari 3 tahapan, diantaranya:

MENCARI: Sel T mencari semua hal yang menimbulkan bahaya bagi tubuh

MEMINDAI: Sel T memindai sel-sel untuk membedakan sel yang normal dan abnormal atau asing

MENYINGKIRKAN: Saat terdeteksi, Sel T menyerang dan menyingkirkan sel abnormal.

Tubuh memiliki siklus imunitas atau siatem kekebalan tubuh dalam melawan kanker yang terdiri dari 7 tahap:

1. Pelepasan Antigen


Siklus ini dimulai dengan pelepasan antigen, yaitu proses ketika sel kanker mati kemudian melepaskan antigen. Pada dasarnya, antigen merupakan potongan protein kecil dari sel kanker yang telah mati.

2. Antigen Presentation


Tahap kedua ini merupakan tahapan ketika antigen diambil oleh antigen presentation cell (sel dendritik), yang membawa antigen ke tempat pembuangan lokal di kelenjar getah bening.

3. Produksi dan Aktivasi Sel T


Pada tahap ketiga, sel dendritik memberikan potongan antigen pada sel T sehingga terproduksi dan teraktivasi.

4. Perjalanan Sel T


Setelah Sel T diaktifkan di tahap ketiga, Sel T ini masuk ke pembuluh darah dan mencari sel kanker.

5. Infiltrasi Sel T ke dalam Tumor


Ketika sel T tiba di lokasi tumor, tugas mereka adalah untuk masuk ke dalam lokasi tumor. Sel T harus dapat menghancurkan dinding pertahanan tumor dan menembus masuk ke dalamnya.

6. Pengenalan Kanker oleh Sel T


Di dalam tumor, terdapat sel-sel kanker yang nantinya akan dikenali oleh sel T yang telah masuk.

7. Sel T Menghancurkan Sel Kanker


Pada tahapan ini, sel T menjadi aktif untuk melawan sel kanker dan mampu menghancurkannya.

Pada kanker terdapat mekanisme untuk mengelabui sistem imun tubuh dengan terbentuknya PD-L1. PD-L1 adalah protein yang ada di permukaan sel kanker dan fungsinya  menjadi faktor penghalang  dalam sistem imun pada tubuh terhadap kanker atau disebut immune checkpoint.

Protein PD-L pada kanker saat berikatan dengan protein lain seperti B7.1 dan PD-1 akan menghambat proses pembentukan dan aktivasi pasukan sel T di kelenjar getah bening sehingga menghalangi proses penghancuran sel kanker oleh sel T.

Metode terbaru pengobatan kanker adalah dengan mengembalikan fungsi sistem imun melalui Imunoterapi Kanker.


Pengobatan Kanker dengan Imunoterapi


Pengobatan dengan Imunoterapi Kanker
Imunoterapi Kanker, metode pengobatan terkini
Sumber kalahkankanker.com

Pengobatan kanker yang banyak dikenal masyarakat adalah kemoterapi, akan tetapi seiring perkembangan teknologi terkini telah ditemukan metode  pengobatan terbaru yang diklaim lebih baik dan efektif dari kemoterapi yang dikenal dengan Imunoterapi kanker.

Pada kemoterapi, cara kerjanya adalah  menyerang semua sel aktif di tubuh,  tak hanya sel kanker saja, tapi juga sel-sel aktif lainnya seperti sel rambut, kuku, atau kulit. 

Sedangkan cara kerja pengobatan imunoterapi adalah mendorong kerja sistem imun atau sistem kekebalan tubuh agar efektif dalam melawan kanker.  

Imunoterapi merupakan sebuah terobosan baru yang menjadi salah satu solusi dan secercah harapan bagi penyintas kanker yang masuk ke Indonesia sejak tahun 2013 yang lalu.

Imunoterapi bertujuan menstimulasi sistem imun untuk secara spesifik menargetkan dan membunuh sel kanker.
Imunoterapi kanker bekerja pada tahapan pembentukan dan aktivasi pasukan sel T pada kelenjar getah bening dan penghancuran sel kanker yang ada di dalam tumor.

Metode Imunoterapi Kanker adalah dengan mengembalikan fungsi sistem imun dengan cara memblokir ikatan PD-L1 dengan protein lain sehingga sel T dapat mengenali sel kanker dan menghancurkannya.

Ada beberapa contoh imunoterapi kanker yang telah dikembangkan antara lain anti PD-L1, anti PD-1, dan anti CTL4.

Saat ini, di Indonesia satu-satunya imunoterapi yang  diterapkan adalah atezolizumab, yang merupakan anti PD-L1 untuk pasien kanker paru dan kandung kemih pada stadium lanjut.

Penelitian membuktikan bahwa kemoterapi dapat meningkatkan harapan hidup kurang lebih 16,7 bulan, sedangkan imunoterapi bisa mencapai 30 bulan. Selain itu, respon pemberian obat imunoterapi ternyata lebih tinggi dibandingkan kemoterapi pada first line atau pengobatan pertama, yaitu
kurang lebih sekitar 70 persen berbanding  40 persen.

Sebagai pencegahan terhadap penyakit kanker, Kamu bisa melakukan berbagai hal seperti cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin melakukan aktivitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat cukup dan kelola stress.

Selain itu hindari paparan sinar matahari secara langsung, gunakan masker di tempat yang penuh polusi udara, lakukan vaksinasi, dan hindari konsumsi alkohol.

Jika ada yang terkena indikasi atau menemukan gejala sakit yang berlanjut, segeralah hubungi dokter untuk penanganan yang paling tepat. Dengan adanya  kemajuan teknologi terkini melalui Imunoterapi diharapkan menjadi secercah harapan baru bagi penyintas kanker. 





Sumber Gambar:

Gambar diambil dari website  kalahkankanker.com, novagrid.id yang diedit dengan Snapseed, dan Liputan6.com.



Artikel ini diikutsertakan dalam Blog Competition “Kalahkan Kanker dengan Imunoterapi."

✓Tulisan yang  saya muat di blog liayuliani.com ini adalah hasil karya pribadi dan belum pernah dipublikasikan di mana pun

✓ Saya bersedia jika tulisan yang dimuat di blog ini diterbitkan pada website www.kalahkankanker.com.

✓ Saya bukan karyawan dan
atau keluarga dari karyawan Mothers on Mission ataupun Roche.




Inilah 5 Manfaat Pentingnya Silaturahmi Bagi Kesehatan Jiwa

Manfaat silaturahmi untuk kesehatan jiwa
Pic by dream.co.id
Ramadan adalah bulan suci yang istimewa. Salah satu hal yang terjalin indah ketika Ramadan atau Idulfitri adalah silaturahmi bersama keluarga tercinta. Ternyata silaturahmi juga mempunyai efek baik bagi kehatan jiwa.

Silaturahmi termasuk salah satu tanda beriman pada Allah. Pada hadits yang di riwayatkan Bukhori menganjurkan untuk menyambung tali silaturahmi.
Keutamaan silaturahmi bisa diketahui dari sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali silaturahmi." Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka katakanlah yang baik atau diam” (HR. Bukhari).

Seseorang yang beriman pada hari akhir harus berkata baik atau sebaiknya diam saja, jika tidak mampu menjaga ucapannya. Terkadang ucapan yang buruk bisa menyebabkan seseorang menjadi lemah, merasa dibully atau depresi karena tak kuat mendengarkan kata-kata yang menyakiti hatinya.

Meskipun begitu, menjaga tali silaturahmi sangat dilanjurkan, jangan sampai memutuskan silaturahmi karena ada suatu hal tertentu.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir ra, Rasullah menceritakan amalan yang utama. Beliau bersabda:

“Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu” (HR Ahmad)

Salah satu hal yang membuat hati tenang adalah menyambung silaturahmi karena bisa berpengaruh terhadap kesehatan jiwa.  Simak, yuk, 5 manfaat pentingnya silaturahmi bagi kesehatan jiwa!


1. Meredakan stress dan cemas berlebihan. 

Masalah dalam hidup yang bertubi-tubi bisa membuat Kamu merasa stress, cemas, dan bingung mencari solusinya. Dengan bersilaturahmi setidaknya Kamu bisa bicara dari hati ke hati dan membuat hati lebih lega dan terbebas dari perasaan negatif.

2. Mendapatkan solusi dari masalah

Bersilaturahmi merupakan interaksi dengan pihak lain, bahkan mungkin nantinya akan ada solusi terbaik. Bisa jadi saudara, teman, atau rekan kerja bisa meringankan beban masalahmu dan memilihkan jalan keluar dari masalah yang menimpamu. Berpikir bersama bisa memberikanmu pilihan untuk keluar dari masalah.

3. Memperpanjang usia

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW menyatakan bahwa:

“Barangsiapa yang senang diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.”

Dengan bersilaturahmi, akan membuka pintu rizki dan dipanjangkan umurnya. Alasan bahwa interaksi sosial dapat memperpanjang usia karena berhubungan dengan sistem imun atau kekebalan tubuh seseorang. Semakin bersosialisasi maka kekebalan tubuh akan meningkat sehingga mampu menangkal berbagai penyakit.

4. Memperkuat daya ingat dan kemampuan kognitif

Hal ini disebabkan seseorang yang sering berinteraksi dengan orang lain, aktif secara sosial atau bersilaturahmi biasanya punya daya ingat kuat dan kemampuan kognitif yang lebih baik.


5  Memperbaiki mood dan membuat diri menjadi bahagia

Ternyata bersilaturahmi memiliki pengaruh terhadap kesehatan mental karena bisa mengurangi rasa stress, cemas, atau depresi karena suatu masalah.

Semakin banyak bersilaturahmi akan mempererat tali persaudaraan, memanjangkan umur dan membuka pintu rezeki, meningkatkan ketaatan terhadap Allah SWT, penyebab masuk surga dan dijauhkan dari neraka.

Selain itu, bersilaturahmi juga bisa memperbaiki mood dan membuat diri menjadi bahagia. Hikmah lain dari silaturahmi adalah membuat Kita dan yang dikunjungi merasa senang.

Menjalin tali silaturahmi merupakan salah satu jalan untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah. Caranya dapat dilakukan dengan mengunjungi saudara atau  kerabat dekat.  Itulah hikmah dan manfaat kesehatan jiwa dari  silaturahmi. Jadi, tak perlu ragu untuk sering mengunjungi dan bercengkrama satu sama lain, ya.


Salam,